"Aku mendengar kamu baru saja bertunangan."
"Benar." Jawab Ghani dengan berat hati.
"Apa dia wanita yang kamu cintai?"
"Mengapa kamu bertanya seperti itu?"
"Aku ingin merebut mu darinya."
Ghani langsung menahan nafasnya mendengar jawaban berani Lucy sebelum akhirnya Lucy tertawa pelan.
"Seharusnya kamu menawarkan ku sebuah teh atau kopi. Kamu harus menyambut donatur sepertiku dengan baik bukan?"
Ghani akhirnya tersenyum lega, ia mengira jika Lucy benar-benar ingin kembali berjuang seperti dulu.
"Jadi kamu menjadi donatur di rumah sakit ini?" Tanya Ghani sambil membuatkan kopi untuk Lucy.
"Benar..."
"Terima kasih banyak."
"Aku melakukannya agar aku dapat memiliki alasan untuk menemuimu."
Tangan Ghani yang sedang mengaduk kopi di cangkir yang ia pegang langsung terdiam dan kemudian ia merasakan Lucy menyentuh bahunya.
"Apa kamu tidak pernah memikirkanku setelah aku pergi?" Tanya Lucy sambil menyandarkan kepalanya di bahu bidang Ghani.