Chu~
Kecupan itu mendarat tepat dan lembut menyentuh permukaan pipi Ghani. Ia terdiam sesaat ketika merasakan jantungnya tiba-tiba berdebar tidak menentu.
"Makanlah..." Ucap Ghani gugup, ia segera duduk tepat disebelah Lucy dan bertingkah seolah tidak terjadi apapun padahal dalam hatinya berdebar tidak karuan.
Mereka sudah pernah berciuman sebelumnya, tapi entah kenapa kecupan singkat yang Lucy berikan di pipinya membuatnya terasa panas terbakar.
"Kenapa kamu duduk disana?" Tanya Lucy, Ghani memang duduk di sebelahnya tapi ada satu kursi kosong diantara mereka seolah sengaja Ghani jadikan penyekat.
"Aku memang biasa duduk disini." Jawab Ghani asal.
Lucy memutar bola matanya, ia tahu jika Ghani hanya sengaja menghindarinya.
"Kapan gips di kaki ku di lepas?" Tanya Lucy memulai pembicaraan.
"Dua Minggu lagi." Jawab Ghani tanpa menoleh.
"Kenapa lama sekali..."
"Karena kakimu terluka cukup parah, kamu beruntung tidak kehilangan kakimu."