"Apapun itu, kamu harus berhati-hati. Ingat akan kesehatanmu." Pesan William sebelum melangkah pergi.
"Mengapa kamu perduli padaku?" Tanya Rayhan membuat langakah kaki William terhenti seketika.
William lantas menoleh dan tersenyum tipis sambil menjawab. "Karena kamu adalah adikku."
Rayhan memalingkan wajahnya ketika hatinya terasa mendapatkan pukulan keras dan membuatnya meneteskan air mata yang sejak tadi membuat dadanya sesak.
Mungkinkah... Mungkinkah William sudah mengetahui hubungan sebenarnya diantara mereka berdua?
"Dalam darahmu mengalir darahku dan di dalam darahku mengalir darahmu. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak lagi terkait." Ucap William lagi.
Jadi William sudah tahu? Rayhan mengepalkan kedua tangannya lebih kencang lagi, tubuhnya bergetar menahan air mata yang ingin terus menetes.
Kerinduan ini, rasa benci ini menjadi bercampur dan membuatnya kesakitan.
"Rayhan..." William memanggil dan menyentuh bahu Rayhan yang terlihat jelas bergetar.
