Baru saja aku merengkuhmu dan menjadi milikku, kini kamu pergi meninggalkanku dengan segala penyesalanku.
Kynan
***
Kynan mengendarai mobilnya menuju arah bandara, pikirannya sudah sangat kacau. Seorang Kynan yang selalu rapi sekarang terlihat sangat berantakan. Tangannya masih sibuk menghubungi Kendra. Kynan yakin Kendra tahu dimana Aluna berada. Kendra tetap tidak menjawab panggilan darinya. Sampai di bandara, Kynan langsung menuju bagian informasi, Kynan mencari informasi tentang penumpang bernama Aluna, tetapi nihil.
Kembali ke dalam mobilnya dia menghubungi seseorang kembali. Saat panggilannya dijawab seseorang diseberang line, Kynan tanpa basa basi memberikan perintah.
"Cari seseorang dengan nama Aluna Ayu. Nanti saya kirim fotonya." Kynan menutup sambungan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya. Kynan melempar ponselnya kembali ke jok samping dan memutar arah mobilnya kembali ke apartemennya.
***
"Bisa kamu ceritakan apa yang terjadi? Kynan pasti membunuhku jika tahu kamu bersamaku." Kendra menatap Aluna dengan penuh harap akan mendapat jawaban.
Aluna menghembuskan nafas pelan, mau lari kemanapun Aluna akan tetap dikejar jika Kendra belum mendapatkan jawabannya.
"Kak Kynan kemarin datang kerumah, memaksa untuk masuk tetapi aku biarkan dia diluar sampai tengah malam. Dan saat aku keluar kamar aku kira dia sudah pulang tapi ternyata tidak. Kynan berdiri di luar dan tiba-tiba dia terjatuh, pingsan." Aluna menceritakan kejadian kemarin kepada Kendra mulai awal sampai pada kepemilikan yang diikrarkan Kynan kepada dirinya.
Kendra melongo, kakaknya yang sangat anti kepada Aluna bisa tiba - tiba menyatakan Aluna adalah miliknya? Kendra akhirnya mempunyai ide agar kakaknya mendapatkan pelajaran. Kendra tahu jika kakaknya mencintai Aluna tapi pria itu terlalu bodoh untuk mengetahui perasaannya sendiri. Terlihat dari bingungnya dia saat ini yang berkali - kali menghubunginya menayakan keberadaan Aluna.
Aluna besok mengambil penerbangan pagi, malam ini Toni ikut tidur di hotel tempat Aluna menginap. Aluna sudah menyiapkan keperluannya untuk keberangkatannya. Aluna mengaktifkan ponselnya dan disana banyak notifikasi panggilan dari Kynan. Ada puluhan panggilan dan pesan dari Kynan. Aluna hanya menghela nafas dan menonaktifkan kembali ponselnya tanoa melihat pesan yang dikirim Kynan untuknya.
Ponsel Kynan berbunyi, orang suruhan Kynan melaporkan melihat Aluna berada di bandara. Kynan langsung melompat dan berlari mengambil kunci mobil dan langsung menuju bandara.
Sampai di bandara, Kynan berlari ketempat yang sudah ditunjukkan oleh orang suruhannya. Disana dilihatnya Aluna sedang memeluk Kendra dan juga Toni berada didekatnya.
"LOVEE...!!!!" teriak Kynan saat Aluna akan melangkah masuk, Aluna berhenti mendengar teriakan seseorang yang sangat dia hafal. Panggilan itu hanya untuknya. Kynan merengkuh Aluna dari belakang. Memeluknya erat.
"Please don't go!" Aluna menggeleng mendengar permintaan Kynan.
"Ma'af kak tidak bisa. Aku harus pergi." Aluna berusaha melepas tangan Kynan yang memeluknya, tapi sulit. Tangan Kynan memeluknya erat, bahkan sangat erat.
"Please..... Ma'afkan aku. Bukan maksudku melupakanmu. Aku hanya...." Kynan bingung akan menjelaskan apa kepada Aluna. Hatinya masih bimbang. Aluna menghembuskan nafas dan berbalik.
"Sudahlah kak. Aku mengerti. Jangan dipikirkan, aku baik-baik saja. Tanpa kakak aku akan berusaha untuk bisa. Aku baik-baik saja tanpa kakak." Aluna menahan air matanya agar tidak keluar. Melihat Kynan yang seperti itu menumbuhkan rasa yang berusaha dia kubur di hatinya.
"NO!!! Kamu tidak boleh tanpa aku. Kamu harus bersamaku!" Kynan menggeleng, pikirannya membayangkan Aluna yang bahagia bersama dengan orang selain dia membuat hatinya nyeri.
"Kamu pergi kemana? Kendra! Tiket Aluna mana?" tanya Kynan sambil menengadahkan tangannya tanpa melihat kearah Kendra. Kynan masih menatap kearah Aluna. Dia tidak ingin saat berpaling Aluna menghilang dari hadapannya.
"Ada pada Aluna kak. Sudahlah. Lepaskan Aluna." jawab Kendra datar sambil bersendekao dibelakang Kynan. Mendengar jawaban adiknya Kynan mengeraskan rahangnya. Tatapannya beralih ke arah Kendra dan sangat tajam. Kendra bergidik melihat tatapan kakaknya yang baru pertama kali seperti itu kepadanya.
"Mana?" tangan Kynan meminta tiket pesawat Aluna. Dengan berat hati Aluna memberikan tiket pesawatnya. Kynan melihat dan tersenyum. "Oke. Aku akan segera menyusulmu kesana." Jawab Kynan setelah mengetahui tujuan Aluna. Aluna hanya melongo melihat Kynan yang seenak jidatnya akan menyusulnya.
"Bagaimana bisa melupakanmu kak jika kamu menyusul?" tanpa sadar Alura menggumankan isi hatinya dan di dengar jelas telinga Kynan.
"NOOO! sampai kapanpun kamu tidak boleh melupakanku. Karena aku akan selalu ada, dan kamu hanya untukku. Kamu milikku Love. Hanya MILIKKU!" Kynan memeluk Aluna erat. Dia tidak akan melepaskan Aluna lagi. Aluna hanya untuknya. Miliknya. Tidak ada yang boleh memiliki Aluna selain Kynan. Biarkan kali ini Aluna pergi, tapi ketika saatnya tiba, Kynan tidak akan melepaskan Aluna sampai kapanpun.
***