Chereads / Sentuhan Dendam Penuh Gairah / Chapter 29 - Apakah Masih Sangat Sakit?

Chapter 29 - Apakah Masih Sangat Sakit?

"Berhubung ini adalah kesalahan dari pihak sekolah, maka untuk hal itu, kami akan segera mengatur ujian susulan untukmu," kata Kepala Sekolah.

Gu Xiaoran awalnya mengira bahwa mereka akan memberinya nilai A secara langsung. Tidak disangka masih sempat-sempatnya hendak mengatur waktu untuknya agar dapat mengikuti ujian susulan. Dasar rubah tua! Umpatnya karena kesal.

"Ayo kita pergi," ucap Mo Qing sambil meraih bahu Gu Xiaoran dan berjalan ke pintu dengan wajah dingin.

Gu Xiaoran awalnya berpikir bahwa hari ini dia akan dikeluarkan dari sekolah dan dipermalukan oleh keluarga Feng, tetapi siapa yang menyangka jika saat ini dia masih dapat bersekolah dan bahkan sekolah akan mengeluarkan permohonan maaf secara terbuka padanya. Pada masa-masa sulit hidupnya, yang hadir untuknya, membantu menyelesaikan masalahnya dan membelanya mati-matian, bukanlah tunangannya Han Ke, melainkan pria yang ada di sebelahnya sekarang. Dia menoleh dan memandangi tubuh tinggi pria itu sejenak. Hatinya terasa tersentuh dan terharu akan apa yang Mo Qing telah lakukan untuknya. 

Begitu keluar dari gedung kantor Kepala Sekolah, Gu Xiaoran menghentikan langkahnya sejenak. Dia menghadapkan tubuhnya ke arah Mo Qing sambil menatap mata indahnya. "Aku tidak menyangka kamu akan datang… Terima kasih!" ucapnya bersungguh-sungguh sambil menundukkan kepalanya.

"Menurutmu bagaimana kamu dapat berterima kasih padaku? Hmm... Biarkan aku berpikir dahulu… Dengan tubuhmu?" sahut Mo Qing sambil seolah-olah sedang berpikir keras.

Mendengar perkataan Mo Qing, perasaan kesal mulai kembali timbul pada hati Gu Xiaoran. "Hari ini bukan aku yang memintamu untuk datang. Jadi hal ini tidak termasuk dengan taruhan kita," balasnya dengan dingin. 

Gu Xiaoran benar-benar tidak habis pikir dengan sikap Mo Qing. Di ruangan kepala sekolah tadi, pria itu terlihat begitu tenang, tegas dan berwibawa. Begitu keluar, pria itu malah kembali menjadi Mo Qing yang dikenalnya, yaitu sosok yang liar dan menyebalkan. "Aku benar-benar tidak memintamu untuk datang," imbuhnya lagi.

"Jadi maksudmu aku yang memohon pada mu agar dapat datang untuk menolongmu hari ini?" tanya Mo Qing dengan suara yang terdengar dingin. Jelas-jelas Gu Xiaoran yang terlebih dahulu menghubunginya dan dia pun telah datang ke sekolah dan membereskan masalahnya, namun kini gadis itu malah tidak mau mengakui hal itu.

"Bukan itu maksudku," ucap Gu Xiaoran dengan cepat. Dia hanya merasa bahwa taruhan yang mampu membuat bos besar Imperial Group menjadi budaknya seumur hidup, hanya dia habiskan untuk urusan Feng Gang, sangatlah teramat menyedihkan. "Jadi apa yang kamu ingin aku lakukan?" tanyanya dengan tidak rela.

"Kali ini tidak dihitung," sahut Mo Qing sambil memandang Gu Xiaoran. Wajah gadis itu terlihat muram dan hal itu membuatnya tidak sanggup menahan senyumnya.

"Benarkah?" tanya Gu Xiaoran dengan mata berbinar-binar.

Mo Qing mengiyakan pertanyaan Gu Xiaoran dengan datar. Apa yang dia inginkannya saat ini, gadis itu belum dapat mengabulkannya. Dia tahu benar akan hal itu, sehingga untuk saat ini, dia hanya akan menyimpannya di dalam hatinya saja.

"Kamu orang yang sangat ba…" Gu Xiaoran hendak menyelesaikan kalimatnya sebelum akhirnya dia teringat akan paksaan-paksaan yang telah Mo Qing lakukan kepadanya. Dia menelan kembali kata baik ke dalam mulutnya. Bajingan seperti pria itu mana mungkin dapat menjadi orang yang baik? Sungguh mustahil rasanya, gumamnya dalam hati.

"Ini, aku kembalikan kotak makan siangmu," ujar Gu Xiaoran sambil menyodorkan kotak makan siang dari kayu itu pada Mo Qing.

"Buang saja," sahut Mo Qing ketus. Setiap dia teringat akan kotak makan itu, entah mengapa membuatnya teringat akan perlakuan buruk yang telah diterima Gu Xiaoran hari ini. Hatinya pun menjadi kesal seketika.

"Apa?" ucap Gu Xiaoran terkejut. Dia tidak paham apa yang salah dengan kotak makan siang ini. Kotak ini jelas-jelas terbuat dari bahan pilihan dan ukiran di bagian atasnya terasa sangat halus. Entah buatan tangan seniman mana yang telah membuat kotak makan ini. Jika tidak salah menebak, kotak makan ini pasti berharga sangat mahal, jadi dia tidak mungkin dapat membuangnya begitu saja.

"Sudah bekas kamu pakai begitu. Bagaimana mungkin kamu mengembalikannya padaku?" kata Mo Qing terkesan dingin sambil menatapnya tajam.

Gu Xiaoran tersedak. Dia benar-benar lupa bahwa Mo Qing sangat cinta kebersihan. 

Tiba-tiba, Mo Qing menggenggam erat kedua tangan Gu Xiaoran, menundukkan kepalanya ke arah wajah gadis itu dan bertanya, "Apa masih terasa sangat sakit?" 

Topiknya beralih terlalu drastis, sehingga membuat Gu Xiaoran termangu sejenak. Dia terdiam dan berpikir apa yang dimaksudkan Mo Qing dengan rasa sakit.

Seluruh wajah manisnya memerah seketika. Dia teringat akan kejadian ketika Feng Gang mengata-ngatainya tadi, bahkan semua perkataan pria itu terdengar hingga ke telinganya. Wajahnya berubah dari merah menjadi pucat, kembali merah lagi dan akhirnya menjadi gelap dan muram. Jika bukan karena Mo Qing yang menyiksanya terus menerus tanpa memberinya kesempatan untuk beristirahat, dia juga tidak mungkin akan berjalan sambil menahan rasa sakit pada selangkangannya seperti pada hari ini. Jika pria di hadapannya ini tidak melakukan hal itu terhadapnya, tidak mungkin juga Feng Gang akan berpikir yang tidak-tidak dan sampai berani untuk berlaku tidak sopan kepadanya seperti tadi.

Jadi sebenarnya penyebab utama kejadian hari ini adalah dia! Batin Gu Xiaoran kesal sambil menatap tajam ke arah Mo Qing.

Melihat Gu Xiaoran tidak menggubris pertanyaannya, Mo Qing kembali mengangkat suara dan berkata, "Kalau masih sakit, aku akan memberimu obat untuk meredakan sakitnya."

Memberikanku obat? Maksudnya dia mau mencari kesempatan untuk menindasku lagi? Gumam Gu Xiaoran di dalam hatinya. Kini dia teringat akan kejadian pagi tadi, ketika Mo Qing membantunya untuk mengoleskan obat dan membersihkan tubuhnya dari noda-noda darah. Rasanya begitu memalukan hingga membuatnya ingin masuk ke sebuah lubang besar dan tidak ingin keluar lagi.