Pria tua itu tampak sedikit kecewa dengan jawaban yang dikatakan Gu Xiaoran. Kemudian dia pun bertanya lagi, "Apakah kamu punya saudara perempuan lagi?"
"Aku punya saudara kembar." Gu Xiaoran memikirkan Xiaopian dan perasaannya seketika tertekan dan dadanya terasa sesak.
Pria tua itu mengangguk ringan, "Siapa namanya?"
"Xiaopian."
"Buah-buah lembut dipetik, daun-daun berguguran dengan elegan."
"Tuan Besar, apa maksud Anda?"
"Ah, tidak apa-apa, itu hanya sajak dalam sebuah puisi."
Sebuah Mobil Audi tiba-tiba berhenti di depan tangga, kemudian Qiu Bai turun dari mobil dan membukakan pintu belakang.
"Tuan Besar, saya pamit dulu. Sampai jumpa." Gu Xiaoran menjabat tangan pria tua itu dan berpamitan untuk pergi.
"Sampai jumpa, kapan-kapan aku akan mengajak kamu bermain lagi."
"Baiklah!" Gu Xiaoran tersenyum dan masuk ke mobil.
Setelah itu Qiu Bai langsung menutup pintu mobil dan duduk ke kursi pengemudi.