Ketika silau lampu mobil itu mulai meredup, Gu Xiaoran melihat mobil Pagani abu-abu perak yang tak asing sedang terparkir di lantai bawah.
Atap mobil itu lalu terbuka dan tampak sosok tinggi seperti pohon pinus, dengan tangannya masih santai memegang kemudi. Seseorang dengan sikap yang garang dan mendominasi itu menoleh ke arahnya. Di tengah malam itu, tatapan mereka saling bertemu.
Cahaya rembulan menerangi wajah pria itu. Kemudian pria itu menarik sudut bibirnya, dan dia pun tersenyum. Meskipun tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tapi Gu Xiaoran tahu ketampanan pria itu seperti rembulan cerah yang tidak bisa membuatnya berpikir dengan jernih.
Gu Xiaoran menahan napas dengan gugup, dia takut bahwa apa yang dilihatkan saat ini hanyalah ilusi semata. Gu Xiaoran berharap tekanan udara yang ditahan di dadanya itu dapat menghempas ilusi yang ada di depannya saat ini.