Chereads / Suamiku Bisnismen / Chapter 9 - Cemburu

Chapter 9 - Cemburu

Tanpa berpikir panjang, Gu Xi langsung menolak undangan itu, "Katakan saja aku tidak punya waktu."

"Baik." 

"Direktur Gu, apakah Anda mau sarapan?" Lin Yunzhi khawatir. 

Gu Xi tidak mendongak dan berkata pelan, "Aku ingin secangkir kopi."

Lin Yunzhi tidak setuju, "Kopi tidak baik bagi tubuh. Bagaimana dengan secangkir teh susu dan sepotong kue mousse?"

Gu Xi tidak suka makanan manis, tapi dia tidak ingin menolak kebaikan Lin Yunzhi. Akhirnya, dia mengangguk. 

Lin Yunzhi pun segera menghidangkan makanan. Sepertinya dia sudah membelinya dari tadi.

Mungkin karena Gu Xi lapar, makanan itu terasa enak.

Gu Xi masih merasa pusing...

Setelah pertemuan yang panjang di pagi tadi, seluruh karyawan pun mulai sibuk. Gu Xi baru bisa bersantai pada jam 7 malam.

Untungnya, harga saham Perusahaan Gu tidak terlalu rendah hari ini. Tapi Gu Xi masih gelisah. Dia selalu merasa bahwa pihak musuh sedang merencanakan sesuatu.

Lin Yunzhi mengucapkan selamat tinggal pada Gu Xi di tempat parkir, "Direktur Gu, haruskah aku mengantarmu?"

Setelah bekerja terus menerus selama lebih dari 30 jam, wajah Gu Xi terlihat pucat.

"Tidak perlu." Gu Xi mengeluarkan kunci mobil dan masuk ke dalam mobilnya. 

Lin Yunzhi tersenyum dan pergi terlebih dahulu.

Gu Xi tidak langsung pergi. Dia duduk diam sejenak...

Kemudian, dia menyalakan mesin mobil...

Tiba-tiba Qin Mo berdiri di samping jendela mobilnya...

Gu Xi melihatnya… 

Qin Mo tidak membiarkan Gu Xi pergi.

Gu Xi sangat lelah, dan dia tidak ingin berurusan dengan pria itu lagi.

"Minggir!" teriak Gu Xi. 

Bukannya minggir, Qin Mo malah berjalan ke depan mobil Gu Xi. Dia berdiri tegak dan menatapnya. "Gu Xi, beranikah kau mengatakan bahwa kau tidak mencintaiku?"

Tangan Gu Xi memegang setir. Dia diam saja… 

Qin Mo berkata dengan sedikit marah, "Tabraklah kalau kau memang tidak mencintaiku!" 

"Kau pikir aku tidak berani?" Gu Xi menatapnya dan berkata dengan dingin.

Kemudian, kakinya menginjak pedal gas...

Mobil sport putih milik Gu Xi berjalan lurus ke arah Qin Mo.

Tubuh Qin Mo menegang, tapi dia tidak menghindar.

Gu Xi mengerem mobilnya beberapa inci dari Qin Mo!

Wajah Qin Mo menjadi pucat. Dia langsung berjalan ke arah Gu Xi. 

Kemudian, dia membuka pintu mobil dan menarik Gu Xi keluar...

"Qin..." Sebelum Gu Xi selesai berbicara, Qin Mo menciumnya...

Gu Xi berusaha untuk melepaskan diri darinya, tapi Qin Mo menahan tangannya dengan kuat. 

Dia menciumnya berulang kali...

Gu Xi terpaksa dicium olehnya. Kemudian dia menggigit bibir Qin Mo dengan keras...

Qin Mo berteriak dan akhirnya berhenti menciumnya. 

"Apakah kau masih mengatakan bahwa kau tidak mencintaiku?" Qin Mo menyentuh bibirnya dengan lembut. 

Gu Xi memalingkan muka. 

Qin Mo menarik wajahnya dan berkata lembut, "Mengapa kau begitu peduli? Mengapa kau begitu membenciku? Bukankah itu berarti bahwa kau mencintaiku?"

"Tidak! Aku tidak mencintaimu!" teriak Gu Xi. 

Qin Mo berkata pelan, "Gu Xi, kau boleh memarahiku dan memukulku. Tapi kau tidak boleh mengabaikanku!"

"Bagaimana kalau aku mengatakan... bahwa aku mencintaimu… bisakah kau memberiku kesempatan lagi?" lanjut Qin Mo. 

Wajah Gu Xi memerah, dan ia terlihat sangat menggoda. Kali ini, Qin Mo tidak ingin menahan dirinya lagi.

Wajah Qin Mo perlahan mendekat, namun Gu Xi mendorongnya dengan kedua tangannya.

Saat ini, pikiran Gu Xi sangat kacau. "Qin Mo, aku tidak mencintaimu lagi!"

"Gu Xi, aku tidak percaya!" Qin Mo mencoba untuk menarik Gu Xi.

"Percaya atau tidak, hubungan kita sudah berakhir!" Gu Xi berkata dengan tegas. Lalu dia masuk ke mobil dan menutup pintu dengan keras!

Qin Mo mengepalkan tinjunya… 

Gu Xi melaju keluar dari tempat parkir, dan air matanya mengalir deras.

Dia menyeka air matanya dan berkata pada dirinya sendiri bahwa dia tidak apa-apa…

....

Pei Qian berdiri di depan jendela. Ia mengenakan kemeja putih dan celana panjang kasual.

Song Yazhan mengetuk pintu dan masuk sambil membawa tas arsip.

Pei Qian berbalik tanpa ekspresi.

Hari ini, Gu Xi menolak tawaran makan malamnya.

Sepertinya wanita ini sulit dikendalikan.

Pei Qian membuka tas arsip tersebut. Tiba-tiba dia tertegun. 

Dalam foto itu, Qin Mo memeluk dan mencium Gu Xi di tempat parkir.

Pei Qian melemparkan foto tersebut ke atas meja dengan emosi yang membara.

Song Yazhan tersenyum. 'Apakah Presiden sedang cemburu?' 

Pei Qian terus melihat foto-foto itu lekat-lekat.

Bagus sekali!

Apakah wanita itu tidak menganggapnya?

Pei Qian mengambil ponselnya dan menelepon.

Di sisi lain, ponsel Gu Xi berdering...

Gu Xi melihat panggilan dari nomor asing. Ia berpikir-pikir sejenak kemudian mengangkatnya, "Halo?"

"Aku Pei Qian. Kemarilah sekarang," kata Pei Qian dengan suara rendah.

Gu Xi tertegun sejenak, "Ada apa?"

"Jika kau ingin harga sahammu besok menurun, kau bisa mengabaikanku." Pei Qing melanjutkan, "Aku hanya memberimu waktu setengah jam!" Setelah selesai berbicara, dia pun menutup telepon.

Ini adalah pertama kalinya dia melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang.

Dia bahkan tidak punya waktu untuk memikirkan akibat dari perbuatannya.

Dia hanya tahu bahwa saat ini dia sangat cemburu.