Song Yazhan melihat pemandangan di depannya ini, dan kemudian bertanya, "Presiden, apakah Anda masih mau menemui Tang Xinru?"
Pei Qian duduk di kursi belakang. Ia tidak menunjukkan ekspresi apa pun.
Dia duduk diam dan berkata, "Ayo, jalan."
Tanpa banyak bicara, Song Yazhan langsung menuruti perintah presidennya.
Tampaknya masalah Nona Gu dan Qin Mo ini membuat suasana hati Pei Qian memburuk.
Di sepanjang jalan, Pei Qian terus membaca sebuah dokumen.
Sepuluh menit kemudian, dia tiba-tiba melemparkan dokumen tersebut
Akhirnya dia marah...
Sesampai di Klub Heijue, Pei Qian masuk ke dalam sebuah ruangan. Sekitar sepuluh menit kemudian, Tang Xinru juga masuk ke dalam sana
Setelah berbicara dengan Pei Qian, Tang Xinru mengepalkan tangannya
Beberapa saat kemudian, Tang Xinru berkata, "Aku akan menuruti perintahmu, Tuan Pei."
Pei Qian puas dengan jawaban Tang Xinru dan langsung menyuruhnya keluar.
Setelah Tang Xinru pergi, telepon Pei Qian berdering...
Ternyata, yang meneleponnya adalah Gu Xi.
Raut wajah Pei Qian berubah, dan Song Yazhan segera keluar ruangan...
Setelah pintu ditutup, Pei Qing menjawab teleponnya.
"Ada apa?" Suasana hati Pei Qian sedang buruk.
Gu Xi ragu-ragu sebentar, lalu bertanya, "Pei Qian, apakah kau memberi tahu Qin Mo tentang kontrak kita?"
Pei Qian tidak menyangkalnya, "Qin Mo bersedia 'membuang' sejumlah uang untukmu. Bukankah itu bagus?"
Nada bicara Pei Qian membuat Gu Xi sangat tidak nyaman...
"Kalau begitu, tidak ada apa-apa." Gu Xi ingin menutup telepon.
Pei Qian langsung berkata, "Kenapa? Kau takut?"
Pei Qian mencibir, "Kau tenang saja, aku sudah membuat perjanjian dengan Qin Mo. Dia akan mengirim uangnya ke kantorku besok, dan aku tidak akan menyentuhmu malam ini."
Gu Xi terdiam sebentar dan menutup telepon.
Dia melihat bintang-bintang di langit dan memikirkan kata-kata Qin Mo tadi...
Qin Mo mengatakan bahwa dia tidak menyukai Tang Xinru. Bahkan dia tidak peduli dengan hubungan Gu Xi dengan Pei Qian…
Gu Xi tahu bahwa Qin Mo sangat menyukainya, sampai-sampai mengatakan hal semacam itu…
Saat ini, hati Gu Xi sangat kacau. Ia tidak tahu harus berbuat apa.
Dia masih ragu, tapi dia juga belum bisa memaafkan Qin Mo.
Gu Xi hanya duduk dan tidak makan malam. Perutnya sedikit tidak nyaman...
Dia berbalik dan berjalan ke sofa, lalu mengambil tasnya. Dia ingat bahwa Pei Qian menaruh beberapa obat di dalam tasnya.
Setelah memakan obat tersebut, Gu Xi masih merasa tidak nyaman.
Ia berbaring di tempat tidur dan akhirnya tertidur...
Tapi ia tidak bisa tidur nyenyak. Ia memimpikan momen ketika dia masih kecil. Dia memimpikan kakak lelaki itu…
Di mimpinya, dia melihat wajah Qin Mo. Qin Mo menatapnya dan berkata dengan penuh perhatian, "Gu Xi, ayo kita pergi bersama."
Tapi beberapa saat kemudian, Pei Qian berjalan mendekat dan menatap mereka. "Gu Xi, selama ini yang kau tunggu adalah aku."
Gu Xi terbangun dengan tubuh yang dibasahi keringat...
Tiba-tiba, Ponsel Gu Xi berdering…
Ternyata Pei Qian yang menelepon.
Sebenarnya Gu Xi malas berbicara dengannya, tapi dia tetap menjawab.
"Datanglah ke kantorku jam 9 pagi ini. Jangan lupa bawa kontrak itu." Suara Pei Qian sangat pelan.
Gu Xi hanya terdiam. Ia masih merasa sedang bermimpi.
Ia masih belum selesai mempertimbangkannya... Kalau ia menerima bantuan Qin Mo, ia harus pergi bersama Qin Mo.
"Pei Qian... aku masih belum memutuskan."
Pei Qian berkata dengan dingin, "Apakah ini perlu dipertimbangkan?"
Setelah selesai berbicara, Pei Qian langsung menutup telepon.
Gu Xi sedikit marah, 'Mengapa dia selalu bertindak sesuka hatinya?!'
Dia melemparkan ponselnya dengan kesal, lalu bangkit dan pergi ke kamar mandi.
Gu Xi menyikat gigi sambil mengumpat Pei Qian di dalam hatinya...
Semakin memikirkannya, Gu Xi semakin kesal.
Bukankah Pei Qian ingin dia pergi?
Kalau begitu, dia akan pergi.
Lalu, dia akan membicarakan dengan Qin Mo tentang uang ganti rugi itu dan membayarnya nanti.
Sebelum keluar rumah, Gu Xi minum segelas susu dan makan beberapa potong roti.
Gu Xi pergi ke perusahaannya sebentar, kemudian baru pergi ke Perusahaan Kaisar.
Di lobi, seorang resepsionis wanita tersenyum dan berkata, "Direktur Gu, Presiden Pei sudah menunggu Anda di kantor."
Wanita tersebut membawanya ke lift dan berkata dengan sopan, "Direktur Gu, nanti Anda akan dijemput di lantai 45."
Ketika pintu lift terbuka, Sekretaris Pei Qian, Shen Miaoyin, datang dan menyambut Gu Xi dengan sopan, "Direktur Gu, Presiden Pei sudah menunggu Anda."
Gu Xi mengangguk dan mengikutinya di belakang.
Shen Miaoyin membuka pintu dan mempersilakan Gu Xi masuk. Kemudian, Shen Miaoyin menutup pintu dengan rapat.
Gu Xi berhenti sejenak, kemudian ia melihat Pei Qian duduk di depan meja.
Pei Qian mengenakan kemeja putih dan dasi berwarna abu-abu. Ini membuatnya terlihat sangat elegan dan tampan.
Tentu saja, Qin Mo juga sangat tampan. Tapi, kalau keduanya dibandingkan, Pei Qian masih sedikit lebih tampan.
Saat ini, pandangan Pei Qian tertuju pada Gu Xi. "Sudah datang?"
Pei Qian berkata dengan dingin, "Nanti kita bicarakan setelah Qin Mo datang."
Pei Qian melanjutkan, "Kupikir kau sudah memutuskannya."
Saat ini, Pei Qian terlihat sangat menawan... Gu Xi tahu bahwa pria seperti Pei Qian bisa mendapatkan wanita cantik dengan sangat mudah.
Gu Xi hanya tidak mengerti mengapa Pei Qian memilihnya.
Mungkin kata-kata Qin Mo benar. Dari awal, Pei Qian memang hanya ingin membalas dendam pada Qin Mo?
Gu Xi tidak tahu hubungan antara Pei Qian dan Qin Mo.
Qin Mo juga tidak menceritakan ini padanya.