Su Wan dan Di Ya duduk berhadapan di kedua ujung meja, dan suasana yang hampir aneh menyebar di antara mereka, meskipun Di Ya sudah menebak dalam hatinya, dia tahu bahwa kakaknya mungkin adalah dalangnya, tapi bagaimanapun juga dia adalah kakak kesayangannya, dan Di Ya tidak berani menyebut nama Fiennes secara langsung sebelumnya.
Siapa yang mengira bahwa Su Wan akan mengungkapkan kebenaran tanpa ragu-ragu. Dia telah duduk dengan baik sebelumnya, tetapi pada saat ini ketika Di Ya melihat sosok ramping di meja seberang, dia tiba-tiba merasa seperti sedang duduk di peniti, dan dia merasa tidak nyaman secara fisik dan mental.
"Nona Su, kamu mengatakan bahwa kamu dan Kaisar dibunuh oleh saudara laki-laki saya, tetapi Fiennes adalah saudara laki-laki saya, dan saya tidak bisa mengkhianati dia untuk orang luar." ujar Di Ya, keningnya berkedut untuk beberapa saat, tapi dia akhirnya berbicara dengan malu-malu.
...
