Di dalam keremangan cahaya Kaisar menatap mata Su Wan dengan ragu, hatinya terasa begitu sakit, rasa cemburu bagaikan ular berbisa yang terus menggerogoti darah dan dagingnya.
Gerakan tangan laki-laki itu terhenti saat mendengar nama laki-laki itu dari mulut Su Wan. Su Wan terus menerus berkata bahwa ia hanya mengaguminya seorang, tapi tiap kali Su Wan tidak sadar, ia selalu menganggapnya sebagai laki-laki lain. Ia belum pernah meninggalkan Istana, dulu ia bahkan tidak pernah bertemu dengan wanita ini, jadi orang yang disebut Su Wan tadi pasti orang lain.
Tindakan Jiang Xuecheng tadi benar-benar kasar sehingga membuat Su Wan pun bersuara, hal itu pun membangunkan kesadaran laki-laki itu. Kaisar muda itu mengernyitkan keningnya, ia menunduk dan melihat luka yang baru saja ia cabut kembali terbuka. Tampak keindahan yang menakutkan dari darah yang menetes di punggung Su Wan.