Su Wan mengulurkan tangannya menarik Yaya, wajahnya yang cantik dipenuhi dengan ketulusan, tatapan tulus itu pun hampir membuat orang lain tidak tahan. Yaya tidak terlalu mengerti apa yang diminta Su Wan, ia menarik sudut baju Su Wan, raut wajahnya pun sedikit tidak tenang saat berkata, "Kakak, kamu kenapa?"
Su Wan tidak membalas ucapan Yaya, hanya saja ia mengulurkan tangannya dan mengelus kepala Yaya, kemudian ia menatap Yaya lekat-lekat. Beberapa murid sekolah menengah itu pun saling berpandangan, mereka semua menatap Su Wan dengan ragu, kemudian mereka seperti tidak berani menatap sorot mata Su Wan. Hatinya merasa tidak nyaman.
Sebenarnya mereka juga ingin berdiri demi Yaya, tapi bagaimanapun juga membicarakan hal ini sepertinya tidak baik bagi siapapun bahkan korbannya pun takut menjadi bahan pembicaraan. Setiap detik dan waktu berlalu seperti ada sebuah batu besar di hati semua orang yang membuat nafas mereka tercekat dan hampir menghentikan nafas mereka.