Sejak kecil hingga besar, Su Wan menerima Pendidikan yang baik, oleh karena itu sebagian besar hal yang ia lihat adalah keindahan dari kebenaran.
Ia tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa dirinya suatu hari bisa berbaring di dalam kendang dan dipamerkan di hadapan orang lain.
Bahkan, dirinya dijual dengan harga yang dipatok.
Su Wan merasa sangat jijik, ia sangat ingin memberontak, hanya saja tubuhnya yang terikat dan dirinya telah disuntik sehingga tubuhnya pun menjadi lemah, Su Wan pun kesulitan untuk bergerak.
Meski tidak bisa melihat dengan jelas, namun Su Wan mengetahui dengan jelas entah berapa pasang mata yang sedang menatap dirinya di acara lelang ini.
Mungkin ada laki-laki dan perempuan, ada tua dan muda, yang penuh dengan kedengkian dan pikiran yang cabul.
Su Wan pun merasa jijik, ia pun seperti ingin muntah.
Ada kilatan dingin di sepasang mata apricot itu, Su Wan pun menggigit bibirnya, hingga ia merasakan amis dari bibirnya.