Cahaya matahari di luar begitu cerah, kamar itu pun dipenuhi dengan sinar matahari, di hari secerah ini paling cocok pergi bermain keluar, namun di dalam ruangan itu terdapat dua orang yang saling bertengkar, ruangan itu pun dipenuhi dengan asap mesiu.
Tubuh tinggi Jiang Xuecheng menekan Su Wan ke tembok, keempat mata mereka saling beradu, keduanya tidak ada yang mau mengalah. Laki-laki itu kini terlihat seperti macan yang agung, matanya yang gelap memancarkan sinar dingin yang begitu menekan. Su Wan pun membalas tatapannya tanpa malu-malu, keduanya begitu dekat dan dapat saling merasakan nafas mereka. Raut wajah keduanya tidak menunjukkan keintiman, sebaliknya tampak begitu asing.
Su Wan bahkan berilusi jika Jiang Xuecheng bisa maju untuk menyerangnya kapanpun dan menggigit lehernya/ Su Wan menelan ludahnya, suaranya yang telah serak kini gemetar, "Lepaskan."
