Untuk sesaat, Su Wan bisa merasakan bahwa tubuh pria itu tiba-tiba menegang.
Dia segera bangkit dan meminta maaf, "Ah, maaf. Apakah aku menyakitimu? Apakah lukamu baik-baik saja?"
Saat ini, rambutnya berantakan, dan kemejanya sedikit terbuka. Ia terlihat menggoda.
Banyak wanita yang suka menggoda pria seperti ini. Namun, pria itu tahu bahwa Su Wan bukanlah wanita murahan seperti mereka.
Tapi mengapa dia merasa bahwa wanita bodoh di depannya ini terlihat lucu?
Pria itu diam saja. Su Wan mengira bahwa dirinya telah menekan lukanya. "Aku benar-benar ceroboh. Apakah luka di punggungmu berdarah lagi?"
Pria itu mengabaikan pertanyaan Su Wan. "Apakah kau membalut lukaku tadi?"
Meskipun tadi dia tidak sadar, samar-samar dia merasa bahwa ada seseorang yang membalut lukanya dengan hati-hati.
Su Wan tertegun sejenak. Lalu dia mengangguk dan mulai menjelaskan, "Aku takut ada luka di tubuh bagian bawahmu, jadi kupikir..."
Awalnya, pria itu terkejut ketika mendengar ini, lalu dia berkata pelan, "Maksudmu, kau membuka celanaku untuk memeriksa apakah aku terluka atau tidak, kan? Kurasa tidak perlu, hanya punggungku yang terluka."
Su Wan terdiam.
Pria itu batuk kecil dan mengingatkan Su Wan, "Bajumu... rapikanlah dulu."
"Ada apa dengan bajuku?" Su Wan langsung menundukkan kepalanya. Ia melihat bajunya sekarang sangat berantakan dan sedikit terbuka.
Saat ini, Su Wan benar-benar merasa malu.
Setelah merapikan pakaiannya, pria itu tersenyum… ia merasa bahwa Su Wan sangatlah menarik.
Su Wan merasa kesal, "Apa yang kau tertawakan? Aku telah menyelamatkanmu hari ini. Beginikah kau memperlakukan penyelamatmu?"
"Benar, kau telah menyelamatkan nyawaku, jadi aku harus membalas kebaikanmu. Bagaimana kalau aku menikahimu?"
Wajah Su Wan tiba-tiba memerah. Dia mengambil bantal dan melemparnya ke arah pria itu.
Su Wan berkata dengan kasar, "Aku sudah punya tunangan."
Begitu mendengar jawaban Su Wan, pria itu terdiam. Suasana pun menjadi hening.
Tiba-tiba pria itu tersenyum.
"Apakah tadi ciuman pertamamu? Kau bahkan tidak pandai mengatur napas saat berciuman. Jangan membohongiku bahwa kau memiliki tunangan."
Ketika mendengar kata-katanya, Su Wan sangat marah!
Su Wan menatap pria itu dengan kesal.
"Benar, playboy sepertimu paling tahu cara berciuman. Aku merasa jijik saat ingat bahwa aku telah dicium oleh orang sepertimu. Tunanganku jauh lebih baik daripadamu. Dia mencintaiku dengan sepenuh hati. Dia sangat pandai, tampan, bahkan sangat perhatian..."
Setelah memikirkan tunangannya, kemarahan di hati Su Wan mulai mereda.
Melihat ekspresi Su Wan, pria itu berpikir bahwa Su Wan mungkin tidak berbohong...
Sebenarnya, ciuman tadi juga merupakan ciuman pertamanya. Dulu, ia berpikir bahwa kencan dan hanya menghabiskan waktu, tapi setelah bertemu dengan Su Wan, sepertinya kencan tidak seburuk yang ia pikirkan.
"Cukup," pria itu menyela pembicaraannya, "Berikan ponselmu."
"Apa yang akan kau lakukan?"
Su Wan mengeluarkan ponsel dari tasnya dan menggenggamnya dengan kuat. Ia memandangi pria itu dengan waspada, lalu ponselnya diambil oleh pria itu.
Pria itu sedang menambahkan kontaknya sendiri di ponsel Su Wan.
Su Wan sangat marah. Dia pikir pria itu ingin menelepon seseorang. "Hei, kapan aku meminta nomor teleponmu? Kembalikan ponselku sekarang juga!"
Pria itu berkata dengan santai, "Ini nomor teleponku. Kau telah menyelamatkan nyawaku. Kalau nanti kau membutuhkan bantuanku, kau bisa mencariku."
Su Wan tidak menyangka bahwa pria ini sangat sombong.
"Wah, kalau nyawamu sangat berharga, aku ingin meminta imbalan sebesar lima juta yuan."
Su Wan ingin melihat bagaimana reaksinya.
Hasilnya, pria itu menatapnya dengan tenang, lalu ia hanya mengucapkan sepatah kata, "Baik."