Semakin berbicara, Du Huimin merasa semakin sedih. Tubuh wanita itu gemetar, ia terhuyung ke depan, tetapi tangannya dengan memegang batu nisan sehingga bisa berdiri lagi.
Du Huimin merasakan perasaan dingin yang menjalar dari ujung jarinya hingga ke dalam hatinya saat menyentuh batu nisan itu, dia menarik napas pelan, wajah nya yang cantik tiba-tiba tersenyum dingin.
Senyum itu berubah dengan cepat, lalu tampak kesedihan yang tidak dapat disembunyikan oleh Du Huimin.
"Jianyan! Jianyan! Jianyan!"
Wanita itu memanggil nama ayah Su Wan berkali-kali. Meskipun suaranya tertahan, tetapi rengekan itu terdengar sangat menusuk hati!
Jika tidak memiliki perasaan yang mendalam, mungkin nada bicara Du Huimin tidak akan terdengar begitu menyedihkan.
Jiang Xuecheng menarik tangan Su Wan, diam-diam matanya mengisyaratkan sesuatu, seolah bertanya, "Du Huimin menyukai Su Jianyan, Papamu?"