Davino melajukan kendaraannya dengan kecepatan di atas rata rata, hingga sampai di parkiran rumah sakit kota dan segera turun dan berlari menuju loby rumah sakit.
Di depan lift Davino meremas remas jemarinya karena rasa kahwatir akan keadaan Ibunya yang terbaring tak berdaya.
"Ting...." pintu lift terbuka dan Davino melangkah masuk dan menutup pintu lift dan menekan tombol lantai yang di tuju.
"Ting..." pintu lift terbuka dan Davino berjalan keluar menuju kamar dimana Alanda Ibunya dirawat.
Di lihatnya di depan pintu ada Aldo yang berjaga "Apakah Anda tadi yang memberi kabar pada saya?" tanya Dabino.
"Benar apakah Anda tuan Davino?" Aldo balik bertanya untuk memastikan kebenaran dia nggak mau ada hal buruk yang terjadi.
"Benar Saya Dabino putra Ibu Alanda" jawab Davino membenarkan.
"Silahkan masuk...." Aldo membukakan pintu tersebut dan Dabino melangkah masuk.
Di lihatnya seorang wanita cantik yang terbaring dengan kepala yang di balut dengan perban.
"Ibu....Ibunda...." tanpa melihat sekitar Davino langsung mendekati Alanda dan menggenggam tangan yang tergeletak tak berdaya.
"Bagaimana bisa hal ini menimpa Ibundaku yang cantik, jangan pergi Bunda Davino masih membutuhkan Bunda, Bunda janjikan pada Davino akan melihat calon istri Davino" ucap Davino tanpa henti.
"Ehemm...." Vladimir berdeham membuyarkan fokus Davino pada Bundanya yang terbaring diatas ranjang rumah sakit.
"Siapa Anda? kenapa di ruang rawat Bunda?" tanya Davino sambil melihat siapa yang berdeham tadi.
"Aku adalah Orang yang membawa Ibumu kerumah sakit saat dia mengalami kecelakaan" Vladimir menjawab pertanyaan Davino.
"Oh... benarkah itu? Aku kira orang yang berada di luarlah yang telah membawa Bunda kemari karena yang menghubungiku adalah dia" Davino berkata.
"Aaa... yang di luar adalah bawahanku namanya Aldo dan Saya yang telah menyuruhnya menghubungimu, dan Saya Komandan kepolisian Kota Vladimir" Vladimir menjelaskan serta memperkenalkan dirinya.
"Oh... maaf Saya nggak tahu kalau anda di dalam ruangan ini, sebelumnya saya ucapkan terimakasih karena menolong Bunda komandan Vladimir" Davino mengucap terimakasih.
"Iya sama sama itu sudah menjadi kewajiban saya jika hal serupa terjadi pada masyarakat di kota ini, kita sesama harus saling membantu" Vladimir berucap sesuai dengan nalurinya.
"Anda memang benar komandan kita tunggu Bunda sadar agar mendapat cerita kronologisnya dengan benar" Davino menatap wajah pucat Ibu tirinya.
Tak berapa lama setelah percakapan kedua lelaki dewasa itu, Alanda mulai membuka matanya perlahan dan berkata "Haus...air....beri ...aku...air....".
Dengan suara lemahnya Alanda membuka suara dan matanya menatap sekeliling.
"Bunda .... Bunda sudah sadar, mana yang sakit bun katakan pada Davino, Davino akan memenuhi permintaan Bunda apa pun itu" Davino nampak senang dengan sadarnya Alanda.
"Davino sayang kamu baik baik saja kan? Bunda kahwatir mendapat berita bahwa kamu tudak sadarkan diri" ucap Alanda sambil mengusap kepala Davino sayang.
"Emm... Davino baik baik saja dan tidak pingsan siapa yang memberikan Bunda kabar bohong tersebut?" tanya Davino.
"Entahlah... Bunda tidak melihat layar hp Bunda waktu itu, yang penting Davino kamu baik baik saja" Alanda memegang pipi Davino dengan tersenyum manis sekali.
Melihat keakraban kedua Ibi dan Anak itu Vladimir berusaha membuyarkan keakraban keduanya "Ehemm...".
Mendengar ada suara lain di ruangan itu Alanda melihat kearah belakang Davino dan melihat seorang Pria tampan .
"Siapa pria itu dan kenapa dia berada di sini?" Alanda bertanya pada Davino dengan menatap wajah tampan itu dengan tatapan penuh misteri.
"Aahh.. Dia adalah penolong Bunda saat kecelakan itu terjadi, dialah yang membawa bunda kerumah sakit." Davino menjelaskan keberadaannya.
"Perkenalkan Nyonya nama saya Vladimir Dimitri Harison kepala polisi dan Anda perlu tahu bahwa kecelakaan yang anda alami ada unsur di sengaja " Vladimir berucap dengan serius.
Apa yang di katakan Oleh Vladimir membuat Alanda dan juga Davino kaget dan meminta bantuamya untuk menjaga sang Ibu ya.
"Jikalau begitu Saya mohon bantuan Anda untuk mengusut kasus ini" pinta Davino.
Karena measa bahwa seseorang yang beada di belakang ini adalah irang yang dekat dengannya Alanda hanya mencoba untuk membuat masalah ini sebagai angin lalu saja.
"Tidak usah diusut lagi biarlah masalah ini belalu" pinta Alanda dengan tersenyum manis sehingga Vladimir tidak bisa fokus dengan sekitarnya.
"Baiklah sesuai pemintaan Nyonya akan saya tutu kasus ini namu jika hal yang seupa lagi maka saya harus menindak lanjutinya" Vadimir mrnyangupi namu dengan peingatan.