Setelah menceritakan kronologi kecelakaan yang di alaminya Alanda meminta untuk tidak menindak lanjuti kasus tersebut.
"Apakah Bunda sudah boleh pulang Davino?" Alanda bertanya kapan dia bisa kembali ber aktifitas seperti sedia kala dia harus ke kantor untuk menyiapkan surat kontrak untuk Tuan Alex.
"Bunda baru saja siuman sudah minta puang kita tunggu bagaimana kata dokter nanti" Davino berkata dengan sedikit manja.
"Ya sudah terserah kamu saja tapi Bunda mau pinjam hp kamu sebentar, Bunda harus menelpon sekretaris Ella agar dia segera menyiapkan dan segera mengirim surat kontrak ke Tuan Alex" Alanda menjelaskan pekerjaannya.
"Bundakan lagi sakit masih saja bekerja" Davino marah dengan Alanda yang nggak peduli dengan dirinya sendiri.
"Ini tanggung jawab Bunda sebelum bunda serahkan pada kalian berdua sebagaimana wasiat Ayah kalian" Alanda berkata dengan meringis menahan pusing di kepalanya.
"Iya Bun....tapi jangan lupakan kesehatan Bunda juga kan masih ada asisten pribadi dan sekretaris yang bisa mengerjakan untuk sementara selama Bunda beristirahat" jelas Davino agar Alanda meubah keputusannya untuk segera kekantor.
"Sebaiknya Nyonya tetap di sini sampai dokter memberikan keterangan terkait keadaan Nyonya" Vladimir berkata dengan suaranya yang membuat wanita meleleh mendengarnya.
Bagai terhipnotis Alanda hanya menganggukkan kepala menuruti apa yang di ucapkan Vladimir dengan menatap mata tajam dari sosok pria tampan di depannya tanpa mengedipkan matanya.
Begitu pula Vladimir juga seakan tertarik dengan mata sayu itu yang membuat dadanya berdegup kencang melihat wajah cantik Alanda.
"Terimakasih kapten karena sudah menolongku" Alanda mengucapkan rasa terimakasihnya setelah beberapa saat bercakap cakap baru ingat belum mengatakannya.
"Tidak apa itu sudah menjadi kewajiban Saya karena kejadian tersebut terjadi di depan Saya, Saya kahwatir dengan keselamatan Nyonya, maka akan Saya tempatkan seseorang untuk berjaga di dekat Anda" Vladimir berkata.
"Itu tidak perlu akan menambah beban kepada orang tersebut, Saya baik baik saja jadi tidak usah kahwati lagi, oh ya jangan panggil Nyonya cukup panggil saja Alanda" Alanda meminta.
"Baiklah Alanda kamu juga cukup panggil Vladimir saja, lanjutkan ngobrol kalian Saya permisi dulu" Vladimir pamit dan melangkah keluar untuk menyelesaikan tugasnya.
Tidak lama dokter datang dan memerisa keadaan Alanda "Selamat pagi Nyonya bagai mana perasaan Anda sekarang? Apa ada keluhan yang Anda rasakan?" tanya sang dokter.
"Saya merasakan baik baik saja hanya sedikit nyeri dan pusing di kepala saya" jawab Alanda.
"Baik dari hasil seluruh pemeriksaan awal memang sedikit menghawatirkan karena benturan keras itu menjebabkan gegar otak ringan dan itu berakibat seperti yang anda rasakan saat ini" dokter menjelaskan.
"Oooh... terus kapan Saya bisa pulang kerumah dok?" Alanda bertanya karena dia sudah merasa bosan.
"Tunggu beberapa hari lagi sampai keadaan Nyonya lebih baik, saat inikan Anda baru saja sadar dan perlu banyak istirahat" jawab dokter.
Padahal sebelum dokter masuk dia bertemu dengan Vladimir dan dia memerintahkan agar dokter tidak memberikan ijin untuk pulang terserah apa alasan yang dokter berikan.
"Baiklah dokter Saya akan tetap dirumah sakit ini sampai dokter mengijinkan Saya pulang" Alanda berkara dengan cemberut dia merasa kesal dengan ucapan dokter yang tidak memberikan ijin padanya.
"Baiklah semuanya baik baik saja " dengan wajah sedihnya.
Melihat ekspresi Alanda sang dokter menjadi gagal fokus dan jantungnya berdetak tidak normal.
Kecantikan alami Alanda membuat semua pria tidak akan bisa melepas pandangan mereka darinya, tak terkecuali kapten dan dokter muda tersebut.
"Oke Saya permisi karena masih ada pasien yang harus saya periksa" pamit sang dokter dan segera keluar dari ruangan VIP tersebut sebelum dia akan menjadi tidak mampu mengendalikan dirinya.
"Iya terima kasih dokter" Alanda berucap dengan suara merdunya, dan kembali membaringkan tubuhnya setelah dokter tidak memberikan ijin kembali pulang.
Davino masih menemani Alanda di dalam kamar inap di rumah sakit itu dan menjaga sang Ibu tiri tersayangnya
"Bunda jangan marah lagi ya Davino akan menemani Bunda disini agar Bunda tidak bosan, atau Bunda mau bertemu teman wanitaku?" Davino membujuk Bundanya.
"Benarkah .....!! Kalau begitu panggil dia kesini kenalkan pada Bunda" perintah Alanda dengan semangat dan mata bebinar binar bahagia.