Davino membujuk Mamanya agar tetap mau dirawat inap.
Akhirnya dia berhasil membujukannya dengan berjanji mempertemukannya dengan calon Istrinya.
"Mama istirahat dulu ya...,Davino keluar sebentar untuk menelfon" merapikan selimut Alanda dan segera keluar dari kamare inap itu.
Davino duduk di Kursi tunggu depan kamare inap, dia mulai menelfon kekasihnya untuk sayang ke rumah sakit di mana Mamanya dirawat.
Sedangkan Alanda mulai terpejam Karena efek obat yang sudah di berikan dokter.
Vladimir masih duduk di sofa di ruangan itu, dia masih enggak untuk pergi dari tempat dia berada sekarang dia merasa kawatir dengan wanita yang saat ini terbaring dan dengan maya yang terpejam.
Vladimir menatap wajah yang begitu cantik bahkan disaat tidak memakai meke up apa pun, pandangannya Tak pernah lepas dari Alanda.
Jantungnya berdetak tidak seperti biasanya ini baru buat Dimitri rasakan.
Banyak gadis cantik yang mengejarnya namun dia Tak pernah merasakan sesuatu seperti saat ini, 'Mmm apa mungkin dia takdirku' Dimitri nerbicara dalam hati.
Tak lama setelah selesai menelfon Davino masuk kembali kedalam lamar untuk melihat keadaan Mama tirinya.
Lama berdiam diri duduk di Kursi dekat ranjang Mamanya Davino sampai lupa akan keberadaan Vladimir.
"Ehem...maaf tuan Davino bolehkah Saya mengajukan pertanyaan kepada anda?" Dimitri mencoba untuk mengetahui situasi yang dihadapi oleh Alanda.
"Ah... Saya sampai lupa Kalau disini ada komandan Vladimir, silahkan anda bertanyasaya akan jawab dengan jujur pertanyaan anda" Davino menjawab dengan sopan.
"Bagai mana kehidupan anda dan keluarga anda? berapa anggota keluarga anda? bagai mana perlakuan yang didapat oleh nyonya Alanda selama tinggal di kediaman anda?" Vladimir bertanya dengan pertanyaan yang sederhana.
"Kami hidup cukup baik hanya sedikit perselisihan saja Karena rasa kurang nyaman buat kakaksaya.
Kami semua ada delapan orang yang tinggal di satu atap.
kami semua memperlakukan Mama sangat baik kecuali kakak saya yang selalu memisuhi Mam Alanda.
Kakak saya merasa kurang nyaman dengan memiliki Ibu yang usianya hanya selisih beberapa tahun dengan kami".
Davino menjawab dengan Tak ada satu pun yang di sembunyikan atau ditutupinya.
Vladimir mendengarkan dan menganalisa jawaban yang dia dapat dan mencocokkan dengan data yang telah diabaca dan analisanya benar benar tepat.
"Terimakasih atas jawaban ya tuan Davino, semoga Nyonya Alanda segera sembuh..., Karena masih banyak pekerjaan yang harus Saya lakukan, Saya pamit dulu" Ucap Vladimir dengan melihat jam tangannya yang bermerek.
"Sama Sama komandan Vladimir, terima kasih jugak anda telah menyelamatkan Binds saya" Davino menjabat tangan Vladimir sebagai bentukkesopanan.
Disaat yang Sama Lana Maheswari kekasih Davino pun tiba dan mengetuk pintu.
Tok...tok...tok...
Dan pintu pun terbuka lebar menampilkan wajah gadis ayuk rupawan.
"Dav... bagai mana keadaan Bunda? apa beliaubaik baik saja?" Ucap Lana tampak kawatir.
"Jangan today Bunda baik baik saja beliau hanya tertidur saja Karena pengaruh obat yang di berikan dokter" Davino menjelaskan keadaan Bundanya.
"Syukurlah jika Bunda baik baik saja, bagaimana ceritanya Bunda bisa mengalami kecelakaan Dav?" Lana bertanya ingin tahu kronologinya.
Belum jugak mendapatkan jawaban, terdengar Vladimir pamit dan melangkah keluar dari kamare VIP tersebut.
Lana terbengong melihat sosok Vladimir yang sempurna, sehingga membuat Davino merasa cemburu dengan ekspresi yang di tunjukan Lana kekasihnya.
"Kamu naksir Sama komandan Vladimir, dialah sang penyelamat" kata Davino dengan nada cemburu ya.
"Siapa juga yang naksir kan cowok aku jugak nggak kalah cakepnya" Lana berusaha menenangkan Davino dari rasa cemburunya.
Tak berapa lama Alanda terbangun dan melihat disisinya ada Davino dan gadis yang belum di kenalnya.
"Dav...siapa gadis cantik ini? apa dia capon menantu Bunda?" Alanda bertanya dengan senyum merekah di bibir Manisnya.
"Benar Bun...kenalin ini Lana kekasih Davino" Davino memperkenalkannya.
"Karena Bunda Sudah baikan Ayo Kita pulang dan ngobrol dirumah bersama sama" Alanda meminta pulang untuk kedua kalinya.