Chereads / Raja Para Kesatria / Chapter 2 - Ledakan Cahaya

Chapter 2 - Ledakan Cahaya

"Srrreeeenk"

"Klank, klank, Klank"

Pertempuran terbuka akhirnya terjadi antara pasukan Jenderal Musa dan pasukan penyerang istana

"Duk, Duk, Duk, Duk" suara langkah pasukan Jenderal Misa membuat pertahanan di pintu masuk istana utama dan sebagian menyebar melindungi warga istana

"Pasukan tembakan anak panah" seru Jendral Misa kepada pasukan pemanah yang sudah bersiap

"Whooss, Whooss, Whoss"

Anak panah mulai melesat ke arah pasukan lawan hampir setengah pasukan lawan terkena anak panah tersebut sehingga mengakibatkan pengurangan kekuatan di pihak para penyusup

Raja Mahardika dan patihnya juga ada di sana, memberi komando dan melihat pertempuran

"Bagus, serang lagi jangan berikan kesempatan kepada mereka untuk melawan" teriak Raja Mahardika seraya tersenyum melihat hal tersebut

Tiba tiba cahaya merah terang muncul di ketinggian dan tetap menyala selama 15 detik di langit kemudian redup kembali seperti sebuah tanda atau isyarat

Pasukan penyusup di area halaman istana mulai menyerang lagi dengan membabi buta, seperti tidak ada ketakutan untuk mati. Karena memang tugas mereka adalah untuk memancing perhatian pasukan istana walau nyawa taruhannya.

•••••••••

Setelah dibersihkan bayi laki laki itu kemudian di dekatkan kepada ibunya dan mulai di sapih oleh Permaisuri Khasna masih di ruangan Permaisuri

Bisma dan neneknya juga ada di ruangan tersebut bersama beberapa tabib putih dan pelayan wanita yang dijaga oleh 15 pasukan istana di bagian luar kamar, depan dan belakang.

Seraya memegang tangan nenek dan ibunya Bisma berkata "jangan khawatir nek, ibu aku akan menjaga kalian, aku juga akan menjaga adik laki-laki ku"

"Bruak"

Puluhan bayangan memasuki kamar Permaisuri dan menghabisi para penjaga yang tidak memiliki kesempatan untuk melawan

Orang-orang yang ada di ruangan tersebut sontak terkejut dan berteriak histeris melihat kelakuan sadis orang-orang berpakaian hitam di depan mereka

Melihat itu prajurit istana yang tersisa di kamar itu langsung menyerang ke arah para penyusup tersebut

"Whooss"

Bersamaan dengan itu 3 panah melayang ke dada 2 orang penyusup tersebut.

"Mati kalian" suara yang lucu tapi terdengar marah, ternyata itu adalah anak panah dari Bisma. Kemudian Bisma terus menembakan anak panahnya tersebut kepada pasukan penyusup.

8 orang mulai berjatuhan akibat serangan anak panah dari Bisma 15 lainnya tewas di tangan para penjaga istana kerajaan. Akan tetapi pasukan penyusup terus datang sehingga prajurit istana dari tingkat 7 dan 8 itu tidak bisa melawan

"Brrraakk"

Suara jendela dihancurkan dan puluhan pasukan lainnya mulai memasuki ruangan tersebut

Salah satu orang penyusup itu melihat Bisma dan mulai menangkap kemudian melemparkannya ke dinding

"Duk" penglihatan Bisma mulai kabur dan pusing karena benturan di kepalanya. Walau Bisma sangat berbahaya dengan panahnya, Bisma hanyalah anak kecil yang masih berumur 6 tahun dan kondisi fisiknya sangat lemah.

"Bisma" teriak ibu dan neneknya

Bisma mencoba bangkit akan tetapi tidak kuat kemudian pingsan

"Whuuss" dalam sekejap bayi laki laki di tangan Permaisuri Khasna sudah berpindah tangan ke orang berpakaian hitam itu

"Putra kuuu" teriak Permaisuri Khasna yang tidak berdaya setelah melahirkan

Pasukan penyusup itu kemudian bertindak untuk membunuh orang-orang yang tersisa di kamar tersebut, termasuk Permaisuri Khasna dan mertuanya

"Boom" cahaya dalam ruangan tersebut seketika bersinar putih dan menutupi pandangan, bersamaan dengan bunyi "Ngiiiing" yang dirasakan oleh telinga karena dentuman keras dari kejadian itu

Sebuah ledakan cahaya terjadi dan meluluh lantahkan pasukan penyusup di dalam ruangan tersebut dan menyisakan Ibu, nenek, Bisma dan beberapa pelayan serta Tabib Putih. Para penyusup itu terlihat seperti seonggok daging yang di sayat sayat sehingga mengeluarkan darah hampir dari seluruh bagian tubuh mereka.

"Bruk" tubuh bayi itu jatuh ke bawah dan terdengar tangisan dari bayi tersebut yang kemudian diambil oleh neneknya dan disapih kembali oleh menantunya.

Mendengar dentuman keras beberapa kilat merah menuju kamar Permaisuri dan menghabisi pasukan penyusup yang tersisa di luar kamar Permaisuri

Kilat merah itu menyerang dengan sangat cepat dan tiba tiba berhenti setelah melewati pasukan penyusup tersebut, saat itu juga puluhan pasukan penyusup tewas seketika.

"Tiga orang sisir wilayah sekitar sini dan jangan biarkan satu orangpun lolos" perintah salah satu pria dengan baju merah dengan hiasan naga emas di dadanya.

Kemudian pasukan ini mulai berjaga di sekitar kamar Permaisuri Khasna, mereka adalah pasukan Matahari Suci. Warior asasin tingkat 9 akhir dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa dalam membunuh

"Bisma Bangunlah" neneknya khawatir akan kondisi Pangeran Bisma

"Tabib bantu aku angkat Bisma dan cepat obati dia" kata Mertua dari Permaisuri Khasna lagi

Permaisuri Khasna yang melihat dan merasakan kejadian tersebut masih ketakutan dan trauma hingga ia mendekap erat bayi laki-lakinya yang baru dilahirkannya seraya menggetarkan tangannya karena ketakutan

••••••••

Di halaman utama pasukan penyusup sudah kalah dan ada beberapa orang yang di tangkap. Akan tetapi saat ditangkap mereka memilih untuk mengakhiri hidupnya agar tidak bisa di interogasi.

"Patih cari informasi akan penyerangan ini, dan perkuat pertahanan istana" seru Raja Mahardika kepada Patih Yin

"Baik Yang Mulia Raja" jawab Patih Yin mengiyakan perintah Rajanya tersebut.

"Pasukan bereskan kekacauan ini dan bersiagalah besok aku akan adakan pesta kelahiran Pangeran ke-2" perintah Raja Mahardika, kemudian Ia bergegas menghampiri Permaisuri Khasna

Sesampainya Ia di depan kamar Permaisuri nya dia melihat banyak mayat di halaman kamar istri tercintanya dan kerusakan yang patah di pintu masuk kamar.

"Hormat kami Yang Mulia Raja" kata pasukan Matahari Suci seraya membungkukkan badan

"Dimana anak dan Istri ku?" Bertanya dengan cemas

"Pangeran, Permaisuri Khasna dan Yang Mulia Arum ada di dalam Yang Mulia Raja" jawab salah satu orang pasukan Matahari Suci

Mendengarkan hal itu Raja Mahardika kemudian bergegas masuk ke kamar Tersebut. Ia melihat istri dan ibunya ketakutan sehingga langsung menghampiri Permaisuri Khasna dan Ibunya untuk memeluknya seraya mencium Putra ke 2 nya.

Kemudian di sampingnya terlihat Tabib Putih sedang mengobati Bisma yang tidak sadarkan diri.

"Bagaimana keadaan Bisma Tabib?" Tanya Raja Mahardika

Selesai mengobati Bisma Tabib Putih menjawab "kondisi Bisma baik baik saja dia Hanya Pingsan karena benturan dengan tembok"

Mendengar itu Raja Mahardika mulai Tenang dan bernafas lega.

"Patih tolong bereskan kekacauan yang ada di sini, untuk sementara kamar Permaisuri pindah di kamar lain" Perintah Raja Mahardika

"Baik Yang Mulia Raja" Jawab Patih Yin

Pemimpin pasukan penyusup dengan pakaian hitam yang tidak mendapati satupun pasukannya kembali dan membawa bayi sangat kesal dan memutuskan untuk melarikan diri serta menghilangkan jejak.