"Clack"
"Shreek"
Suara pintu terbuka diikuti langkah kaki Raja Mahardika dan Permaisuri yang menggendong bayi laki-lakinya
Raja melihat kondisi ruangan dan mengalihkan pandangannya ke arah istrinya "Khasna sementara ini ini adalah kamarmu pribadimu"
Permaisuri Khasna hanya mengangguk dan tersenyum anggun kemudian menidurkan bayi laki-lakinya di atas ranjang dan duduk di pinggir ranjang
Raja Mahardika dengan pembawaannya yang tenang mendekati jendela dan melihat keluar
"Namanya Sura, Putra kedua kita adalah Sura" kata Raja Mahardika seraya membalikan badan ke arah Permaisuri Khasna dan mendekatinya
Merangkul dan mengecup kening Permaisuri Khasna dan mencium Pangeran Sura
"Tabib Cahaya sebentar lagi akan datang untuk memeriksa dan memulihkan keadaanmu, istirahatlah" tersenyum dengan sumringah khasnya
"Baik Yang Mulia, terimakasih" sederhana menjawab dan membalas senyum anggun kepada Raja Mahardika
••••••••
"Apa ini? Bagaimana mayat para penyusup bisa tersayat sayat dan mengeluarkan darah di seluruh tubuhnya?" Pikir Patih Yin yang sedang melihat dan membuang mayat para penyusup
"Arya, apakah pasukanmu yang melakukan ini?" Tanya Patih Yin kepada pemimpin pasukan Matahari Suci
"Pejuangku hanya menyerang dengan 1 gerakan ke bagian vital musuh Tuan, tidak mungkin serangan ini disebabkann oleh salah satu pejuangku" Jawab Arya dan melihat saat melihat kondisi mayat para penyusup tersebut
"Mengerikan sekali, tubuhnya hancur dan penuh dengan darah" kata Patih Yin dengan merinding
"Yang saya tau kejadian ini sebelum kami datang ke sini setelah terjadi dentuman keras dari kamar Permaisuri Khasna" kata Arya memberitahu kepada Patih Yin
"Apa yang telah terjadi? Ini juga pasti bukan serangan panah Pangeran Bisma. Mengerikan benar benar mengerikan" Patih Yin mencoba melihat kemungkinan dari berbagai sisi
"Cepat angkat mayat mayat ini dan buang, kumpulkan mayat para prajurit istana dan kabarkan keluarganya juga beri pemakaman yang layak" perintah Patih Yin kepada beberapa Prajurit yang ada di sana
Kemudian Patih Yin berbalik badan dan menatap Arya "Cukup untuk hari ini, pasukanmu boleh kembali markas!"
"Baik Tuan Yin" jawab Arya
Melirik pasukannya dan mengangguk sebagai isyarat, dalam hitungan detik kilat merah pergi menjauh dari tempat tersebut
Patih Yin melihat kembali kamar Permaisuri yang rusak dan menghela nafas "haaahhh ini butuh renovasi yang besar, aku akan memanggil banyak ahli untuk memperbaiki kerusakan ini dan kerusakan di bagian istana lain"
Kemudian Patih Yin berjalan menjauh menuju Aula Utama
•••••••••
Esok paginya
"Permaisuri Khasna, Tabib Cahaya telah datang" kata pelayan wanita kepada Permaisuri Khasna seraya membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat
"Persilahkan beliau masuk" jawab Permaisuri Khasna dan mempersiapkan tenaganya untuk berdiri
"Hormat saya Permaisuri Khasna, saya kemari untuk memeriksa kondisi Anda atas perintah Raja Mahardika" Tabib Cahaya Menjelaskan
"Iya Tabib Istana, Yang Mulia Raja sudah memberitahuku" jawab Permaisuri Khasna
"Silahkan berbaring Permaisuri, aku akan melihat kondisiku terlenih dahulu" kata Tabib Cahaya
Setelah Permaisuri berbaring Tabib Cahaya mendekati Permaisuri dan langsung merentangkan tangannya. Tiba tiba cahaya putih mengalir kearah Permaisuri Khasna dan seketika menyelimuti tubuh Permaisuri Khasna.
Setelah 10-15 menit cahaya putih itu mulai redup kemudian tersenyum seraya berkata "Permaisuri Khasna, Kondisi anda cukup baik hanya saja perlu waktu untuk memulihkan kekuatan anda"
Tabib Cahaya memerintahkan pelayannya untuk menyiapkan cairan kehidupan dan menyerahkan kepada Permaisuri Khasna
"Permaisuri Khasna minumlah ini, ini akan membantu pemulihan kekuatan anda" seraya memberikan obat kepada Permaisuri Khasna
"Terima Kasih Tabib" jawab Permaisuri Khasna
"Sekarang bolehkan aku memeriksa kondisi Bayi Laki-lakimu?" Pinta Tabib Cahaya
"Silahkan Tabib" jawab Permaisuri Khasna
Cahaya putih lagi lagi mengalir dari tangan Tabib kearah Pangeran Sura dan mulai menyelimuti tubuh bayi tersebut. Setelah itu Tabib mengerutkan keningnya dan melihat kearah Permaisuri Khasna.
Melihat itu Permaisuri Khasna langsung bertanya kepada Tabib Cahaya "ada apa dengan putra ku Tabib?"
Tabib Cahaya memaksakan senyum seraya berkata "kondisi Pangeran Ke 2 cukup baik Permaisuri"
"Hmmmm" mendenguskan nafasnya dan melanjutkan penjelasannya
"Akan tetapi inti kekuatan (Dantian) Pangeran ke 2 hancur"
"Apaa? Apakah kamu bisa mengobatinya Tabib?" Tanya Permaisuri Khasna bertambah khawatir
"Kerusakannya sangat parah, bahkan beberapa bagian inti kekuatan (Dantian) telah menghilang" jawab Tabib Cahaya menggelengkan kepalanya
Dengan rusaknya inti kekuatan, Pangeran tidak akan bisa mengumpulkan energi alam dan menggunakannya, itu berarti kondisi Pangeran ke 2 akan terlalu lemah bahkan lebih lemah dari orang biasa.
Dia tidak bisa menjadi pangeran yang akan di naikan dalam pewarisan tahta Raja. Posisi paling tinggi untuk Pangeran biasa adalah gubernur wilayah
"Ini harus di beri tahu kepada Raja Mahardika" kata Permaisuri
••••••••••
Di dalam aula utama istana
"Patih, menteri dan para Jendral malam ini akan ada pesta kelahiran Pangeran ke 2, buat perayaan di setiap kota dan undang seluruh gubernur dan Jendral untuk hadir" perintah Raja Mahardika
"Pewaris Tahta ke dua Kerajaan ini sudah lahir, kekuatan kerajaan Nafas Kehidupan akan sangat hebat" kata Raja Mahardika dengan gembira
Suasana di dalam Aula sangat bahagia karena sang Raja juga teramat bahagia
"Duk, Duk, Duk"
Langkah kaki beberapa Orang yang terdiri dari pengawal, Tabib Cahaya dan Pelayannya memasuki ruangan Aula
"Hormat kami Yang Mulia Raja Mahardika" orang orang yang baru sampai itu membungkuk dan memberi penghormatan.
Melihat ke arah Tabib Cahaya dan tersenyum seraya bertanya "Bagaimana pekerjaanmu Tabib Cahaya? Apakah kondisi keluarga kerajaan baik baik saja?"
Menunjukan ekspresi yang berbeda dari sang Raja, Tabib Cahaya menjawab dengan khawatir "seluruh keluarga kerajaan sudah kuperiksa dan sudah kupulihkan Yang Mulia, akan tetapi Putramu"
"Kenapa dengan Bisma?" Tanya Raja Mahardika dengan raut wajah yang berubah
"Bukan Pangeran Bisma Yang Mulia melainkan Pangeran Sura" Jawab Tabib Cahaya dengan menundukkan wajahnya
"Pangeran Sura? Bagaimana kondisi Pangeran ke 2?"
"......"
Tabib Cahaya tidak menjawab hanya saja dia melihat Raja Mahardika dan mengalihkan pandangannya kepada para jajaran Menteri dan Jendral.
Akan tetapi Raja Mahardika paham akan maksud Tabib Cahaya dan berkata "tolong tinggalkan Aku, Tabib, Patih dan Ibuku di ruangan ini"
Seketika para Menteri dan Jendral berdiri dan memberi hormat kepada Raja Mahardika kemudian pergi meninggalkan Aula.
"Ada apa Tabib? Bagaimana kondisi Pangeran Ke 2?" Tanya Raja Mahardika mencoba untuk bersikap tenang
"Pangeran Sura kondisinya cukup baik Yang Mulia"
"Hanya saja" tabib melanjutkan dengan ragu ragu
Raja Mahardika masih mencoba tenang dan menunggu jawaban Tabib Cahaya
"Da Dantian Pangeran Sura hancur" jelas Tabib Cahaya dengan sedikit terbata-bata
"........"
Seketika ruangan menjadi hening namun ekspresi wajah orang yang ada di Aula utama tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya
"Hancur?" Kata Raja Mahardika memecah kesunyian
"Iya Yang Mulia, bahkan beberapa bagiannya hilang. Kemungkinan besar Pangeran Sura tidak bisa mengandalkan kekuatan alam dan kondisi fisiknya akan lemah" jawab Tabib Cahaya
Raja Mahardika sudah tau bahwa kondisi seperti itu tidaklah bisa untuk di obati. Raja Mahardika kemudian menundukan kepalanya dalam waktu yang cukup lama
"Itu berarti Pangeran Sura tidak bisa menjadi Pangeran Ke 2 dalam tahta kerajaan, dan hanya menjadi Pangeran Biasa?" Tanya Raja Mahardika kepada Patih
Berpikir sejenak dan berkata "benar Yang Mulia" jawab Patih Yin
"Dika kita tidak bisa menutupi ini, dalam pesta nanti beritahu bahwa Pangeran Bisma adalah pangeran tunggal ahli waris tahta kerajaan" kata ibunya menasehati
"Aku akan menemui Khasna, dia pasti terpukul" Yang Mulia Arum pergi meninggalkan Aula utama