Viana yang melihat kedua orang tersebut sangat kesal, karena mereka berdua tidak mempedulikan ucapannya. Terlebih lagi Annisa yang sudah berani mengabaikannya.
"Kurangajar, kalian berdua tidak memperdulikan aku. Aku sudah nangis-nangis seperti ini tapi tak ada satupun dari mereka yang merespon ucapanku" gerutu Viana kesal.
Sementara itu di lain tempat, Anisa yang sudah masuk ke dalam kamarnya langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tak lama kemudian sang Papa datang dan menghampiri Annisa, dan menanyakan apa yang Annisa inginkan.
"Annisa dengarkan papa, Jika kamu tidak menyukai Mama Viana Papa bisa menceraikannya sekarang. Semua papa lakukan demi kamu Annisa"
Mendengar hal itu Anisa langsung menoleh ke arah sang papa, dan memandang wajah sang Papa dalam.
"Papa, apa yang Papa katakan sudah dipikirkan secara matang matang?" tanya Annisa bingung.