Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

I Can Live in London

Laskara_Chris
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7.1k
Views
Synopsis
"London?!" Fei terkejut begitu mendengar Yifan mengajaknya untuk pergi ke London. Yifan tersenyum lalu menunjukkan telunjuknya di bibir lalu berkata seperti ini. "Kita akan pergi ke London untuk memburu kepala seorang bangsawan Inggris di sana." katanya tanpa perasaan bersalah. Fei hanya bisa meringis pasrah. Di mulai dari perebutan lukisan miliknya yang melibatkan seorang menteri dalam negeri membuat Fei berujung pada kasus pembunuhan keluarga kerajaan Inggris. -- "Are you ready guys?" Xu Yifan Li -- "Bad idea!" Luo Zhi Fei -- "Sucker man...." Kim David **Spin-off Novel I Can Live **Series I Can Live
VIEW MORE

Chapter 1 - 00. Prologue

Fei langsung melompat ke atas motor begitu Yifan muncul di depannya dan nyaris menabrak tubuhnya.

"Bodoh! Kalau tidak bisa menyetir jangan sok keren sepertiini." tudingnya.

Yifan tersenyum kemudian ia langsung menarik gas motornya. "Sudahlah jangan cerewet, dengan keadaan seperti ini kau tidak usah protes." ujarnya lalu memacu motor besarnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Mau tidak mau Fei pun memeluk pinggang Yifan dengan cukup erat karena bagaimana pun juga laju kecepatan motor yang dikendarai Yifan sangatlah tidak manusiawi. Aku berani bersumpah ini akan jadi pertama dan terakhir kalinya aku menyentuh si mesum ini. rutuknya dalam hati.

"Fei cepat keluarkan pistolmu!" perintah Yifan.

Mendengar perintah Yifan dengan terburu-buru Fei mengeluarkan pistolnya kemudian bersiap membidiknya.

"Arahkan pistolmu kea rah kiri kemudian ikuti hitunganku sampai tiga lalu kau harus segera menarik pelatuknya." ujar Yifan.

Fei menggeram kesal. Jujur saja saat ini ia sama sekali tidak menemukan targetnya dan Yifan malah seenaknya menyuruhnya untuk menembakkan pelurunya kea rah kiri. "Kau gila. Tidak ada target di sana!

Bagaimana mungkin aku bisa sembarangan menembakkan peluruku?" katanya tidak terima.

"Jangan cerewet bodoh! Ikuti saja aku." tukas Yifan. Dan entah kenapa tiba-tiba saja Yifan merasakan ada sesuatu yang tidak beres saat ia mendengar sebuah suara helipkopter terbang di atas kepalanya. Ck sialan…mereka mulai bergerak! ucapnya dalam hati.

DOR…DOR…DOR

Muncul tembakan beruntun secara tiba-tiba dari arah sisi kanan Yifan. Helipkopter itu rupanya hanya bentuk pengalihan saja, cerdik juga mereka.pikir Yifan. Beruntunglah tembakan itu tidak berhasil mengenai tubuhnya karena Yifan berhasil menghindarinya.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan tolol?" Fei terlihat panik. Mau bagaimana pun juga saat ini ia sadar betul bahwa kondisi dirinya dan Yifan tidak dalam posisi aman.

Yifan tidak menjawab dan malah justru memacu laju motornya agar semakin kencang. Bagi dirinya saat ini keselamatan ia dan Fei adalah yang terutama karena hampir tidak mungkin bila hanya dirinya saja dan Fei yang harus melawan sekumpulan mafia kelas kakap yang berusaha membunuhnya dan Fei. Yah meski pun aku dan bocah ini tidak akan mati tapi tetap saja akan merepotkan bila salah satu dari kami terluka

nantinya. pikirnya.

Fei memeluk Yifan semakin erat. Adrenalinnya semakin terpacu ketika motor besar itu melaju dengan kecepatan iblis membelah jalanan kota London di saat tengah malam hari. Di tenga rasa ketakukannya itu Fei tiba-tiba

merasakan matanya begitu silau taat kala sebuah lampu sorot mengenai pandangan matanya.

Fei mendengar suara truk terasa begitu dekat dengan motor yang sedang dikendarai oleh Yifan.

"Yifan… apa kali ini kita akan benar-benar mati?" ucapnya lemah. Meski pun ia tahu bahw faktanya ia tidak bisa mati dengan mudahnya namun kali ini feelingnya justru berkata lain.

Tidak seperti sebelumnya Yifan kali ini juga tampaknya mulai terlihat panik dan kehabisan akal. Bagaimana pun juga seseorang yang bahkan sangat ahli sekali pun juga akan merasakan sensasi ketakutan taatkala dirinya mulai merasa terdesak.

"Percaya saja padaku Fei kau dan aku akan selamat kali ini." ucapnya tegas. Meski pun sempat ragu Yifan tampaknya tidak akan menyerah begitu saja. Baginya selama ada kesempatan walau pun presentasenya sangat kecil sekali pun kemungkinan akan kemenangan telak masih bisa saja terjadi selama kau bersikap optimis.

Yifan memacu motornya dengan kecepatan luar biasa menuju truk besar yang saat ini juga tengah melaju ke arahnya.

Fei sendiri tampaknya sudah pasrah dengan tindakan gila yang diambil oleh Yifan. Mau bagaimana pun juga disini Yifan jauh lebih unggul darinya. Mau tidak mau ia pun harus menuruti segalanya yang berasal dari Yifan.

"Berapa presentase kita akan selamat?" tanya Fei pasrah.

Yifan tersenyum lalu dengan penuh rasa percaya diri ia menjawab. "Sembilan puluh Sembilan persen!" jawabnya mantap. Yifan kembali menarik gasnya hingga spedometernya menunjukkan angka terakhir yang berarti

kecepatan motor tersebut sudah berada di atas ambang. terakhir "Satu persennya hanya untuk luka lecet mungkin setelah ini kita berdua bisa pergi ke minimarket lalu membeli dua buah plester dengan motif ayam jago." guraunya disaat-saat terakhir.

Fei tersenyum dalam pelukannya lalu membalas dengan suara yang terdengar lemah namun masih bisa sedikit ditangkap oleh indera pendengaran Yifan. "Aku percaya padamu Xu Yifan Li." balasnya.

"Baguslah tapi memang seharusnya dari awal kau itu harus selalu percaya denganku!" tukas Yifan dengan cepat. Ia lalu kembali fokus dengan motornya bersiap menabrakan dirinya yang tengah membawa Fei dengan sebuah truk berukuran besar yang melaju kencang ke arahnya.

Motor dan truk besar itu pada akhirnya saling melaju ke arah yang sama dan berakhir dengan saling bertabrakan dan menghantam satu sama lain.

Just this time I believe in you jerk and after that I'll really curse you to death