Chereads / I Can Live in London / Chapter 2 - 01. Morning

Chapter 2 - 01. Morning

Pagi Hari yang Cerah di Ibukota Beijing

Fei tengah menyantap dengan khidmat sarapan paginya yaitu telur dadar wortel kesukaannya beserta susu cokelat manis dan hangat sebagai pendampingnya di kala sarapan pagi.

Sementara Fei menyantap sarapannya Yifan sendiri malahsibuk dengan beberapa berkas yang berhamburan di atas meja makan. Tampak dirinya terlihat begitu pusing saat mengurus berkas-berkas tersebut.

Fei melirik ke arah Yifan menyadari betapa sibuknya pria itu dengan beberapa berkas yang berhamburan di sekitarannya.

"Tidak mau sarapan pagi?" tanya Fei.

Yifan mendesah lalu meletakkan beberapa lembar berkas di tangannya ke atas meja ia lalu menatap Fei. "Tolong ambilkan roti bakar itu." pintanya pada Fei.

Fei kemudian mengambil roti bakar yang diminta Yifan lalu memberikannya dengan segera.

"Kuharap kau tidak akan mengalami maag." ucap Fei iba.

Yifan menatap Fei sinis kemudian merampas roti tersebut dengan serakah. "Malaikat maut tidak akan bisa mengalami penyakit remeh seperti itu bocah. Lagi pula aku menjadi sibuk seperti ini juga karena ulahmu."

sindirnya.

Fei terdiam dan dalam hatinya ia mengiyakan sindiran yang diberikan oleh Yifan pada dirinya. Iya

juga sih, dia jadi sibuk karena ulahku juga. ucapnya dalam hati.

Selesai melahap habis roti bakarnya Yifan kemudian menjentikkan jarinya sekali lalu muncul segelas jus jeruk di tangan kanannya.

Melihat Yifan meminum jus jeruknya membuat Fei merasa iri dan juga mau ikut merasakan kesegaran jus jeruk tersebut.

"Ck. Kau kan bisa sihir tapi kenapa malah membuatkanku sarapan sederhana seperti ini dengan cara manual? Menyebalkan. Hei aku juga mau jus jeruknya." protes Fei tidak terima.

Yifan meneguk habis jus jeruknya kemudian ia meletakkangelasnya yang sudah kosong ke atas meja. Menatap Fei malas lalu mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah. "Tidak terlalu baik jika memakaisihir hanya untuk hal-hal remeh seperti membuatkan sarapan misalnya. Lagi pula masakan yang dibuat dengan usaha sendiri jauh lebih enak ketimbang yang praktis." katanya membalas rasa protes yang dilontarkan oleh Fei. Yifan melirik

Fei sebentar kemudian sibuk kembali dengan berkas-berkasnya yang sempat tertunda karena acara makanannya sebentar. "Kau sudah minum susu cokelat tidak baik bila kau juga meminum jus jeruk di waktu bersamaan, perutmu bisa sakit." tambahnya.

Fei mengerucutkan bibirnya kesal. "Ya sudah." katanya ketus.

Lalu kedua makhluk tersebut kembali sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Sudah sepuluh menit berlalu dan kini Fei telah berhasil menghabiskan sarapannya sampai tak bersisa sedikit pun.

"Yifan apa jadwal hari ini?" tanya Fei memastikan. Ini hari Minggu dan seharusnya ia sama sekali tidak memiliki jadwal terkecuali jadwal untuk bersenang-senang sesuka hatinya.

"Jadwalmu hari ini kosong. Kau bisa bersenang-senang sesukamu sampai kau harus menyelesaikan rapatmu terlebih dahulu." balas Yifan.

Fei membalakan matanya tidak percaya. "Rapat! Dengan siapa? Harusnya seseorang tahu ini hari Minggu dan tidak membuat janji pertemuan seperti ini." ucapnya tidak terima.

Yifan menghela nafas kemudian mengacak surai hitamnya yang mulai kubas. "Rapatmu denganku. Ada hal yang sangat penting perlu kita bahas, tidak bisa ditunda." jawabnya tegas.

Fei mendecak tidak terima. "Denganmu toh? Bisa ditunda. Bagaimana pun juga kita masih punya banyak waktu, ini hari Minggu Yifan apa kau sendiri tidak mau refresing barang sejenak." rayunya.

"Tidak bisa ini penting. Kalau saja seandainya hal ini tidak begitu penting mungkin sejak tadi aku sudah meninggalkanmu dan pergi ke salon untuk memanjakan diriku." ucap Yifan dengan nada suara yang dibuat sengaja centil.

Fei meringis merasa geli melihat tingkah laku Yifan yang terlihat centil secara dibuat-buat. "Jangan jadi seperti banci. Lagi pula untuk apa kau pergi ke salon?" Fei terlihat penasaran.

Yifan menunjuk ke arah rambutnya sendiri. "Lihat warnanya sudah kubas. Tentu saja aku ingin pergi untuk mencatnya ulang."

"Kalau begitu kenapa tidak kau lakukan saja dengan sihirmu untuk mengubah warna rambutmu ketimbang harus pergi ke salon?"

"Karena aku ingin pergi ke sana untuk mendapatkan pijatan plus-plus Seouli. Kau tidak akan pernah merasa senikmat itu saat mendapat pijatan darinya."

Fei menganga tidak percaya. "Mesum dasar mesum." Fei memegang kepalanya yang mendadak merasa pusing saat mengetahui kadar kemesuman Yifan masih belum juga berkurang namun malah sebaliknya.

"Eits aku ke sana memang karena pijatannya enak. Tapi kebetulan Seouli memiliki paras dan bentuk tubuh yang sama-sama cantik membuatku semakin betah dengan pijatannya. Astaga Fei, Seouli itu benar-benar luar biasa ukuran dadanya sangat jumbo." goda Yifan. Seperti biasa Yifan akan mulai mengatakan hal-hal berbau mesum pada Fei dengan maksud sengaja menggoda remaja laki-laki tersebut.