bandara kota x tak sepadat biasanya karena wabah virus yang sedang meraja lela..
kembalinya wen kimo adalah keputusan akhir keluarganya karena pademik virus ini..
mereka khawatir,,karena berkumpulnya anggota keluarga dari seluruh penjuru adalah kenyamanan tersendiri bagi mereka
tidak ada acara penjemputan,,
bahkan mobil yang selalu dia butuhkan tak muncul di hadapannya..
dengan kesal wen kimo melihat angka di lengan. kirinya...
1 jam berlalu...
dengan mantap wen kimo menyetop taxi yang berjajar rapi di pinggiran pintu masuk bandara
sang sopir menganggukan kepala tanpa turun dan membantu wen kimo..memasukan kopernya ke bagasi taxi tersebut
seolah tak perduli..dia lantas bertanya dengan tidak sabar saat wen kimo masih diam mematung menunggu sang sopir menaikan kopernya
"tuan..apa kau tidak mau naik??"
"....." dengan kesal wen kimo menatap tajam sopir taxi tersebut
"cepatlah...mobil yang lain akan memarahi ku. karena parkir terlalu lama" supir itu tidak perduli akan raut wajah wen kimo yang menatapnya tajam
"apa tidak ada pelayanan di dalam taxi mu??" wen kimo melirik tajam sang sopir
"apa yang kau inginkan aku membawakan koper kesayanganmu ke dalam bagasi taxiku?? sopir itu berkata dengan tidak sabar
"ayolah..kau bukan wanita,,cepat masukan barang barangmu lalu kita pergi.."
mendengar kata wanita..wen kimo menegak kan badannya dan berkata dengan dinginnya
"enyahlah..."
supir taxi itu merutuk wen kimo yang angkuh sambil menjalankan mobilnya dengan cepat...
meninggalkan wen kimo dengan masing masing emosi yang siap akan meledak
memijit kening nya dengan sebelah tangan menggenggam handphone.wen kimo sekai lagi memencet no rumah nya..
"halo.." setelah nada deriing yang panjang
akhirnya ada yang mengangkat teleponn nya
berbicara dengan malas..dia menanyakan orang yang menjemputnya di bandara saat ini...
bertukar no telepon pengemudi yang di tugaskan ibunya menjemput.wen kimo dengan tidak sabar menghubungi no yang ibunya berikan
"dimaana kau ?? " kata pertama wen kimo saat sambungan teleponn nya di angkat oleh penerima
"di bandara,,, eh siapa kau ?? " suara nyaring wanita yang wen kimo yakini dia kenal
" mei shie wing... bandara mana kau menjemputku.."suara barito wen kimo memekanan telinga sang penerima telepon..
" wen kimo,, bisakah kau tidak berteriak...
aku menunggumu selama 2 jam di terminal 3 dimana kau.. ?? seharusnya aku yang kesal " wanita yang yang wen kimo teriaki menjawab dengan keras sampai membuat wen kimo menjauhkan hand phone nya dari telinganya
" bodoh,, apa kau tidak tau harus menungguku dimana?? " wen kimo membalas
"terminal 1 ,, wanita bodoh. apa kau tidak tau aku juga menunggumu di sini dengan... " wen kimo tidak melanjutkan omongannya saat tau sambungan pada telepon di seberangnya di matikan sepihak...
' mei shie wing ' wen kimo merutuk wanita bodoh yang selalu membuat kepalanya sakit
'kenapa aku harus berbagi kehidupan dengan nya lagi....arghhhhhhh...'
5 menit berlalu...
wen kimo melihat wanita tinggi dengan rambut ekor kuda...berlari memakai sepatu kets dengan jaket jeans nya menyampir serampangan di bahu kanan nya...
saat dia melihat wanita itu menganggkat telepon yang dia pegang...wen kimo yakin dia adalah wanita bodoh yang ibunya kirim
"berbalik lah!! " wen kimo berbicara saat menatap tajam wanita yang sekarang berada di depan tapi membelakangi pandangan wen kimo
* * *
mei shie wing membalikan badannya tanpa ragu dan menatap lelaki di hadapannya dengan tak percaya
" momo..." secara reflek wanita itu menjerit memanggil nama yang wen kimo bencii..