Alby tetap mengajak Bu Melin untuk pulang ke rumahnya. Dan Bu Melin juga tidak bisa menolak karena dirinya memang benar-benar dalam masa penyembuhan. Jadi, apa boleh buat, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia harus mengikuti putranya untuk pulang.
Dan Pak Marco pun tidak bisa menghentikan langkahnya karena ia sangat menghormati Alby dan juga Bu Melin. Qiran dan Pak Marco hanya bisa menatap mereka dengan tatapan kosong sampai Alby dan Bu Melin hilang dalam pandangan nya. Pak Marco menatap puterinya dengan tatapan iba dan ia pun langsung memeluk nya dengan penuh kasih sayang.
"Sabar ya sayang, besok atau lusa kita pasti akan menemukan jawaban nya, agar kita tidak terlalu memikirkan hal ini terus," kata Pak Marco sembari mengelus rambut puterinya.
Dan Qiran hanya bisa menangis dalam diam. Sesekali ia mengusap air matanya yang sudah membanjiri kedua pipinya.