Para preman sedang mengamuk karena Alby dan Qiran tak kunjung keluar. Mereka membawa beberapa benda untuk memecahkan kaca jendela mobil. Sementara, Alby dan Qiran hanya diam terpaku dengan hati yang begitu was-was dan kecemasan yang sangat tinggi.
"Aku akan turun saja, Qiran. Biar mereka diam," kata Alby sembari menggenggam tangan Qiran.
"Tidak perlu, kita diam saja, tunggu sampai polisi datang. Bukan kah ini jalan umum? Pasti mereka tidak akan berani melukai kita," kata Qiran dengan membalas genggaman Alby.
"Tapi ... kalau kita tidak bertindak, kita akan mati, Qiran? Lihat mereka mengamuk macam cacing kepanasan," kata Alby yang semakin erat memegang tangan Qiran.
"Itu bukan pribahasa yang pantas untuk mereka, terlalu lembut untuk mereka kalau dikatakan seperti cacing kepanasan. Lagian, kamu tenang saja, kita berdoa kepada Tuhan, biar secepatnya ada yang membantu kita," kata Qiran yang masih bisa bersikap tenang walau keadaannya sudah segenting itu.