Chereads / Cinta Alia / Chapter 2 - Di tempat baru

Chapter 2 - Di tempat baru

Namanya takdir ya gak bisa disalah-salahin, ujung-ujungnya itu salah manusia itu sendiri. loh kok gitu? ya karena kenapa kamu mau coba? kenapa sampai ketipu coba? kenapa sampai dibodoh-bodohin coba? kenapa milih yang itu coba? nah kan salah manusia itu sendiri-kan? hayooo... takdir mah cuma ketentuan yang berlaku atas pilihan manusia itu sendiri. sebagai contohnya seperti keadaan cewek bertubuh mungil namun berdada tidak mungil yang mengenakan pakaian model one piece berwarna merah muda dipadu jaket biru bertudung yang menutupi hingga setengah dari wajahnya. cewek mungil itu sedang berada diambang pintu masuk keluar di sebuah pelabuhan.

" abang, abang, abang, ini di mana seh " tanya sang cewek sambil mencolek-colek lengan pemuda tampan disampingnya. pemuda tampan itu berpakaian kaos putih di padu kemeja biru bercorak kotak-kotak dan bercelana jeans hitam yang ketat.

" ini di tanjung pinang dek " jawab sang pemuda tampan.

" Tanjung pinang itu sebelah mananya jepang , abang ? "

" aduh maya, sudahlah terima saja nasibmu, ini kita bukan di jepang, kita masih di bagian belahan bumi indonesia "

" ha~ha gak lucu... abang nipu maya gitu, liburan ke jepang jadi ke tempat suram macem ni gitu, oh tuhan takdir macam apa ini, tolong berikan hambamu ini seorang abang yang tidak macam dia " cerocos si cewek yang di panggil maya itu seraya menuding sang pemuda tampan dengan kesalnya.

" palak kau peyang, masih mending abang ajak liburan, kamu fikir ke jepang tuh pake daun bisa, salah sendiri sampai ke tipu, salah sendirikan nolak bantuan bokap nyokap, nah sekarang nikmati saja takdirmu ini wahai kaum rebahan " balas cerocos sang pemuda gak kalah nyolot.

" dasar kambeeeng! awas aja ya kalo sampe nginep di tempat kumuh "

" kalau maunya gitu, mana ? "

" apanya? "

" duit-nya lah, apalagi coba "

" kambeeeeng "

" mbeeek "

" huh " dengus keduanya kompak saling balik badan.

" eh ada apaan sih nih, abang adek kok berantem sih, yang akur dong " lerai seseorang yang datang dari belakang sambil membawa potongan karcis tanda keluar dari pelabuhan. seseorang itu pria bertubuh tambun yang mengenakan pakaian kaos oblong merah tua dipadu celana kain pendek selutut.

" bang deri, tu bang nata tuh ngeselin " rengek maya dengan manjanya.

" bodo' kau, ngapa pula ngadu ama deri, asal tahu saja tu deri salah satu dalang konspirasi hingga kamu bisa ada di sini "

" iya bang deri? " tanya si maya mengernyit.

Sang pemuda tambun yang dipanggil deri itu cuma nyengir kuda.

" dasar kambeng kalian berdua ya " runtuk maya lalu nyelonong pergi sambil nyeret paksa koper-nya.

" oi mau ke mana, ntar nyasar loh "

" bodo'! mana tau kalo nyasar ntar jumpa kambeng tampan baik hati, gak kayak kalian huh "

Nata dan deri kompak ngakak lalu mengucap :

" mimpi kali ye "

Mereka berdua lalu bergegas menyusul maya.

****

Cuaca sedang gagahnya memancarkan sinar mentari. siapapun yang merasakan kehebatan sang mentari saat ini pasti berkata :

" aku butuh penyegaran "

Begitulah maya yang kini sedang mengeluh sambil kipasan dengan tisu di tangannya. dalam hatinya ia meruntuk habis-habisan nasib hidupnya yang saat ini begitu tidak berpihak baik padanya. di mulai dari berlabuh di tempat yang tidak sesuai harapan, berjalan tanpa tujuan karena kesal, kelelahan karena mencari penginapan, dan giliran saat mau rehat manjain badan justru berdebat soal dimana tempat yang cocok.

" sabar napa, minumannya pasti dateng ntar " komentar nata meledek.

" eh kambeng, ni maya udah sabar ya dengan berhenti protes karena berakhir nongkrong di sini " balas maya sebal.

" emang kenapa di sini, kan malah bagus ada angin alami, sepoy sepoy oi "

" serah kamulah mbeng " jawab maya ketus sambil melirik ke sebelah dimana ada Ruko dua tingkat yang menjual makanan cepat saji. sudah bisa dipastikan tempat itu jauh lebih nyaman karena punya AC. sangat jauh berbeda dengan tempat nongkrongnya saat ini yang ada di tempat terbuka, hanyalah seonggok tenda payung sebagai penahan serbuan panas matahari.

" minumannya mbak, mas mas sekalian " sapa sang pelayan cewek dengan amat sangat ramah. sang pelayan itu mengenakan pakaian yang berbeda dengan pelayan wanita lainnya. pelayan itu tampak mengenakan busana yang begitu casual.

" mbak tadi pesan minum apa ya " tanya sang pelayan sopan kepada maya yang masih terpaku pada ruko di sebelah.

" mbak o mbak "

" emm.. oh ma..maaf, saya vanila ice cream " jawab maya gelagapan sembari membenahi cara duduknya.

" oke, vanila cremnya, makasih sudah mau menunggu " ucap sang pelayan tersenyum sembari menyuguhkan hidangan yang dimaksud.

" mas yang ganteng pesan apa " tanya sang pelayan kepada Nata.

" hemmm " gumam nata tampak berfikir keras.

" kenapa mas? "

" tidak, andai saja saya tahu sebelumnya " jawab nata seolah baru saja mendapat wangsit.

" apanya mas, ah mas salah pesan ya, bisa diganti kok mas, tenang aja "

" begitu ya, tadi saya tidak tahu ada gadis secantik kamu kerja disini, kalau tahu saya pasti mesan sesuai yang kamu rekomendasikan " ucap Nata sok iya, sok ganteng yang berujung narsis gaya selfi anak zaman now.

" ah mas bisa aja, jadi mas mau ganti pesanan atau gak nih "

" menurut kamu? "

" teroos, gombal teroos, dasar kambeng.. udah mbak gak usah di layan tu kambeng, kasih aja aer comberan sekalian " ucap maya sinis.

" ka..kambeng.. air comberan " gumam sang pelayan nyengir terpaksa.

" palak kau aer comberan, maaf mbak, tu juragan kambeng lagi sensi gegara gak bisa ke tempat itu " ucap Nata sambil nunjuk Ruko tempat menjual makanan cepat saji yang tadi dipandangi maya.

" be..begitu ya, maaf ya mbak, panas ya.. apa perlu saya bawa kipas angin kecil ke sini "

" eh mbak gak usah repot-repot tapi kalau gak repot sih tolong dibawain ya "

" yee, tsundere model indonesia yak " samber si deri lalu ngakak.

" berisik "

" iya mbak, gak ngerepotin kok, saya bawain ya nanti " ucap sang pelayan.

" ya, makasih ya mbak ya "

" nah mas yang ganteng jadi gimana minumannya? "

" yang lemon tea itu punya saya mbak.. emm mbak siapa namanya? " jawab dan tanya nata masih dengan gaya sok-nya.

" dasar kambeng, gak usah dikasih tau mbak, ntar besar jempolnya " samber maya.

" berisik lu juragan kambeng " balas nata.

" gak apa kok mbak kalau cuma nama, saya Rea Anastasya "

" tuh mbaknya aja gk sewot, ngapain kamu sewot, malu oi,...

" mbeeek " maya membuang muka.

" ah saya Nata Andi, mbak Rea ya tadi "

" iya mas, ini minumannya ya mas " ucap sang pelayan sambil menaruh gelas berisi ice lemon tea di meja.

" oke mbak Rea makasih ya "

Sang pelayan yang ternyata adala Rea lalu bermaksud meyuguhkam minuman yang tersisa.

" ice kopi susu punya mas-nya ya "

" iya tapi kok gak ada gantengnya sih "

" pwuaaah, ganteng, nyadar diri dong, lagian kasian sama mbaknya napa, masa harus berbohong sih hanya demi nyenengin pelanggan " ledek nata tak bisa berhenti menahan tawa.

" sebok aja kau nata, urus urusanmu sendiri, iya gak mbak, saya ganteng gak mbak rea " tanya deri PeDe.

" anu, emm, itu,....aha.. mas gak ganteng tapi juga gak jelek dan gak sedang-sedang saja, mas itu yang paling tampan meski itu hanya menurut mas sendiri, gimana mas? "

Maya dan Nata kompak membatu sesaat lalu di sambung menahan tawa " pffft " tak sampai dua detik tawa mereka berdua meledak.

" mbak rea kok malah ngeledek sih " ucap deri manyun.

" aduh kawan, mbak rea itu bukan meledek, mbak rea justru udah baik hati mau mengatur kalimat sebaik mungkin supaya gak menyakiti pendengaranmu, jadi yang sabar kawan, terima saja kenyataan oke " cerocos nata sambil nepuk-nepuk pundak deri.

" asem kau ya nata "

Sementara itu Rea cuma bisa tersenyum tipis, namun dari sudut pandang maya yang melihatnya dari samping dan sedikit terhalang tudungnya, maya menganggap orang yang dilihatnya itu sedang berusaha tersenyum terpaksa. merasa gak tega, maya bermaksud menjauhkan Rea dari cengkraman kedua kambeng tersebut.

" mbak rea daripada ngelayan dua kambeng tu mending tunjukin di mana toiletnya ke saya yuk, udah kebelet nih, tolong ya? " ucap rea seraya berdiri.

" eh iya mbak dengan senang hati, ayo mbak "

" beh, belum juga disentuh tu minuman dah bocor aja " ucap nata.

" sebok aja kambeng, ayo mbak.. " ucap maya seraya merangkul lengan mbak rea sang pelayan.

" permisi ya mas ganteng ama mas yang paling tampan " pamit rea.

" iya mbak, sory ya tu juragan kambeng malah ngerepotin jadinya " balas nata sambil melambai. sedangkan si deri nyengir pahit dan melambai jari saja.

" udah mbak rea gak usah di layan lagi, ayo tambah mules nih low ngedenger kambeng tu ngembek " ucap maya sembari memaksa rea untuk berjalan dengan menarik lengan rea.

" i..iya mbak " jawab rea terpaksa mengikuti.

Maya mempercepat langkahnya yang membuat rea kewalahan.

" mbak... mbak kebelet banget ya " tanya rea di sela-sela menyesuaikan langkah kakinya dengan langkah maya.

Maya ngerem mendadak " eh, gak sama sekali kok mbak "

Rea spontan ikutan ngerem yang membuatnya hampir kehilangan keseimbangan tubuhnya.

" ups, hampir saja, " ucap rea sambil merenggangkan kedua tangannya.

" ups sori mbak rea, saya cuma bermaksud agar mbak rea cepat terlepas dari jeratan para kambing tadi " ucap maya tidak enak hati.

" oh gitu toh mbak, makasih ya tapi gak apa kok, dah biasa ngadepin yang begituan "

" wah udah sering digodain mbak ya, tapi saya maklum deh, mbak rea emang cantik sih " komentar maya seraya mulai jalan kembali.

" ah mbak bisa aja nih jujurnya.. eh ngomong-ngomong jadi ya ke toiletnya "

" jadi dong mbak, saya emang gak kebelet sih, tapi badan saya gak enak nih gegara cuaca super panas, jadi kudu di lap dulu nih keringet yang mengganggu " jawab maya sambil memegangi sebelah kepalanya.

" owh ok deh low begitu... emm " ucap rea sambil memperhatikan gerak tubuh maya dengan seksama.

" Anu mbak, apa saya yang salah lihat atau gimana ya, kok... eeeeh " ucap dan jerit panik tertahan rea ketika melihat tubuh maya tiba-tiba ambruk. rea bergegas bersimpuh dan langsung mengangkat kepala maya lalu membaringkan di pahanya.

" mbak, mbak " panggil rea.

" yah, pingsan pulak! gimana nih... emaakkkk " teriak rea akhirnya.

****

Di sebuah ruangan yang berisikan perabot-perabot kamar tidur yang serba berwarna merah muda bahkan sampai ke pernak pernik yang menghiasinya begitupun cat dindingnya. di kamar itu maya sedang terbaring di tempat tidur dalam kondisi tidak sadarkan diri. wajah maya kelihatan pucat, bibirnya tampak kering dan nafasnya sedikit tidak teratur.

tepat pukul 13:05 wib perlahan maya membuka matanya.

" alhamdulillah, akhirnya sadar juga " ucap rea lega.

" emm.. mb..mbak rea " ucap maya lemah seraya memandang rea sejenak lalu melihat-lihat sekitar.

" di mana ini mbak rea, perasaan tadi saya.. "

" ini diminum dulu mbak " pinta rea seraya menyodorkan segelas air putih.

maya menerima lalu meneguknya sedikit.

" ini di kamar tidur saya mbak, mbak gak ingat ya tadi mbak pingsan di cafe outdoor kami "

" pingsan? ah! "

" emm kemana dua kambeng tu mbak ? "

" maksud mbak itu abang mbak sama temennya ya, mereka lagi sama ibu ke apotek buat beli obat "

" maaf ya mbak rea malah jadi ngerepotin gini "

" dibawa santai saja mbak, keluarga kami senang membantu orang lain, btw mbak kok bisa ampe pingsan gitu sih "

" kalau ditanya gitu bingung juga jawabnya, saya ini aslinya anak rumahan, mungkin karena gak biasa panas-panasan kali ya "

" owh gitu berarti tebakan mamak rea bener, yah kondisi orang beda-beda juga sih, saya kira mbak ada penyakit apa gitu "

" gak ada mbak, selain dulu pernah patah tulang kondisi saya sih sehat walafiat gak penyakitan "

" syukur deh, ngomong-ngomong mbak siapa namanya "

" Maya putri, panggil aja maya, kayaknya kita seumuran deh ya, yah walau beda jauh size badannya? "

" 17 tahun saya sih " ucap rea mengernyit.

" eeeeeh masa? segede itu! "

" mbak ada-ada aja, malah menurut saya mbak tu yang kekecilan,.. ngomong-ngomong Maya cantik banget yah, mana suaranya imut lagi, curang banget sih "

" eh " gumam kaget maya seraya memegang kepalanya, setelah sadar kalau dirinya tidak sedang memakai tudung kepalanya, spontan maya menutup wajahnya.

" jangan lihat " teriak maya panik.

" loh kenapa kok gitu, ada yang salah dengan mukamu ya maya? "

" saya malu, tolong kembalikan jaket saya "

" gak mau, sebelum maya jelasin alasan kenapa harus mukanya ditutup "

" kamu sudah lihat sendiri kan, wajah saya ini gak ada bagus-bagusnya, mata yang tajam, hidung yang mancung, bibir yang mungil, perpaduan macam apa itu, kalau mau sadis ya sadis aja sekalian, kalau mau imut ya imut aja sekalian, iyakan "

" ck, kamu ngajak ribut sama saya ya maya? "

" loh kok gitu sih "

" abis penjabaran tentang wajahmu itu seolah mengejekku yang bahkan gak punya salah satunya, aku ini iri sama kamu tahu "

" masa? kamu itu lebih cantik dariku, lihat saja perpaduan bibir seksi, hidung yg mancung enggak pesek-pun enggak, mata yang berbinar nan menggoda ah pokoknya aku yang seharusnya iri sama kamu "

" maya, maya, kecantikanmu itu gaya eropa sedangkan aku gaya asia khusus di indonesia dan ciri gadis desa, gak pantes kamu iri sama aku, paling mentok tuh yang naksir sama aku paling ya abang kamu tapi kalau kamu cristiano ronaldo aja bisa naksir "

" dih perandaian macam apa itu, rea tolong balikin jaketku dong "

" gak "

" eeh "

" gak bisa sekarang maksudnya karena jaketnya tadi abis di cuci, jadi masih belum kering jaketnya "

" low gitu pinjemin jaket kamu dong "

" emangnya bisa cocok pffft "

" em~mf... iya deh yang badannya bongsor "

" yee, loli loli "

Keduanya melepas tawa tanpa sungkan dengan gayanya masing-masing, maya yg sampai terbatuk dan rea yang sampai memegangi perutnya. mereka kini terlihat bagaikan teman akrab yang sudah lama terpisah dan baru bertemu kembali.

" kamu tahu istilah loli berarti suka anime ya " tanya maya akrab.

" gak juga sih, aku jadi tahu gegara abangku "

" rea punya abang juga ya "

" iya, jangan naksir sama abangku ya "

" hmm tergantung sih, masa kalau abang kamu gantengnya selangit maya gak boleh naksir sih "

" pokoknya gak boleh, kalau sampai naksir kamu harus berhadapan dulu sama aku "

" brocon? " tanya maya menyelidik.

" iya " jawab rea dengan bangganya.

" hmm rea sampai segitunya berarti abangnya kualitas unggul nih, demi mendapatkan kualitas terbaik maya rela deh melawan rea "

" dih kamu fikir abang rea tu beras apa, tapi rea siap menerima tantangan maya, gini-gini rea pemegang sabuk biru loh "

" yah jangan pake kekerasan fisik dong, jangankan kelahi, nyakitin nyamuk aja maya gak tega, main cantiklah kita "

" ogah, kalau main cantik ya maya yang menang mudah "

" kok bisa? "

" bisa banget, selain muka maya sedikit mirip sama mantannya, suara maya yang imut-imut macem pengisi suara di anime tu jadi nilai plus yang gak bakal abang rea tolak "

" puh, otaku abis ya abang kamu "

" iya pake banget "

" samalah cem abang maya, low gitu tukeran abang aja yuk "

" gak mau, abang maya emang ganteng tapi bukan tipenya rea "

" yah, kok gitu sih, jadi tipe dek rea yang macem mana? " tanya nata yang muncul tiba-tiba disusul seorang wanita tua berkerudung yang memakai setelan gamis abu-abu lalu deri yang belakangan.

" emm tipe yang gak suka godain cewek.. mungkin " jawab rea.

" ngomongin apa sih ndok,... " tanya si wanita tua kepada rea.

" cuma obrolan cewek kok mak " jawab rea enteng.

" emm... owalah wes sadar toh neng ayu, gimana keadanmu, udah enakan? " ucap sang wanita tua yang ternyata mamak-nya rea.

" iya bu makasih berkat ibu dan anak ibu, maya udah enakan "

" alhamdulillah, tapi ini obatnya tetep di minum ya? "

" i..iya bu "

" bude, adek saya tuh paling susah minum obat, tapi tenang aja bude, saya janji bakal cekokin obatnya sama dia nanti "

" yee, gak pake cekokin kali, dasar kambeng "

" huss, kok manggil abangnya kayak gitu sih " tegur mamak rea.

" ma..maaf bude, udah biasa sih "

" mulai hari ini jangan dibiasain ya "

" iya bude " jawab maya terdengar patuh sekali.

" rasain " ledek nata.

" kamu juga, sama adek sendiri ya jangan maksa-maksa, ntar biar bude yang kasih minum obatnya "

" si..siap bude, tapi secepatnya kami mau bawa adek saya ke hotel tempat kami nginap, gak enak kalau ngeropotin bude terus "

" gak, gak mau, maya mau di sini aja " rengek maya.

" eh maya jangan ngelunjak cem bocah dong, tau diri dikit napa? " protes nata.

" sudahlah mas nata, saya pribadi malah senang kok kalau maya nginap di rumah kami, serasa punya kakak jadinya,... "

" mamak gak masalahkan kalau maya nginap dirumah kita? "

" mamak sih sama sekali gak keberatan "

" yei, tuh gak apa-apa kok, udah abang balik aja ke hotel sana " ucap maya senang lalu menjulurkan lidah ke nata.

Nata mendelik sekilas ke maya dan berganti sedikit membungkuk sambil memegang belakang kepalanya menuju ke mamak rea.

" aduh maaf ya bude, jadi gak enak nih karena nurutin keegoisan adek saya "

" dak apa-apa, kamu gak usah ngerasa gak enak kayak gitu "

" sekali lagi makasih bude, titip adek saya ya "

" iya, kalian jaga diri baik-baik disana ya, jangan godain cewek lagi kayak di apotek tadi "

" i..iya bude, tapi gak janji " ucap nata lalu nyengir.

" huuu, dasar kambeng "

" neng maya " ucap mamak rea dengan nada memperingati.

" ups, maaf bude "

nata dan deri kompak ngetawain maya.

" ya udah, kami pamit dulu bude, kalau ada apa-apa nanti bisa hubungi kami " ucap deri seraya memberi kartu nama.

mamak rea menerima kartu nama tersebut lalu memjawab " iya, ati-ati di jalan ya "

" iya bude " jawab deri dan nata serempak.

Sepeninggal nata dan deri, mamak rea pun pamit keluar untuk kembali ngurus cafe outdoor miliknya.

Rea yang ingin memastikan sesuatu lantas memegang kening maya " sip, gak ada demam, eh maya ntar sore ikut aku ma abangku jalan-jalan yuk? "

" hmm " gumam maya berfikir.

" oh iya ya kamu ini anak rumahan, kalau kamu gak mau gak apa-apa kok "

" bu..bukan gi..t.. "

" malah bagus rea kan jadi bener-bener bisa kencan sama abang, tadinya aku gak enak aja ninggalin kamu sendiri, yah syukur deh kalau begitu " cerocos rea dengan lirikan yang licik.

" umm~mmuh " gurutu maya sebel.

" ikut.. maya ikut, pokoknya ikut, harus ikut " rengek maya sambil nepuk-nepuk kasur.

" oke deh, maya boleh ikut kok, sekarang yuk kita mandi dulu "

" eh berdua? mandi sama-sama gitu? gak deh, kamu aja duluan "

" gak pake nolak, ayo ikut " ajak dan seret rea tega.

" tidaaaaaak! " jerit maya memelas.