Suara adzan yang menandakan waktu sholat ashar baru saja berakhir dikumandangkan. Sebuah tempat usaha yang bergerak mengelola cafe memulai untuk berberes menutup usaha outdoor-nya. biasanya tempat usaha itu akan buka lagi menjadi di dalam ruangan saat malam setelah isya. tempat usaha itu tidak hanya sekedar berubah lokasi tapi juga berubah konsep secara pelayanan. jika malam konsep yang digunakan ialah konsep syar'i. mulai dari dekorasi ruangan, pakaian para pelayan hingga menyambut dan melayani tamu begitu bernuansa islami. Tempat usaha yang berpusat pada bangunan Ruko tiga lantai itu bernama Cafe Fatamorgana. Pemilik dari cafe fatamorgana adalah ibu dari Zea dan Rea. bukan hanya dijadikan tempat usaha, bangunan ruko tiga lantai juga sekaligus menjadi tempat tinggal bagi keluarga Zea.
Saat ini sang pemilik toko, ibu zea dan rea yang biasa di panggil mak'e sedang berada di lantai pertama. mak'e lagi asik menghitung penghasilan cafe outdoor hari ini. naik ke lantai dua, ada beberapa karyawan pria yang sedang menata meja dan kursi. naik ke lantai tiga, di sana ada Rea yang terlihat cantik dan seksi dengan pakaian jenis midi dress tanpa lengan bercorak batik warna hitam putih yang
lagi berdiri santai nemplok di dinding antara kamarnya dengan kamar zea. sesekali rea melirik jam tangan di tangan kirinya, sesekali itu pula rea menghela nafas pendek.
" dih lamanya dua makhluk rumahan tu besolek " keluh rea akhirnya saat jam menunjukkan pukul 16:55 WIB.
Waktu terus berjalan, 20 menit terlewati. rea mulai jengah hingga mengoceh tidak jelas. kegelisahannya pecah saat mendengar langkah kaki yang sedang menaiki tangga. Rea berharap orang yang sedang naik itu adalah mak'e dan ternyata benar adanya.
" wah wah cantik bener ndok, mau ke mana nih " tanya mak'e saat tiba di anak tangga terakhir.
" eh mak'e, cantik dong mak'e, kan mau jalan sama abang, emn sama maya juga sih "
" sama abangmu?! emangnya dia udah mau keluar rumah? "
" udah dong mak'e, kan udah rea rayu " jawab rea jenaka.
" ya syukur deh, tapi apa ntar baik-baik aja? "
" mak'e gak perlu khawatir, abang pasti rea jagain kok " jawab rea yakin.
" ndok, ndok, seharusnya abangmu yang jagain kamu, lagian mamak tu gak ngawatirin anak laki mamak, justru mamak ni khawatirnya sama kamu, mau sampai kapan kamu begini ndok? " tanya emak'e berwajah sendu.
" sampai abang dapatin kebahagiaannya... mak'e tenang aja, rea seneng ngelakuinnya kok, rea selalu baik-baik saja jika itu demi abang... jadi mak'e gak usah ngawatirin rea lagi ya "
" kalau memang itu mau kamu yo wes, pesen mamak kalo dah gak kuat tolong lambaikan tangan ya ndok "
" ih mak'e emang rea lagi ikut acara hantu-hantuan gitu "
Rea dan mak'e pun tertawa ringan. belum habis tawa diantara mak'e dan Rea, tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka.
* krek~krek * suara dua pintu yang terbuka bersamaan.
" yosh - oke sip " ucap dua suara yang berbeda jenis kelaminnya berbarengan.
Rea dan mak'e kompak nepuk jidat saat melihat Zea dan Maya.
" A~baaaaang ..... Ma~yaaaaaaa " panggil rea dengan menahan kesal.
" yo rea... emm " sapa zea lalu memandang ke arah maya.
" rea gimana... emmm... " tanya maya berhenti melihat ke arah zea.
" .... waaaaaaaa rea ada bandit " jerit maya sambil menunjuk zea.
" waaa rea ada-ada aja nih cebol " balas jerit zea.
" kalian ini ya " ucap rea dengan suara tertahan.
" ndok, mak'e ada urusan, tolong di urus dua orang aneh itu ya " pamit mak'e lalu berjalan melewati Rea dan juga zea. mak'e sempat menoleh zea yang di balas zea dengan menundukkan kepala. mak'e hanya geleng-geleng kepala menyikapi kelakuan zea.
Sementara maya terkaget dan nyeletuk " eh aneh "
" mak'eeee.. tungguuuuu.... " pinta rea memelas.
" duh " gumam rea melihat mak'e yang gak menggubris. saat mak'e hilang di balik pintu kamar mak'e sendiri, rea dengan lesunya memandangi zea dan maya bergantian.
" seenaknya kalian saling teriak, seharusnya aku yang ngatain kalian, kalian seharusnya sadar diri dong, kalian nih mau be-jalan ato mau ngerampok hah! " ucap rea tegas dengan kedua matanya yang melotot.
Masing-Masing dari zea dan maya memperhatikan diri mereka sendiri. zea saat ini mengenakan celana jeans biru model bolong di dengkulnya, memakai tas kecil di pinggang sebelah kanannya, jaket panjang yang mirip dengan jas labolatorium di padu kaos bergambar tokoh luffy dari manga one piece, memakai masker dan kacamata hitam. sedangkan maya mengenakan celana kain silver ketat selutut, kaos polos dengan jaket ungu bertudung yang tentunya tudung jaketnya digunakan hingga menutup separuh wajahnya dan juga memakai masker.
" ini normal kan? " ucap zea dan maya kompak polos tanpa beban.
" geh " rea asli terkejut dan semakin memelototkan matanya.
" kalian dari planet mana sih, yang begitu dibilang normal " ucap rea kesal setengah hidup seraya maju kearah maya.
" ini apa-apaan nih, lama-lama cem petinju aja rea liat " ucap rea sambil membuka tudung jaket maya.
kontan maya bereaksi cepat menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya dan di-iringi jeritan manja " kyaa "
" dan ini apa pula, punya alergi kagak jadi buat apa masker-maskeran! " ucap rea makin sengit sambil melepas paksa masker.
Maya mengaduh pelan.
Giliran zea yang di datangi rea. zea sudah bersiap diri mengamankan kacamata hitam dan maskernya dengan memegangi kedua benda tersebut.
" a~bang " panggil maya manja bercampur mengancam.
" re..rea, abang gak bakal biarin kamu melepas kedua zirah abang ini, lebih baik abang di sangka orang aneh daripada membuat hati abang gugur di medan perang "
" heeee.. zirah ya.. ZIRAH DONG-DONG..LEPAAAAS! " paksa rea dengan segenap amarah dan tenaga sampai membuat zea kelabakan dan berakhir mengaduh sambil memegangi kedua telinganya.
" KALIAN BERDUA, DUDUK " perintah rea bak Ratu diktator sambil menunjuk lantai.
Zea dan Maya bergidik ngeri sesaat lalu dengan patuh duduk bersila di hadapan rea.
" kalian berdua tahu apa yang dinamakan jalan-jalan bukan, TAU-KAN ?! "
Kedua makhluk yang semula sama-sama tertunduk seketika berubah mengangguk berulang kali. Maya yang masih menutupi wajahnya dengan telapak tangan perlahan melebarkan celah jemari-nya demi melihat sosok rea yang kini telah berubah seperti ibu tiri di sinetron bawang merah bawang putih.
" tapi rea, kamu tahukan abang gak bisa ngadepin mereka yang kenal dengan abang makanya abang pake dua zirah itu buat jaga-jaga kalau ketemu mereka " ucap zea seraya memalingkan wajahnya ke kanan.
" katanya mau MOVE-ON! " hardik rea.
" tapi... "
" gak ada tapi-tapian "
Zea langsung lunglai mengkerucut.
" pfft " maya menahan tawa saat melirik zea yang tak berdaya.
" Ma~ya " panggil rea ber-intonasi horor dengan delikan maut yang membuat nyali maya jadi ciut macem siput.
" hii.. ka..kamu tahukan kalau maya punya sindrom gak bisa nunjukin wajah maya, bisa mati malu maya kalau wajah maya diliat orang-orang "
" wuah, ada pula sindrom macem itu ya, hari gini masih malu sama wajah sendiri, dasar cebol aneh " ucap zea sinis sebagai balasan karena barusan dirinya mau di ketawain.
" yee gak pake nge-gas kali, lagian ngaca dong, situ sendiri hari gini masih gak bisa move-on " balas maya menyungut.
" eh kamu gak tau ya rasanya ketemu orang yang di kenal tapi ujung-ujungnya cuma jadi bahan ledekan sama mereka "
" nah situ gak tau juga kan rasanya digosipin karena antara wajah dengan tubuh gak singkron "
" alah kamu aja yang kebawa perasaan tuh " komentar zea.
" dih, situ juga yang gampang sensi kali " balas maya.
" STOP, KOK KALIAN JADI PERANG SIH " tegur keras rea sambil menghentak lantai.
" abis tu cebol ngeselin sih rea "
" mau gimana lagi tu orang yang gak bisa move-on ngajak ribut sih rea "
" CUKUP " ucap rea gondok abis.
" maya! sekarang singkirkan telapak tanganmu dari wajahmu " perintah rea.
" tidaaaak mauuuuu "
" kalau gitu ikut aku, ayo " ucap rea seraya memegang lengan kiri rea.
Maya mau tak mau berdiri lalu mengikuti rea masuk kedalam kamar. ketika pintu kamar rea hendak tertutup sepenuhnya, rea nongol dan berkata " abang tunggu di situ, awas ya kalau kabur "
" siap " jawab zea hormat.
Rea akhirnya menutup pintu kamar sepenuhnya.
... 5 menit berlalu .....
" kyaaaa, rea sakiiit, jangan di tusuk dong "
" ah maaf salah lobang "
Zea garuk-garuk pipi mendengar obrolan singkat yang gak wajar barusan.
" diapain tu cebol sama rea " gumam zea penasaran.
.... 10 menit kemudian ...
pintu terbuka, keluarlah rea lalu di-susul maya dengan dandanan baru.
Zea meringis lalu menutup mulut, kemudian memegang perut, di sambung dengan sedikit menunduk dan akhirnya tertawa hingga puas.
" si cebol mau di umroh-in ya rea " tanya zea mengomentari tampilan maya yang kini berubah memakai gamis biru muda corak putih, kerudung dan cadar.
Maya mendengus lalu memalingkan mukanya tanda tidak senang dengan ledekan zea.
" gak usah komen yang gak perlu, sekarang giliran abang, ayo " perintah rea seraya menuju ke kamar zea.
" o..oke " jawab zea lalu mengikuti rea.
..... 5 menit berlalu ....
" a~ah... rea geli, jangan pegang itu dong "
" kalau gak dipegangin gimana bisa tegang ntar, jadi nurut aj deh "
Maya planga-plongo mendengar obrolan singkat yang absurd barusan.
" mereka tu ngapain sih sebenarnya " gumam maya malu-malu.
...10 menit kemudian...
" Assalamu'alaikum warohmatuAllahhi wabarokatuh " salam zea saat keluar dari kamar dengan tampilan ala ustadz. sorban yang dililit dikepala hingga menyisakan kuncir di sisi kiri dada, kacamata plus ala orangtua punya, baju koko putih corak hitam dan celana kain hitam panjang.
" geh, oi rea ni apa maksudnya, kirain disuruh pejam mata tadi mau dipakein apa, lah ini kita mau jalan ketepi laut atau mau ke masjid " protes zea gak habis pikir.
" rasain " celetuk maya lalu cekikikan.
" cebol diam aja deh " balas zea keki.
" masih mendingkan daripada disangka mau berbuat jahat, mending dikira mau berbuat baik kan " jawab rea santai.
" gak, gak, gak, lagian ini gak adil, kamu juga pake pakaian cem kami dong " protes zea. Maya mengangguk tanda setuju.
" ogah, rea udah normal dari awal, ngapain ikut jadi aneh kayak kalian "
Zea dan maya saling tatap lalu sedetik kemudian saling buang muka.
" adik kamu itu keturunan raja mana sih " tanya maya.
" prabu siliwangi " jawab zea asal.
" udah gak usah gosip, ayo berangkat " ajak rea seraya hendak menuruni tangga.
" tu..tunggu dong rea, masa si cebol dikasih penutup wajah, giliran abang gak sih, abang emang mau move-on tapi pelan-pelan juga kali "
" bang, Maya gak lagi move-on jadi rea harus hormati keinginannya nutupin wajah, nah abangkan serius mau move-on, denger ya bang, kalau mau move-on jangan nanggung-nanggung deh, maju abis-abisan, kalau ada musuh kuat biar rea bantu lawan pake ajian bratja musti so abang harus percaya diri, oke "
Zea berfikir sejenak dengan gaya memegang dagunya. bagi zea menghadapi lawan yang punya senjata sangat tajam yakni lidah bukanlah hal yang mudah diatasi dengan hatinya yang kini masih rapuh. akan tetapi ucapan rea sangat bisa diterima oleh akal sehat zea. perandaian yang dipakai zea seperti efek kejut, meski sakit di awal tapi akan terbiasa pada akhirnya, metode yang tidak begitu buruk untuk cepat move-on.
" okelah low gitu.. tapi ada satu lagi nih, ni cebol beneran ikut kita "
" hei berhenti memanggilku cebol, aku punya nama, panggil aku maya "
" oke,..jadi, ni maya si cebol kenapa harus ikut kita sih "
Maya mendelik lalu dengan geramnya menendang kaki zea.
" wadauuuuuuuuuuu " rintih keras zea melonjak-lonjak lalu merunduk memegangi bagian kaki yang di tendang maya.
" sakit kampret " semprot zea teramat kesal.
" huh " balas maya membuang muka.
" Rea lihat tu si cebol "
" ya rea lihat, abang baru menuai apa yang telah abang tanam "
Maya melangkah melewati zea lalu menggandeng tangan rea.
" ayo kita pergi rea, biarin aja deh abangmu itu, tinggalin aja yuk "
Rea menatap datar zea yang sedang menahan amarah yang sudah di ubun-ubun, beberapa detik kemudian rea-pun tersenyum.
" benar juga ya, yuk "
" dasar cebol, awas aja ya nantiiiiii " jerit zea ketika rea dan maya menuruni tangga.