Lampu di aula tiba-tiba mati. Terdengar suara berisik dari arah panggung, seakan ada yang sedang berlari kesana-kemari dengan cepat sembari mengangkat dan memindahkan sesuatu.
Dan saat lampu kembali menyala, seorang wanita dengan baju kaus hitam yang terbalut jemeja berwarna hijau tua yang kancingnya dibiarkan terbuka, lengan kemeja digulung hingga ke siku memperlihatkan tato di tangannya, sebuah gitar akustik yang berada di genggaman tangannya, duduk di sebuah kursi.
Di sebelahnya, ada sebuah meja kecil yang di atasnya terdapat sebuah asbak dan sebotol Amer Gold OT, minuman anggur merah buatan lokal yang sepertinya adalah kesukaannya.
Ia membenarkan kacamata yang ia kenakan, dan saat ia tersenyum ke arah orang-orang yang berada di bawah panggung, semua orang berteriak dengan sangat keras. Tak hanya kaum adam, namun juga kaum hawa tak kalah heboh. Sepertinya wanita itu bisa meluluhkan tak hanya hati laki-laki, namun juga menjadi favorit di hati perempuan.