"Kamu marah ya sama saya?" tanya Alif yang sudah tidak tahan karna di cuekkin Alifah.
"Saya marah karena apa?" bukannya menjawab Alifah malah balik bertanya.
"Karena saya menerima telepon Alifah (Ardenia) di hadapan kamu." Jawab Alif menebak. Tapi sebelum Alifah menjawab, dia terdiam cukup lama.
"Kenapa saya harus marah kamu menelepon Alifah (Ardenia)? Saya tidak masalah dengan itu kok. Silakan kamu menelepon sepuasnya." Jawab Alifah yang tidak sinkron dengan hatinya. Ibaratnya, lain di mulut lain d hati.
"Tapi kenapa kamu terlihat marah seperti itu?" tanya Alif ngotot dengan apa yang di pikirkan tentang Alifah.
"Siapa yang marah sih?" balas Alifah yang tidak kalah ngotot nya. Kalau jengkel iya, tapi mana mungkin dia mau mengakui pada Alif jika dia jengkel Alif teleponan dengan Alifah (Ardenia).
"Tuh, kan kamu nyolot begitu. Itu tandanya kamu marah." Tuduh Alif semakin menjadi-jadi.