"Jangan ke ge-eran. Saya menemani kamu karena saya takut kamu melakukan hal yang bodoh." Balas Alif yang terdengar kejam namun tidak masalah bagi Alif.
"Terserah, yang jelas kamu ada di sini dan saya mau berterima kasih karena hal itu. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih, terima kasih karena kamu ada di sini." Ucap Alifah sekali lagi dengan sangat tulus.
Deg.
Ya Allah kena jantung saya berdegup kencang mendengar Alif mengatakan itu? Keluhnya dalam hati.
"Kamu jangan seperti itu, bukankah sebagai istri saya memang harus mengikuti kemana kamu pergi?" ucap Alifah salah tingkah. Dia berusaha kuat menarik tangannya, namun Alif enggan untuk melepaskannya.
"Kalau kamu mengatakan seperti itu, itu berarti kamu sudah menganggap saya sebagai suami kamu tahu?" ujar Alif dengan wajah sumringahnya namun membuat Alifah langsung terdiam sejenak. Apakah Alif menganggapnya seperti itu?
"Alifah?" panggil Alif dengan lirih.
"Iya?" jawab Alifah.