Chereads / Cinta, Tugas dan Pengorbanan / Chapter 6 - Bab 06

Chapter 6 - Bab 06

"Oh.. Berapa usiamu nak kalau boleh ibu tau?" tanya ibu Nurmala lagi.

"Usia saya tiga puluh empat tahun bu." jawab Afgan.

"Kamu benar-benar mirip putra kedua ku dan ternyata umur kalian sama." kata ibu Nurmala yang menahan tangisnya karena merindukan putranya.

" Ibu ini aku putra ibu. Apakah ibu bisa merasakan kehadiran putramu ibu?. Aku ingin sekali rasanya memelukmu bu, ini aku Afgan Syah Reza, putramu. " kata Afgan di dalam yang sama menahan tangis dihadapkan ibunya.

Tiba-tiba saja Rama datang dan memeluk erat sang nenek dan memberitahu kepada neneknya kalau ibunya mencari keberadaan sang nenek. Tiara nama menantu di keluarga besar pak Faisal.

Afgan di kenalkan oleh ibunya oleh Rama. Afgan ingin sekali memanggilnya kakak ipar dan Afgan juga menahan dirinya sendiri untuk mengakui bahwa dia adalah anak bapak Faisal, paman Rama. Afgan melakukan semua itu demi misi menjaga putri jenderalnya yang bernama Ayah.

"Nenek.." Rama memanggil ibu Nurmala dan juga memeluknya dari belakang.

"Iya cucuku ada apa?" tanya ibu Nurmala.

"Aku sudah membawa menantumu pulang dari pasar ya dan, oh ya dia mencari mu." jawab Rama yang menggodanya di depan Afgan yang membuat ibu Nurmala menjadi malu di depan Afgan.

"Menantuku itu ibumu, kamu ini ya sudah nenek ingin menemuinya dulu, nak Eza kamu istirahat saja ya di dalam kamar, jangan sungkan anggap saja rumah ini adalah rumahmu sendiri ya nak." kata ibu Nurmala yang akan segera pergi meninggalkan Rama dan Afgan.

"Iya." keduanya menjawab bersamaan.

"Oh ya Afgan bagaimana dengan kamarnya kamu suka tidak?" tanya Rama.

"Suka, sangat suka." jawab Afgan ketika melihat kamar yang dia sewa di rumah Rama.

"Alhamdulillah syukurlah kalau kamu menyukainya. Em satu lagi waktumu untuk istirahat sangat sebentar jadi manfaatkan ya, nanti akan aku susul dan juga akan aku kenalkan dengan seorang perempuan cantik di rumah ini." kata Rama.

"Perempuan, cantik, di rumah ini, siapa?" tanya Afgan penasaran.

"Tiara." jawab Rama singkat.

"Oh oke." kata Afgan.

Di Dapur..

"Putriku.." ibu Nurmala memanggil Tiara.

"Iya bu, ada apa?" tanya Tiara.

"Arsya mencari kamu, kamu sudah bertemu dengannya belum?" tanya ibu Nurmala juga.

"Belum bu, memangnya dia tidak tahu kalau saya pergi ke pasar?"

"Entahlah, kamu ini seperti tidak tahu suami kamu saja, oh ya masak apa hari ini?"

"Saya masak banyak hari ini bu.." jawab Tiara.

"Selalu begitu jawaban kamu, tapi tak apa, oh ya hari ini ada kabar baik untuk kamu nak.." kata ibu Nurmala.

"Kabar baik, kabar baik apa itu bu?"

"Kabar baik kalau kita punya keluarga baru di keluarga ini." jawab ibu Nurmala.

"Ha.. Maksudnya bu?"

"Sudah ada penyewa di kamar yang kita sewakan."

"Oh ya, siapa dia?" tanya Tiara lagi.

"Namanya Afgan, bu.. Dia teman kuliahku." jawab Rama.

"Ha.. Afgan, tadi dia bilang pada ibu kalau namanya adalah Eza bukan Afgan." kata ibu Nurmala.

"Itu nama panggilannya nek, Eza.. Nama panjangnya adalah Afgan Syah Reza." sambung Rama.

" Apakah Eza itu adalah Afgan putraku yang tinggal di indonesia bersama dengan ayahnya? " tanya ibu Nurmala dalam hati.

"Nek.. Nek.. Nenek.." kata Rama mencoba menyadarkan Neneknya dari lamunannya.

"Bu.." Rama pun memanggil ibunya.

"Iya Rama kenapa?" tanya Tiara.

"Nenek bu, nenek.." jawab Rama.

"Loh.. Bu.." Tiara mencoba menyadarkan ibu mertuanya dari lamunannya.

"Afgan putraku.." kata ibu Nurmala yang tersadar dari lamunannya.

"Ha.." kata Rama terkejut saat mendengar ucapan neneknya.

"Ibu rindu dengannya ya?" tanya Tiara.

"Iya ibu sangat merindukannya, ibu menyesal meninggalkannya bersama dengan ayahnya dan juga perempuan itu ketika dia masih kecil Ti.." jawab ibu Nurmala.

"Sabar bu.. Apakah ibu sudah menghubungi ayah mertua untuk mengetahui kabar kakak ipar?"

"Belum, Ti.."

"Iya bu.." kata Tiara.

"Antar ibu ke kamar, ibu akan mencoba menelepon ayah mertuamu di kamar saja." pinta ibu Nurmala.

"Baik bu, tapi tunggu sebentar ya sebentar lagi matang masaknya."

"Sekarang Ti.. Kamu suruh putramu yang menunggu saja."

"Baik bu.. Ram.." kata Tiara patuh.

"Yes mom.." sambung Rama.

"Titip masakan ya, kalau sudah matang tolong matikan." pinta Tiara.

"Tapi bu.. Aku tidak tahu masakan sudah matang atau belum itu seperti apa hm.." kata Rama yang di tinggal ibu dan neneknya.

Sementara itu Afgan di kamarnya selalu memandangi foto almarhum ayahnya (pak Faisal). Setelah itu baru Afgan pergi ke dapur untuk meminta gelas pada Rama.

Rama yang tidak tahu masak dan urusan dapur lainnya meminta Afgan yang baru saja datang ke dapur untuk membantunya memasak dan Tiara ibunya datang, lalu Rama memperkenalkan Afgan pada Tiara dan mereka pun makan malam bersama.

Di Kamar Afgan..

" Ayah bersabarlah saya di sini berusaha untuk lebih dekat dengan keluarga ini baru setelahnya aku akan jujur siapa diriku ini dan darimana asal ku ini pada mereka sehingga aku bisa membawa mereka kembali ke Indonesia. " kata Afgan berjanji dalam hati di depan foto almarhum ayahnya.

"Haus lagi, aku ke dapur saja untuk mendapatkan segelas air." kata Afgan yang akan pergi dari kamarnya.

Di Depan Kamar Ibu Nurmala..

"Permisi ibu.." kata Afgan yang berpapasan dengan ibu Nurmala dan Tiara.

"Iya.." sambung ibu Nurmala dan Tiara yang berpapasan dengan Afgan.

"Siapa dia bu, penyewa kamar kosong di rumah ini ya?" tanya Tiara.

"Iya nak.." jawab ibu Nurmala.

Di Dapur lagi..

"Hai Ram.." kata Afgan.

"Hai jangan Rama tapi Adhi." keluh Rama.

"Kan itu namamu, oh ya sedang apa yang kau lakukan di sini?" tanya Afgan.

"Kau tidak lihat, ini.." jawab Rama.

"Kau yang masak?"

"Bukan, tapi Tiara yang memasaknya dan aku di suruh untuk menunggu masakannya dan yang jadi permasalahannya saat ini paman.."

"Apa?"

"Aku tidak bisa memasak dan juga aku tidak tahu masakan ini sudah matang atau belum masakan Tiara ini, so uncle.."

"Yes what is my niece?"

"Please help me who doesn't understand about cooking and also about the kitchen."

"Okay I help you my niece, so this is very easy, just open it and see it to find out this dish is cooked or not yet." kata Afgan.

"Then what are the results now, it's already ripe or not uncle?" tanya Rama.

"Yes, this is my niece's mature, now you turn off the stove and it's wrong now. Oh yes I forgot me here want to take water, where is the glass?" tanya Afgan juga.

"It's there the glass." jawab Rama.

"Sepertinya seru sekali ya obrolan kalian, oh ya Ram bagaimana masakanku sudah matang atau belum?, baik lupakanlah percuma aku tanya kamu, kamu juga tidak mengerti memasak dan urusan dapur lainnya." kata Tiara.

"Sudah saya cek dan masakan kakak sudah matang." sambung Afgan.

"Oh terimakasih, memang ya anak ini hmm.." keluh Tiara.

"Oh ya Afgan.." kata Rama yang akan memperkenalkan Tiara pada Afgan begitu sebaliknya dan di potong oleh Tiara.

"Apa tadi kamu bilang, coba katakan sekali lagi, siapa namanya?" tanya Tiara.

"Afgan namanya." jawab Rama.

"Di panggil Eza, kak." jawab Afgan juga.

"Dari tadi nenek dan ibu membahas nama yang sama seperti temanku Afgan, memangnya Afgan yang kalian maksud tadi itu siapa sih bu?"

"Dia adalah pamanmu nak, adik dari papamu."

"Lalu sekarang dia tinggal dimana bu?"

"Dia tinggal di Indonesia, kalau kamu mau tahu cerita lengkapnya pergi dan temui nenekmu."

"Oke nanti saja ku tanyakan ke nenek bu, Afgan ini namanya Tiara." kata Rama.