Rumah Sakit Kairo Mesir
Seorang pria tinggi, tampan dan gagah berjalan cepat menuju ruangan khusus Ayesha.
Berpakaian jas hitam rapi dengan ketukan sepatu pantofel yang membuat hening rumah sakit.
Fauzan Arsyad, Anak tertua Tuan Arsyad, kakak Ayesha.
Dia membuka pintu dan melihat Ayesha bersama Syifa.
"Ya Allah, Kakak." gumam Ayesha.
Melihat kedatangan Fauzan, Syifa segera keluar dari ruangan, karena ia sadar ia tidak akan dianggap oleh pria itu.
"Assalamualaikum Kakak." suara lembut Ayesha.
Fauzan mendekati adik perempuan satu - satunya, yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, tetapi tidak bisa diatur.
"Bagaimana keadaan mu?" suara lembut Fauzan Terdengar, emosi dan amarah yang ia jaga dari tadi langsung sirna setelah melihat adik kesayangan di depannya.
"Aku baik, aku boleh pulang." Ayesha tersenyum, ia segera duduk.
"Apa yang kamu lakukan? Mama akan mengurung kamu di istana." ucap Fauzan memperhatikan Ayesha.
"Jangan katakan Mama, aku mohon." mata Cantik Ayesha memelas, ia menyentuh lembut tangan Fauzan.
"Kakak yang akan mengurung dirimu." Fauzan menarik tangannya.
"Aku tidak mau dikurung." ucap Ayesha menunduk.
"Ayesha, apa yang kamu lakukan dengan pakaian murahan ini?" Fauzan menyentuh gamis Ayesha.
Ayesha hanya terdiam dan tidak berani membantah, ada banyak baju mahal yang terpajang di lemari pakaian.
Dan ia memilih pakaian murahan yang ia beli di toko biasa.
"Ayesha, besok adalah pertemuan pertama dirimu di dunia bisnis." ucap Fauzan.
"Aku akan datang." Ayesha turun dari tempat tidur.
"Ayesha, Kenapa kamu keras kepala?" tanya Fauzan.
"Maafkan aku kak." Ayesha menunduk.
"Inilah, usia terlalu muda dan menyelesaikan sekolah terlalu cepat." Fauzan duduk di sofa dengan elegan.
"Itu adalah anugerah dari Allah yang harus aku syukuri." Ayesha tersenyum melihat Fauzan yang memperhatikan dirinya.
"Ayesha, bisakah kamu tidak membuat khawatir orang tua dan saudara kamu?" Fauzan menatap tajam kepada Ayesha.
"Maafkan aku kak, Andaikan bisa aku tidak tertarik dengan dunia bisnis?" Ayesha menunduk.
"Semua keluarga kita adalah pengusaha, dan itu telah mendarah daging." tegas Fauzan.
"Apa Aku bisa hanya menjadi Dokter?" tanya Ayesha duduk di samping Fauzan.
"Kamu sudah mendapatkan kesempatan melakukan semua yang kamu mau dan kamu suka." ucap Fauzan.
"Karena kecerdasan yang kamu miliki kamu bisa melakukan semuanya dengan bersamaan." lanjut Fauzan yang telah berdiri bersiap meninggalkan ruangan.
"Aku lebih senang berada di antara orang-orang yang membutuhkan bantuan." ucap Ayesha lembut.
Ayesha telah memakai tas punggungnya, dan menggandeng manja tangan Fauzan.
"Siapa yang menolong dirimu?" tanya Fauzan. menatap tajam pada Ayesha.
"Aku tidak tahu?" Jawab Ayesha lembut.
"Jika dia seorang pria dan menyentuh dirimu, apalagi melihat wajahmu, maka aku akan menikahkan kalian." tegas Fauzan berjalan cepat meninggalkan Ayesha.
"Apa?" Ayesha terkejut, ia bahkan belum pernah jatuh cinta, karena orang tua dan kakak - kakaknya akan mencarikan jodoh terbaik untuk Ayesha.
"Jadi berhati-hatilah ketika kamu bertindak." ucap Fauzan.
"Maafkan aku." Ayesha menunduk dan kembali melanjutkan langkah kakinya mengikuti Fauzan.
Tidak ada yang berani melihat apalagi menyapa, Tuan muda keluarga Arsyad.
Wanita bercadar memegang tangan Fauzan dan berjalan menunduk.
Syifa kembali ke kamar Ayesha dan melihat kartu nama Kenzo yang tertinggal di atas meja.
"Ayesha, Kamu sangat berbeda, kakakmu sangat tinggi dan tidak tersentuh sedangkan dirimu bisa merendah." Dokter Syifa mengambil kartu nama Kenzo.
Syifa berteman dengan Ayesha, dan awalnya ia tidak tahu jika Ayesha adalah Putri Sultan kerajaan Arab.
Sikap lembut dan sederhana Ayesha, tanpa ada bodyguard mengikuti dirinya.
Ayesha melindungi dirinya dengan menggunakan cadar dan hanya memperlihatkan mata indahnya. Ayesha percaya Allah selalu bersama dirinya.
Berteman dengan siapa saja tanpa ada beban Karena tidak ada yang tahu tentang status Ayesha.
Ia meminta kepada keluarganya untuk merahasiakan identitas dirinya.
Sebuah Mobil mewah telah menunggu di depan pintu rumah sakit.
Seorang pengawal wanita membuka pintu belakang untuk Ayesha dan duduk di samping Ayesha.
Fauzan mengunakan mobil lain dan mengendarainya sendiri.
"Putri Ayesha, kita kembali ke Istana Tuan Fauzan." ucap pengawal wanita kepada Ayesha.
"Iya." Ayesha tetap tersenyum walaupun tidak ada yang bisa melihat senyum cantik Ayesha.
Ayesha merebahkan tubuhnya di atas kursi mobil yang telah ia rubah menjadi tempat tidur dan memejamkan matanya.
Zahra memandang Ayesha dari kepala hingga kaki, ia tahu Putri Ayesha menggunakan pakaian murahan.
"Pantas saja Tuan Putri pulang ke istana Tuan Fauzan, ia menggunakan pakaian murahan." Zahra berbicara di dalam hatinya.
Ratu akan marah - marah jika melihat putri semata wayangnya menggunakan pakaian murahan tidak bermerek.
Semua akan kena marah, dari raja hingga para pangeran yang berada jauh dari rumah.
Mobil telah memasuki perkarangan Luas istana Fauzan.
Mobil Fauzan telah lebih dulu terparkir di dalam garasi.
Fauzan duduk di sofa mewah dan megah, dengan melipat salah satu kakinya dan meletakkan tangan kekarnya di atas lutut, menunggu Ayesha.
"Ayesha, ganti pakaian kamu, Kakak tidak suka melihatnya!" tegas Fauzan.
Ayesha hanya mengangguk dan berjalan menuju kamar paling ujung khusus dirinya diikuti Zahra.
Hanya ada 3 wanita yang akan dilihat oleh Fauzan yaitu Ayesha, Mama dan Nenek.
Selain dari mereka bertiga jangan pernah mengharapkan lirikan dari Fauzan.
Ayesha turun dengan gamis mewahnya, yang dibelikan oleh Mama dan saudara - saudaranya.
Seorang putri dengan cadarnya menuruni tangga.
Tidak ada yang bisa menutupi kecantikan Ayesha, seorang wanita saja akan mengaguminya.
Ayesha berdiri di depan Fauzan dan menundukkan kepalanya.
"Ikut kakak ke ruangan meeting!" perintah Fauzan dan Ayesha mengikuti Fauzan.
Sebuah ruangan meeting yang dilengkapi dengan peralatan proyektor.
"Duduklah di sini." ucap Fauzan lembut dan menarik kursi untuk Ayesha tepat di depan layar.
Ayesha segera duduk dan melihat ke arah layar proyektor. Hanya ada mereka berdua di dalam ruangan yang sangat luas.
"Kakak tahu kamu cerdas, pelajari secepatnya." Fauzan mencium kepala Ayesha.
Ayesha fokus pada layar, ia akan mempresentasikan tentang kelebihan perusahaan keluarga mereka untuk menarik para pemegang saham yang ada di Kairo.
Menjalin kerjasama dengan perusahaan - perusahaan baru di Kairo Mesir, dan mengembangkan perusahaan Arsyad.
"Ini adalah tugas pertama kamu, Kakak yakin kamu mampu." Fauzan memberikan remote kepada Ayesha dan meninggalkan ruangan.
Ayesha sendirian di dalam ruangan meeting untuk mempelajari proyek yang akan ia persentasi.
Tidak butuh waktu lama, Ayesha telah selesai mempelajari semua materi persentasi.
"Aku malas berhadapan langsung dengan para pengusaha itu pasti mereka semua laki-laki." Ayesha merebahkan kepalanya di atas meja.
"Jika kamu mau mengikuti semua keinginan kamu, maka kamu juga harus mau mengikuti keinginan keluarga."
Itu adalah ucapan Fauzan yang harus Ayesha ingat, untuk mendapatkan kebebasan Ayesha harus menjadi gadis penurut.
Kebebasan untuk Ayesha adalah ia bebas membantu orang yang membutuhkan tanpa ada yang mengetahui status dirinya seorang putri.
Bebas tanpa ada pengawal yang mengikuti dirinya, ketika ia melakukan kegiatan Amal.
***
Fauzan sangat tepat waktu, ia telah duduk di Sofa menunggu Tuan Putri turun.
Ayesha turun dengan gamis elegan dengan warna lembut.
"Apa Mama sudah menghubungi dirimu?" tanya Fauzan melihat Ayesha.
"Ya, Mama minta Ayesha pulang selesai meeting." ucap Ayesha melihat Fauzan.
"Sudah dua hari Mama tidak melihat kamu." Fauzan segera berdiri merapikan jasnya.
"Kamu ikut mobil kakak!" perintah Fauzan.
"Em." Ayesha mengangguk dan mengandeng tangan Fauzan.
Mobil mewah milik Fauzan telah melaju menuju perusahaan milik Ayesha yang masih di pegang Fauzan sebelum dilepaskan kepada Ayesha.
Ayesha berjalan dengan anggun dan elegan dengan pandangan yang ia tundukan.
Semua menundukkan kepala tidak berani melihat Fauzan apalagi melihat Ayesha.
Fauzan membawa Ayesha ke ruangan baru untuk Ayesha.
"Ini adalah ruangan kamu." Fauzan membukakan pintu untuk Ayesha.
"Terimakasih." ucap Ayesha lembut.
"Sekarang kita ke ruangan meeting, biar kita yang menunggu dan bukan ditunggu." tegas Fauzan yang berjalan menuju ruang meeting diikuti Ayesha.
Ayesha duduk di samping Fauzan, dua orang asisten wanita berdiri di belakang Ayesha.
Fauzan duduk tegap dan memandang pada setiap rekan bisnis yang ada di depannya.
Tatapan dingin yang tidak ada yang berani membalasnya.
Ayesha meletakkan tangannya di atas meja, terlihat jari - jari putih mulus memegang ponselnya dengan gantungan Allah.
Kepala Ayesha menunduk dengan mata melihat ke pada layar ponsel.
Fauzan dan Ayesha hadir 15 menit sebelum waktu meeting dan menunggu calon rekan bisnis.
Kabar tentang Fauzan tentu sudah terdengar di seluruh para pemegang saham dari beberapa perusahaan ternama.
Tidak ada yang bisa mengalahkan kekayaan keturunan Raja.
Semua telah duduk di kursi masing-masing, begitu juga Kenzo dan David.
Melihat kursi yang telah terisi penuh seorang asisten membuka rapat dengan salam dan memperkenalkan Fauzan dan Ayesha.
"Tentu tuan - tuan semua telah mengenal Tuan Fauzan, Daya akan memperkenalkan putri Ayesha Arsyad." ucap assiten.
Mendengar nama Ayesha Kenzo yang dari tadi menunduk segera mengangkat kepalanya.
Ayesha berdiri dan memberi salam, dengan mencakup kan tangannya di depan dada, ia hanya melihat ke meja dan tidak akan melihat wajah pria yang ada di depannya.
Kenzo bisa membayangkan wajah cantik di balik cadar, karena ia pernah melihatnya tanpa sengaja di rumah Sakit.
"Aku rasa dia adalah wanita yang kita tabrak." bisik David yang tidak dipedulikan Kenzo.
Ayesha segera mempresentasikan, penawaran yang mereka berikan kepada perusahaan yang berminat untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan mereka.
Kenzo bisa melihat Ayesha karena ia menggunakan cadar. Semua sangat terkesan dengan cara Ayesha menyampaikan proyek kerjasama yang ia tawarkan.
Fauzan tersenyum melihat Ayesha yang sangat percaya diri, walupun biasanya ia sedikit bicara.
Semua memberikan tepuk tangan yang meriah untuk persentasi yang ditampilkan Ayesha.
Ayesha kembali duduk di kursinya dan Fauzan mengambil alih jalanya untuk sesi tanya jawab.
Fauzan tahu, Ayesha tidak mau melakukan interaksi lebih jauh dengan lelaki.
Meeting telah selesai, mereka langsung melakukan penandatanganan kontrak dan perjanjian kerjasama.
Perusahaan Kenzo yang melakukan penandatanganan Pertama, Ayesha segera keluar dari ruangan Ketika Kenzo berjalan mendekat.
"Ayesha, kamu mau kemana?" tanya Fauzan melihat ke arah Ayesha yang telah berdiri di depan pintu, Kenzo ikut melihat ke arah Ayesha yang melihat Fauzan.
Karena tinggi yang sama dan posisi berdekatan membuat Ayesha tanpa sengaja melihat ke arah Kenzo.
Mata indah Ayesha melotot, ia ingat wajah pria yang akan mengangkat dirinya dari jalanan.
Ayesha segera membalikkan tubuhnya dan keluar dari ruangan dengan tergesa-gesa.
"Awasi Ayesha." perintah Fauzan kepada dua orang bodyguard.
Kenzo memandang kepergian Ayesha yang sempat beradu pandang dengan dirinya walaupun hanya hitungan detik.
"Halo Tuan Kenzo, anda adalah pengusaha Muda yang sukses." Fauzan berjabat tangan dengan Kenzo.
Penandatanganan kontrak telah selesai, mereka akan makan siang bersama.
"Tuan Fauzan, apakah Putri Ayesha tidak ikut makan dengan kita?" tanya seorang pengusaha muda.
"Jangan pernah menanyakan tentang Tuan Putri." tatapan tajam Fauzan mengerikan.
"Mereka sangat melindungi Ayesha, bagaimana ia bisa pergi begitu saja dan berada di jalanan?" pikir Kenzo.
Mereka menuju restoran yang berdampingan dengan perusahaan Ayesha dengan berbatasan sebuah taman bunga yang indah.
Kenzo melihat Ayesha sedang bermain ayunan bersama dua orang pengawal wanita di taman.
hijab dan cadarnya melambai-lambai tertiup angin. Mata Indah yang memperlihatkan senyuman cantik dan tulus.
********************************
Mohon dukungannya dengan Like Komentar Vote 😘 Terimakasih 🤗 Semoga Suka 💓
Semoga Kita semua selalu dalam keadaan sehat dan mendapatkan rezeki yang berlimpah Aamiin 😇
Love You All 💓 Thanks for Reading 😊