Chereads / Jadi Pahlawan Lagi? / Chapter 25 - Chapter 24

Chapter 25 - Chapter 24

"Permisi."

Dengan suara yang bisa dibilang cukup pelan tetapi masih bisa didengar aku membuka pintu masuk menuju toko pakaian milik seseorang tertentu yang sebelumnya sudah pernah kukunjungi bersama Shigure sebelumnya.

"Ah, selamat datang~ apakah ada yang bisa kubantu? Ohh, ternyata yang datang hari ini adalah Sakaki toh rupanya."

Sebuah suara tawa pelan keluar dari mulutku lalu diiringi dengan kekehan dari Lucas, pria kemayu yang tengah berdiri tepat di depan mataku sambil menopang dagunya menggunakan sebelah tangannya.

"Seperti biasanya kau terlihat sehat dan sangat mementingkan fashion pakaianmu, Lucas."

"Tentu saja, hal itu menjadi prioritas bagiku, bagi Lucas sang penjahit penuh fashion!"

Suara tawa 'Ohoho' kemudian menyambutku seiring dengan langkah kakiku yang masuk ke dalam ruangan dari toko milik Lucas; Penjahit Fashion Lucas.

"Hari ini ada urusan apa?"

"Uhhh, kau bisa tidak menjahitkan sebuah pakaian untukku?"

"Tentu saja bisa, tapi memang ada apa dengan pakaian jubah keren yang kau pakai saat itu?"

"Ada banyak hal yang terjadi…"

Pada saat aku menanyakan bagaimana dengan takdir jubahku kepada Leena, dia meminta maaf dan mengatakan kalau dia secara tidak sengaja menyobekkannya, aku bertanya tentang bagaimana caranya dia bisa menyobekkannya aku hanya bisa menghela napas pada saat mengingat cerita darinya.

Dia bilang pada saat tengah berusaha untuk mencari bantuan setelah berpisah dengan kami, secara tidak sengaja jubah yang kuberikan kepadanya tersangkut kepada suatu ranting lalu sobek.

Sejauh ini semuanya masih terdengar tidak terlalu buruk tapi lanjutannya lah yang membuat jubah milikku menjadi tidak berbentuk sama sekali.

Jubah hitamku sobek, kemudian secara tidak sengaja terkena arang yang masih membara sehingga ada beberapa bagian pakaian yang memiliki lubang, lubang yang diciptakannya membuatnya sangat tidak enak untuk dipandang namun itu bukan akhir dari segalanya.

Hal yang benar-benar mengakhiri nasib dari jubah hitam tersebut adalah karena Leena terlalu terburu-buru untuk mencari sumber air demi memadamkan api yang menjalar dari arang membara.

Akhirnya jubahku masuk ke dalam kubangan lumpur dan secara resmi membuatnya mustahil untuk bisa digunakan lagi.

Sungguh nasib yang sangat malang untuk pakaian yang baru saja kugunakan selama beberapa hari, sepertinya sudah menjadi takdirku untuk kehilangan pakaian dalam jangka waktu yang begitu berdekatan.

Menyadari hal ini saja sampai membuatku menghela napas.

"Sepertinya kau sendiri tidak terlalu ingin menceritakan apa yang terjadi kepada pakaian milikmu tetapi aku setidaknya bisa mendapatkan pekerjaan dari semua ini."

"Ah, terima kasih banyak sudah mau menerimanya. Aku hargai bantuanmu."

"Fufufu, melayani seorang Pahlawan Legendaris sebanyak dua kali adalah suatu kemewahan yang tak mungkin akan dilewatkan orang sepertiku."

Ditepukkannya kedua tangan milik Lucas sembari dia memasang wajah tersenyum yang amat penuh dengan keramahan.

Setelah mendapatkan berbagai tatapan dan ejekan, akhirnya melihat ada seseorang yang benar-benar berlaku ramah benar-benar terasa begitu menenangkan serta menyenangkan pada saat bersamaan.

"Untuk saat ini mari kita mengukur besarnya berbagai daerah tubuhmu."

Lalu Lucas segera melakukan tugasnya, dia mulai mengukur berbagai daerah tubuhku dengan serius, memang dia nampak tersenyum dan menikmati pekerjaannya tetapi bisa dilihat dengan jelas dari tatapan matanya yang nampak begitu tajam pada saat ini.

Dia memberikan berbagai perintah untukku, seperti mengangkat tangan lalu mempertahankannya, baik satu lengan atau pun keduanya pada saat bersamaan, semuanya demi mendapatkan ukuran sempurna yang akan disesuaikan dengan bentuk tubuhku.

Bahkan dalam beberapa kasus aku disuruh untuk melakukan berbagai gerakan dan manuver aneh yang sepertinya diperhitungkannya untuk membebaskan pergerakkan tubuhku pada saat sedang bertarung.

Lucas benar-benar sangat menyukai pekerjaannya, dia melakukan semuanya dengan maksimal.

"Baiklah, aku baru saja mengukur pakaian untuk satu set."

Setelah pengukuran tubuh baru saja terselesaikan aku hanya bisa memasang wajah terkejut sambil mengeluarkan suara, "Ehhh?!"

Aku sama sekali tidak mengingat kalau aku meminta satu set pakaian darinya!

Kenapa Lucas tiba-tiba dia bilang kalau dia baru saja selesai mengukur pakaian untuk satu set?

"Wahai Pahlawan Legendaris; Sakaki Hiyama. Apakah kau tidak tahu kalau pakaian yang kau kenakan sekarang ini terlihat amatlah menyedihkan dan sangat tidak fashionable juga mengikuti tren akhir-akhir ini?"

Kekehan pelan pun keluar dari mulut milik Lucas yang dilanjutkan dengan sebuah gelengan kepala yang menandakan reaksiku ini seperti sesuatu yang benar-benar berlebihan.

Aku sendiri langsung memandangi pakaian yang tengah kukenakan dan berusaha untuk membandingkannya dengan apa yang diucapkan oleh Lucas, aku sama sekali tidak melihat adanya keanehan dengan pakaian ini, bahkan aku menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja.

"Memangnya dari mana kau mendapatkan pakaian semacam itu? Gudang tua?"

"Dari salah satu lemari yang berada di dalam bekas gedung Serikat Pedagang. Tempat itu sekarang menjadi rumah baruku."

"Pantas saja kau mendapatkan berbagai barang yang terkesan tua dan sama sekali tidak memiliki fashion sense."

"Kalau aku boleh jujur sebenarnya aku tidak terlalu memerlukan pakaian dengan sisi fashion dari segi manapun, selama mereka setidaknya terlihat keren bagiku dan bisa berfungsi dengan baik pada saat aku harus bertarung maka aku akan sangat menghargai kalau kau bisa membuat pakaian semacam itu, Lucas."

Lucas kemudian mulai berjalan ke arah meja kerjanya yang dipenuhi oleh berbagai kertas yang memiliki gambar desain pakaian buatannya, aku yang melihatnya hanya bisa memiringkan kepala sebentar sambil bertanya-tanya akan apa yang sebenarnya dia lakukan.

"Dengar ya."

Sambil mengatakan hal yang sepertinya akan menjadi pertanda dari sebuah penjelasan yang akan berjalan dengan begitu panjang, dia mulai mencari-cari sesuatu sampai akhirnya dalam waktu singkat dia berhasil menemukan apa yang dicarinya.

Sesuatu yang terlihat seperti kertas dengan gambaran pakaian yang kelihatannya mirip dengan apa yang kukenakan sekarang.

"Apakah kau tahu berapa lama pakaian yang tengah kau kenakan itu tidak pernah dikenakan lagi?"

"Uhh… beberapa musim lalu?"

"Salah besar! Orang sudah tidak mengenaknnya beberapa tahun semenjak kau kembali ke dunia asalmu!"

Dia kemudian menunjuk-nunjuk ke arah kertas dengan desain pakaian yang tengah kukenakan sambil memasang ekspresi yang hanya bisa kugambarkan sebagai wajah muram dan penuh akan perasaan frustrasi.

Bahkan aku bisa melihat ada beberapa kedutan muncul di wajahnya.

Aku tidak tahu pakaian bisa membuat orang sekesal ini….

"Sepertinya kau benar-benar tidak memiliki indra untuk memahami apa itu fashion, Sakaki sehingga sepertinya aku harus memberikan sedikit pelajaran kepadamu."

"Ti—tidak terima kasih…."

Walau aku sudah memberikan penolakkan yang diselubungi dengan perasaan keengganan yang teramat sangat, tetapi pada akhirnya itu sama sekali tidak menghentikan Lucas untuk mulai memberikan pengajaran akan fashion itu apa, setidaknya menurut standar dirinya dan kerajaan Astalfit.

Aku yang mendengarkannya hanya bisa mengangguk-anggukan kepala saja karena sebenarnya aku hampir tidak mengerti apa yang tengah dibicarakannya kepadaku.

Tetapi melihat Lucas yang tengah bersemangat tidak buruk juga.

Memang dia dengan tingkah kemayunya membuatku merasa agak risih tetapi dia pada dasarnya orang yang baik dan bisa memahami orang dengan begitu baik sampai tidak akan menyentuh ke permasalahan yang benar-benar masuk ke dalam ranah sangat pribadi, kecuali kalau dia benar-benar merasa hal semacam itu diperlukan untuk dilakukan.

"Entah mengapa rasanya Lucas tidak terlalu banyak berubah ya."

"Apa maksud dari perkataanmu?'

Setelah dia menyelesaikan penjelasan akan apa itu fashion dari sudut pandang seorang Lucas dan para penjahit di Astalfit, aku mengutarakan isi pikiranku begitu saja tanpa terlalu memikirkannya.

Sama sekali tidak ada perasaan khusus pada saat aku mengutarakannya, aku hanya menganggapnya sebagai salah satu bagian hal yang sudah natural untuk diberitahukan kepada orang yang sudah mengenalku.

"Maksudku adalah dari saat dimana kau masihlah seorang prajurit, kau tahu kan yang kumaksud, masa-masa dimana kau masihlah orang yang sering bertarung di sisi kami para Pahlawan Legendaris. Meski dari luar kau terlihat berbeda tetapi sekarang aku menyadari satu hal, kau masih sama dengan sebelumnya."

"Kalau kau sampai mengatakan hal semacam itu Sakaki, apakah ini berarti kau menyimpan suatu perasaan khusus kepadaku?!~"

"Mana mungkin."

Dengan jawaban yang benar-benar datar dan langsung menusuk aku langsung memberikan penolakkan.

"Benar-benar dingin~"

"Aku hanya mengatakan kejujuran saja, sama sekali tidak ada emosi lain selain penolakan di baliknya, tentu saja dicampur dengan rasa takut."

"Kau tadi bilang kalau aku sama sekali tidak berubah maka rasanya aku bisa mengatakan hal yang sebaliknya terjadi kepadamu, kau benar-benar berubah jauh lho, Sakaki."

"Aku sendiri menyadari hal itu, dengan rambut berwarna putih serta mata keemasan ini aku saja aku kaget kalau kau bisa mengenaliku walau perlu beberapa kali pandang."

"Maksudku bukan dari segi penampilan, tapi dari sifat, dari sifatmu itu."

Jari telunjuk milik Lucasi diacung-acungkan ke arahku dan ini sedikit membuatku kebingungan sesaat sampai akhirnya aku sadar apa yang dia maksud.

"Yah, kalau kau mengatakan aku berubah maka aku sama sekali tidak bisa menyangkalnya. Kita juga tidak bertemu selama 7 tahun kan?"

"Kau sendiri yang tadi bilang kalau aku yang tidak berubah dan sekarang kau menerima fakta kalau kau berubah, aku benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa kepadamu ini."

"Memangnya kau ingin mengatakan apa?"

"Sudahlah, lupakan. Ngomong-ngomong lebih baik kau cepat pergi dari sini karena aku ingin segera mengerjakkan rancangan pakaian yang sudah ada di dalam kepalaku ini, pakaianmu akan menjadi salah satu maha karya terbesar milikku, Sakaki."

Kali ini aku tertawa kering, kalau sudah berhubungan dengan semangat hati milik Lucas maka dia akan ingin melakukannya apapun yang terjadi, aku sudah sangat memahami hal ini dengan lamanya waktu kami bersama sebelumnya.

Setelah membicarakan harga satu set pakaian yang harus kuterima dengan paksa dan mengucapkan selamat tinggal, akhirnya aku keluar dari Toko milik Lucas dan berada di tengah-tengah distrik pasar.

Sebenarnya aku ingin membeli berbagai bahan makanan dengan segera tetapi aku sendiri tergiur dengan bau dari berbagai makanan yang sudah siap hidang di sini…

"Sepertinya aku akan melakukan perjalanan kuliner sedikit."