"Aku…. Cuma mau bilang itu. Dan…, semoga kamu bahagia selalu. Sekali lagi maafin aku, Cil, aku gak bisa jadi laki-laki yang melindungi kamu. Malahan aku yang nyakitin kamu. Aku tahu aku…."
Julio mengerjap saat sesuatu membungkam bibirnya. Sial. Mereka sedang berada di taman yang banyak orang. Damn!
Cukup lama dua bibir itu saling mencecap dan melumat hingga Julio menjauhkan diri karena merasa mereka harus bernapas lebih dulu. Mata Julio menatap wajah Cicil yang memerah. Perempuan itu masih memejamkan mata dengan deru napas yang putus-putus.
"Lio salah paham," Cicil bersuara setelah napasnya kembali normal.
"Maaf," bisik Julio sambil mengelus pipi Cicil yang masih bersemu merah.
Cicil maju mendekat lalu memeluk erat tubuh laki-laki yang selama ini dia rindukan setiap hari. Bukannya bahagia berpisah dengan Julio, yang ada Cicil malah semakin tersiksa karena dihantui kenangan singkat mereka walaupun berakhir pahit.