Kafka berangkat ke kampus dengan semangat yang kurang setengah dari biasanya. Kafka sebenarnya ingin membolos saja hari ini dan pergi ke rumah sakit menemani Ela. Tapi pacarnya itu malah mengancam tidak akan mau bertemu Kafka kalau sampai lelaki itu bolos kuliah.
Akhirnya dengan terpaksa, Kafka berangkat meski sebenarnya malas luar biasa. Tak berapa lama, Kafka tiba di parkiran fakultas lalu segera keluar dari mobilnya.
Dari jarak yang cukup jauh, Kafka bisa melihat ada seorang perempuan yang berjalan ke arahnya dengan pandangan lurus padanya. Kafka tidak menghiraukannya. Fokus Kafka jelas tidak pada perempuan manapun di kampus saat ini. Yang ada di benaknya hanyalah Ela.
"Akh!"
Kafka menoleh pada perempuan yang tak lain adalah Dyah itu. Kening Kafka berkerut bingung karena Dyah kini sudah terduduk di depannya dengan posisi yang menurut Kafka cukup anggun.
"Ka, bantuin gue dong," ujar Dyah pada Kafka yang berjalan mendekat padanya.