"Oke, gak papa. Bibi gak usah masak sarapan. Mama saya udah di jalan ke sini bawa sarapan," kata Nindi membuat Bi Asih mengangguk patuh lalu kembali ke belakang saat Nindi sudah masuk ke kamarnya lagi.
Dewa sudah mengenakan kemeja yang Nindi pilih. Sedangkan bawahannya masih mengenakan bokser ketat. Nindi berdecak, suaminya itu kalau berpakaian harus diawasi. Sebelas dua belas dengan Kafka, kalau tidak diawasi ada saja tingkahnya dan akan semakin lama siapnya.
"Pake celananya, Mas," ujar Nindi mendekat sambil memegang dasi yang akan dia kenakan pada Dewa.
"Bun...." Panggilan Kafka dari kamarnya membuat Nindi menoleh.
Putra Dewa dan Nindi itu berdiri di ambang pintu penghubung kamar mereka. Matanya masih sedikit terpejam dan sesekali dia akan menguap.
"Langsung mandi, Bang," suruh Nindi dan Kafka malah mendekat ke arahnya lalu memeluk perut Nindi.
"Mandiin," rengeknya.
