Alan menghentikan mobilnya saat sudah berada di depan rumah Dewa dan Nindi. Adik Nindi itu keluar dari mobil lalu belari kecil untuk membuka pintu penumpang di bagian Julio.
"Nangis ya?" tanya Alan pada Julio yang kini mengucek matanya.
Bocah 5 tahun itu menggeleng. "Ngantuk," katanya memanyunkan bibir.
"Ayo," ajak Alan sambil menggendong Julio. "Abang bawa belanjaan itu aja. Mainannya nanti Om Alan yang bawa masuk," lanjut Alan pada Kafka.
Alan membiarkan Kafka lebih dulu masuk ke dalam rumah dengan kedua tangan yang membawa belanjaan mereka tadi.
"Bundaaaaa...."
Teriakan Kafka membuat Alan yang berjalan di belakangnya menghela napas. "Berisik, Bang, udah malem," tegur Alan.
Langkah kaki Alan terhenti di samping Kafka saat matanya menatap sesorang yang kini berjongkok di sebelah pintu ruang tengah. Alan sontak menutup mata Kafka dan mendekap Julio semakin erat sehingga kedua keponakannya itu tidak melihat seseorang di sana.