~Happy Reading~
Xiao Bai dengan cepat keluar dari balik lengan Gia dan membesarkan tubuhnya agar menahan Gia supaya tidak terlempar hingga membentur dinding. Gia menggunakan tubuh Xiao Bai untuk menompang tubuhnya dan menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya.
"Kali ini aku kalah."
Yu Ren menurunkan pedangnya dan menyimpan set armornya kembali ke dalam gelangnya, ia duduk dengan posisi lotus sambil memejamkan matanya untuk memulihkan energinya, ia tidak menyimpan kalungnya kembali dan membiarkannya melingkari lehernya agar mempercepat proses penyerapan energi qi.
Gia ikut duduk dan menyenderkan tubuhnya pada Xiao Bai lalu berkonsentrasi memulihkan tubuhnya, ia mengeluarkan pil pemberian Meifu dan menelannya dengan cepat. Seketika tubuhnya merasakan rasa sakit seolah tulangnya tumbuh kembali dan dia hanya bisa menggertakan giginya untuk menahannya.
Sekelebat ingat kembali muncul di benak Gia dan membuat konsentrasinya pecah, dia memijat kepalanya mencoba meredakan sakit kepala. Xiao Bai yang melihat keadaannya sangat mengkhawatirkannya dan mencoba menawarkan air liurnya untuk menyembuhkannya, air liur naga terkenal dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan dia berharap dapat menyembuhkan Gia.
Gia menggelengkan kepalanya karena dia sadar sakit kepala yang dia rasakan bukan berasal dari fisiknya sehingga tidak bisa di sembuhkan dengan air liur Xiao Bai. Sampai saat ini dia sangat penasaran mengapa dia memiliki ingatan tersebut dan siapa sebenarnya wanita yang berada di dalam ingatannya?
Gia menggelengkan kepalanya mencoba mengusir hal yang tidak perlu dia ingat, sekarang dia harus fokus untuk memulihkan diri karena pertandingan berikutnya adalah penentu pemenang pertandingan bulan merah tahun ini. Dia harus mengeluarkan semua kekuatannya agar Yu Ren tidak merasa dia rendahkan jika mengalah.
Di tempat juri wajah Xiuhuan terlihat tenang tetapi tangannya tergepal kuat hingga pembuluh darahnya muncul, melihat Gia yang terluka karena serangan Yu Ren membuat hatinya sakit dan ingin segera menghampirinya untuk melihat keadaannya tetapi dia tahu harus menahannya karena semua ini demi perkembangan Gia. Gia tidak ingin berdiri dilindunginya tetapi dia ingin berdiri di sisinya dan bertarung bersamanya.
Matanya berkilat merah ketika melihatnya memegang kepala terlihat kesakitan, tidak ada satupun serangan dari Yu Ren yang di arahkan pada kepalanya, bagaimana bisa Gia merasakan sakit di sana?
Xiuhuan memejamkan matanya dan menghubungi Xiao Bai lewat telepati pikirannya, dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Gia hingga ia seperti itu.
Xiao Bai yang merasakan suara master di pikirannya segera mengatakan yang sebenarnya bahwa selama beberapa hari ini Gia telah mengalami sakit kepala dan dia tidak tahu apa yang terjadi, Xiao Bai berharap masternya dapat membantu Gia dan menyembuhkannya.
Xiuhuan membuka matanya dan kilatan tajam terlihat disana, dia terdiam dan memikirkan segala hal dengan cepat sekaligus mencoba mengingat dari beberapa buku yang telah ia baca untuk mencari tahu gejala seperti Gia. Ia berfikir apakah metode yang dia ajarkan pada Gia ada kesalahan yang menyebabkan efek samping padanya?
"Raja Hantu apa yang kau pikirkan?" Melihat Raja Hantu yang hanya diam membuat Elder Yu penasaran dan bertanya kepadanya.
"Tidak ada," jawabnya dengan dingin.
Merasakan aura Raja Hantu yang berbeda membuat Elder Yu menutup mulutnya dan tidak berniat melanjutkan percakapan dengannya. Ia memberikan pandangan diam-diam kepada ketiga juri dan mengisyaratkan kepada mereka agar tidak mengganggunya.
oOo
Waktu istirahat telah selesai dan wasit berdiri di antara mereka, dia melihat keadaan kedua peserta yang sudah pulih dan siap melanjutkan pertarungan terakhir. "Apakah kalian siap?"
Gia dan Yu Ren membuka mata secara bersamaan, mereka bangkit kemudian berdiri mendekati wasit.
"Ini adalah pertandingan terakhir kalian, jadi usahakan semaksimal mungkin dan jangan ragu mengeluarkan kartu as kalian. Pemenang dari pertandingan ini akan medapatkan hadiah dari penyelenggara dan Raja Hantu" kata wasit mengingatkan mereka sekali lagi.
Mereka berdua mengangguk mengerti dan mengeluarkan pedang masing-masing.
Melihat mereka sudah siap bertarung wasit segera memulai pertandingan. "Baiklah dengan ini pertandingan final ronde terakhir dinyatakan mulai!!!"
Secepat angin Yu Ren bergerak mendekati Gia dan tidak lupa menyelubungi dirinya dengan elemen angin untuk melindungi tubuhnya, sekarang dia sadar ada yang tidak beres jjika dia berdekatan secara dekat atau bahkan berkontak fisik dengan Gia. Oleh karena itu, ia harus melindungi dirinya sambil menyerangnya dari jarak jauh.
"Elemen es – Badai Salju."
Gia segera mundur untuk menghindari serangannya dan mengeluarkan perisai energi untuk memblokir badai salju di depannya, memang tidak terlalu efektif tetapi setidaknya memberi Gia waktu untuk melihat celah yang bisa dia gunakan.
Gia menghilangkan sebagaian perisainya dan memfokuskannya ke depan tubuhnya, ia meluncur ke bawah sambil berguling setelah melihat celah dari serangan Yu Ren yang bisa ia gunakan. Ia kemudian bangkit dan mengeluarkan korek api untuk membuat api dan membesarkannya dengan oksigen dan hidrogen. Ia melompat ke udara dan mengarahkan serangannya ke arah Yu Ren.
Yu Ren tidak menghindarinya dan membangun dinding es untuk memblokirnya, serangan api Gia berhasil di blokir kemudian dia menggunakan elemen es nya untuk menyingkirkan api tersebut. Setelah api menghilang dia tidak melihat bayangan Gia sekalipun dan memfokuskan indranya untuk mencari keberadaannya.
"Disana!"
Yu Ren merasakan pergerakan samar di area pertandingan dan melemparkan serangan ke arah tersebut, berkat elemen anginnya dia bisa menggunakannya untuk mengetahui keberadaan Gia kemudian mengunci pergerakannya dengan elemen es.
Gia menggertakan giginya dan berusaha menghancurkan es yang membekukan kakinya sebelum dia terkena serangan Yu Ren. Elemen angin Yu Ren yang bisa mendeteksi membuatnya jengkel karena tidak bisa bersembunyi dari balik kabut yang sengaja dia buat, apalagi Yu Ren juga menggunakan kekuatan mentalnya untuk memperluas jangkauan deteksinya.
Gia merunduk kemudian berguling setelah berhasil menghancurkan es yang menjeratnya, hembusan angin kencang melewati kepalanya dan dia merasakan jantungnya berdebar kencang setelah berhasil menghindari serangan tersebut.
Gia mengeluarkan pistol dari cincin ruangnya dan mengarahkan serangan kepada Yu Ren, kedua tangannya terus menarik pelatuk sambil berlari menghindar untuk mendekati Yu Ren. ia telah menambahkan peremdam suara agar peluru yang di keluarkan tidak berbunyi dengan keras.
Yu Ren tidak bisa melihat Gia di dalam kabut tetapi dia menggunakan kekuatan mental yang telah ia campur dengan elemen anginya untuk mendeteksi keberadaan Gia. Namun, sayangnya dia bergerak lambat dan tidak bisa menghindari peluru yang melesat ke arahnya. Yu Ren tersentak ke belakang dan merasakan sesuatu yang menembus lengannya, ia memegangi lengannya dan mencoba menghentikan pendarahan.
Menduga bahwa Yu Ren telah terkena pelurunya, Gia bertaruh dan semakin mempercepat laju kakinya ke arah Yu Ren. ia mengeluarkan pedangnya dan menebas ke arah Yu Ren.
Yu Ren merasakan pergerakan di dekatnya, dia dengan reflek mengeluarkan pedangnya dan menghalau serangan Gia. Ia telah melapisi lengannya dengan es tipis untuk menghentikan pendarahan sementara dan fokus menyerang Gia.
Dua pedang beradu dengan sengit dan semua penonton tidak mengalihkan pandangan mereka dari area pertandingan. Mereka sangat fokus melihat pertandingan sengit yang ditampilkan kedua gadis tersebut sambil berdecak kagum.
oOo
Elder Feng bertepuk tangan melihat pertarungan mereka. "Aku tidak pernah melihat dua gadis yang saling bertarung dengan sengit, sungguh mengagumkan."
Ketua Shi mengangguk setuju. "Jika dia bukan dari klan Yu dan Gia memiliki identitas misterius aku sangat ingin menarik mereka untuk berguru denganku."
"Ketua Shi lupakan angan-anganmu." Elder Feng mengibaskan tangannya. "Siapapun yang melatih kedua gadis ini pastilah sangat hebat dan kau tidak bisa menariknya di bawah sayapmu."
Ketua Shi tidak tersinggung mendengar perkataan Elder Feng, dia malah menyetujuinya. "Sayang sekali jika aku bertemu lebih cepat dari salah satu dari mereka aku sangat ingin membawanya menjadi murid pribadiku."
Menjadi murid pribadi dari tetua sebuah perguruan beladiri adalah kehormatan besar dan banyak orang yang menginginkannya. Selain diajarkan oleh guru pribadi mereka dapat mengakses buku-buku langka, ketrampilan beladiri, kekayaan dan kehormatan lebih tinggi dari murid biasa. Evaluasi Ketua Shi terhadap mereka berdua sangat tinggi sampai ingin mereka menjadi muridnya.
Elder Feng menepuk bahunya sambil tertawa. "Kau harus meminta izin dari pemiliknya," ucapnya sambil melirik Elder Yu.
Elder Yu merasakan tatapan Elder Feng dan dia mengernyitkan dahinya tidak senang, dia tidak akan membiarkan Yu Ren berguru di bawah orang lain karena dia sangat istimewa dan membawa 'harapan' klan.
"Kemampuan kedua gadis ini cukup tinggi dan berdasarkan pertarungan mereka sudah terlihat pasti memiliki banyak pengalaman sebab respon mereka sangat cepat saat menanggapi bahaya," komentar Pangeran Wenxiao. "Terutama gadis bernama Gia, dia sangat cerdik dan tanggap seolah-olah pernah menghadapi situasi hidup dan mati."
Raja Hantu tidak bergabung ke dalam percakapan mereka, ia memfokuskan matanya ke arah Gia dan tangannya bergetar ketika mendengar situasi hidup dan mati dari bibir Pangeran Wenxiao. Dia teringat kemarin Gia menceritakan masa lalunya dan berbagai misi berbahaya yang telah dia lakukan, setelah mendengar itu dia sangat ingin berada di saat-saat itu dan berdiri di sampingnya, berjuang bersamanya.
Ia menarik nafasnya untuk menenangkan dirinya dan yakin bahwa Gia akan berhasil memenangkan pertandingan ini.
oOo
Yu Ren memutar gelangnya dan armor es segera menyelimuti tubuhnya, kekuatan dan kecepatannya telah meningkat sehingga membuat Gia semakin kualahan. Gia mengeluarkan bom asap dan melemparkannya ke arah Yu Ren untuk membeli waktu sejenak, tetapi Yu Ren tidak membiarkan hal tersebut. Dia mengubah serangan esnya menjadi serpihan dan meleparkannya kepada Gia, di bantu dengan kemampuan mentalnya dia berhasil menentukan posisinya dan serangan tersebut berhasil mengenai Gia.
Gia mendesis kesakitan merasakan serpihan es yang menusuk tubuhnya, darah menetes dari lukanya dan jatuh ke tanah membasahi kakinya. Ia menarik serpihan es yang menusuk tubuhnya sambil menahan rasa sakit yang dia rasakan, darah semakin keluar hingga membuat Gia terlihat menyedihkan. Pakaiannya sobek-sobek, luka di sekujur tubuhnya dan kulit putih pucat karena kedinginan.
Tak cukup dengan hal itu, rasa sakit di kepalanya muncul kembali dan rasa sakitnya berkelipat ganda seolah-olah kepalanya akan meledak karena informasi yang berlebihan. Ia mencoba menahannya tetapi rasa sakit itu telah meningkat dan dia membuka mulutnya berteriak kesakitan.
"Akhhhhhhhh...."
Mendengar teriakan Gia, Yu Ren sangat terkejut dan mengkhawatirkannya, dia tidak melancarkan serangan berbahaya tetapi hanya serpihan es yang akan menghambat pergerakannya hingga dia sampai di sana. Tetapi mengapa Gia berteriak kesakitan seperti itu?
Yu Ren berlari ke arah suara Gia dan melihatnya tengan terduduk di genangan darah sambil memegang kepalanya, kulitnya sangat pucat karena elemen esnya dan mata Gia memutih karena rasa sakit yang dia rasakan.
"Gia! Apa yang terjadi?" Yu Ren sangat khawatir dengan keadaan Gia dan mencoba menghampirinya.
Tiba-tiba Gia terkekeh dan mengangkat kepalanya menatap Yu Ren, dia menyeringai dan mengeluarkan tatapan gembira yang tidak bisa dia tutupi.
"Hahahahahahaha.... Jadi seperti itu." Gia tertawa dengan keras sambil menutup matanya dengan tangan.
"Apa yang terjadi padamu?" Yu Ren mengernyitkan dahinya melihat sikap aneh Gia.
Gia masih terkekeh menatap Yu Ren. "Bukan hanya kamu yang memiliki armor, aku juga memilikinya!"
Gia menyeringai dan menggunakan darah di dekat tubuhnya untuk menggambar lingkaran dengan simbol pemanggil di atas tanah. "JAWABLAH PANGGILANKU ANNA!!!"
-TBC-