~Happy Reading~
Gia memasuki area pertandingan yang telah dipenuhi oleh penonton yang menyaksikan pertandingan final sebentar lagi, tidak hanya penduduk Kekaisaran Xue Ying yang menonton bahkan dari negara tetangga juga turut serta memenuhi tempat pertandingan. Tidak ketinggalan juga para peserta yang telah gagal di babak sebelumnya sebagian besar juga duduk di bangku penonton.
Suasana sangat meriah seperti pembukaan pesta olahraga olimpiade di dunia modern, suara drum-drum berderang keras, para pemain musik memainkan alat musik mereka untuk mengiringi tarian para penari yang menghibur menonton dan memeriahkan pertandingan final hari ini. Sayangnya, hanya kurang satu hal yaitu kembang api yang meledak di langit yang pasti akan membuat pertandingan ini semakin meriah.
"Ahhhhhh...."
Gia mengerang sambil memegang kepalanya dan melihat sekelibat ingatan yang bukan ingatannya sekali lagi menyerang kepalanya, sudah beberapa hari sering terjadi dan akhir-akhir ini ia semakin sering menerima ingatan tersebut. Dia tidak tahu ingatan siapa itu dan dia tidak yakin apakah ingatan itu berasal dunianya dulu atau dunia ini. Sebab sesekali dia melihat peralatan teknologi kemudian hal-hal ajaib di dunia ini.
Yang ia tahu bahwa ingatan itu milik seorang perempuan berambut panjang yang di kepang sambil mengenakan kalung berbentuk tetesan air yang sangat menarik perhatiannya. Perempuan itu sangat aneh dan entah mengapa ia merasa familiar terhadapnya seolah-olah ia pernah melihatnya entah dimana, apalagi suara miliknya membuat hatinya gemetar penuh kerinduan ingin mendengarkannya lagi dan lagi.
Awuuuu~~~ wuuu~~~
Xiao Bai menyadarkan Gia yang tenggelam dalam ingatan tersebut, ia semakin khawatir dengan keadaannya yang sering melamun belakangan ini.
"Aku tidak apa-apa." Gia menenangkan Xiao Bai dan mengelus kepalanya.
Xiao Bai menatapnya tidak yakin.
"Aku benar baik-baik saja, aku hanya sedikit gugup dengan pertandingan final ini," katanya.
Gia menenangkannya sekali lagi dan mengembalikan Xiao Bai di pergelangan tangannya, ia melangkahkah kakinya mendekati area pertandingan dan ia melihat diujung sana Yu Ren berjalan dengan wajah serius yang tidak pernah ia lihat.
Yu Ren melangkah dengan tenang namun tangannya mengkhianatinya sebab tergepal dengan erat hingga pembuluh darahnya terlihat. Ia mengenakan pakaian berwarna biru dengan bahu terbuka serta rok yang sedikit pendek di atas lutut, dilengkapi dengan stoking hingga menutupi lututnya dan sepatu berhak pendek dengan warna senada dengan pakaiannya sangat cocok dikenakan oleh Yu Ren. Walaupun pakaiannya terkesan terbuka tetapi jika diperhatikan pakaian itu sangat praktis digunakan dalam pertempuran daripada menggunakan hanfu berjubah panjang.
Sedangkan disisi lain Gia mengenakan pakaian berwarna hitam berlengan panjang hingga sikunya yang sedikit ketat di tubuhnya serta dilengkapi dengan sarung tangan tanpa jari dan celana panjang membalut kaki jejangnya. Ia juga menggunakan sepatu bot berstandar militer dengan tas kecil di belakang pinggangnya untuk menyimpan senjata tersembunyi yang telah ia buat, sebenarnya ia ingin mengenakan celana pendek dan pakaian tanpa lengan seperti yang biasanya ia gunakan untuk melakukan misi agar pergerakannya lebih fleksibel, tetapi dia tidak yakin orang-orang di dunia ini dapat menerimanya.
Pakaian mereka sangat kontras biru dan hitam bagaikan dinginnya es yang membekukan dan kegelapan malam yang mencengkam, aura yang mereka keluarkan sangat berbeda dan saling mengintimidasi dan membuat semua penonton tidak sabar melihat pertandingan antara mereka.
Namun, tidak ada yang menyangkan beberapa tahun kemudian gaya pakaian seperti mereka akan populer di kalangan kultivator perempuan dan akan banyak digunakan oleh mereka. Tetapi itu adalah hal lain di masa depan nanti, sekarang kita akan fokus pada pertandingan final ini.
oOo
"Gia aku ingin kamu bertarung sungguh-sungguh denganku," pinta Yu Ren sekali lagi.
Gia tersenyum dan menanggapinya. "Aku mengerti, jangan salahkan aku jika kamu kalah."
"Aku tidak akan menyalahkanmu, aku akan berjuang keras mengalahkanmu!" kata Yu Ren tegas sambil mengulurkan kepalan tangannya.
Gia menundukan kepalanya kemudian mendongak dan tersenyum kecil. "Aku juga tidak akan mengalah dan berjuang keras!" ia mengulurkan tangannya dan membalas kepalan tangan Yu Ren.
Wasit berjalan diantara mereka dan tidak melihat tanda permusuhan yang terpancar dari mata mereka, hanya terlihat tekad keras ingin berjuang dan tidak akan kalah, melihat hal tersebut membuatnnya tersenyum karena hanya mereka satu-satunya yang bersikap damai dalam pertandingan bulan merah tahun ini.
"Seperti babak semifinal kalian di bebaskan menggunakan cara apapun agar bisa menang namun babak ini akan memiliki 3 ronde yang berlangsung dengan waktu istirahat dua batang dupa, jika ada yang menang dua kali berturut maka dia akan dinyatakan sebagai pemenang tetapi jika kalian hanya menang satu kali maka ronde ketiga akan menjadi penentu kemenangan kalian, apakah kalian mengerti?" jelas wasit terhadap aturan yang berbeda.
Mereka mengangguk mengerti dan memusatkan perhatian mereka masing-masing.
"Juga ada hadiah tambahan bagi pemenang untuk pertandingan ini, yaitu bunga lily naga dan mahkota yang terbuat dari batu alam suezhi yang berusia ribuan tahun dan berasal dari bongkahan es di kedalaman laut kosong." Wasit mengeluarkan hadiah tambahan dan menunjukan kepada mereka.
Semua orang terkejut melihat hadiah tambahan yang bersinar cerah membutakan mata mereka dan sangat menggiurkan, perlu di ketahui bahwa bunga lily darah naga adalah bunga paling langka hingga dianggap sebagai mitos karena memiliki maanfaat yang sangat besar bagi kultivator tanpa menimbulkan efek samping sama sekali. Banyak orang memburunya namun belum ada yang pernah menemukannya, tersiar kabar bahwa bunga tersebut tumbuh diarea tengah di hutan terlarang yang dijaga oleh magical beast tingkat tinggi tetapi tidak ada yang berani memverifikasinya dan hampir di lupakan oleh kultivator.
Dan untuk mahkota yang terbuat dari batu suezhi sebenarnya banyak yang belum mengetahuinya, namun mereka yakin benda itu akan sangat bermanfaat karena berasal dari kedalaman laut kosong yang penuh misteri dan bahaya karena berbagai monster dan magical beast tingkat tertinggi hidup di sana. Menurut rumor hanya dengan satu monster dapat membuat ombak besar yang menyapu kota di pinggiran pantai dan membunuh semua penduduk. Oleh sebab itu laut kosong menjadi tempat paling berbahaya di semua benua bahkan mengalahkan bahaya hutan terlarang.
Yu Ren sangat terkejut mendengar mahkota yang terbuat dari batu suezhi, ia pernah membaca mengenai batu tersebut di buku perpustakaan pribadi kakeknya yang menjelaskan bahwa benda tersebut dapat memelihara jiwa dan mengisi kekuatan jiwa yang mengering sehingga sangat cocok untuk kultivator spirit. Pantas saja kakeknya memintanya agar bagaimanapun juga harus menang sehingga ia akan mendapatkan mahkota tersebut yang akan sangat bermanfaat untuk perkembangannya.
Sedangkan di sisi lain Gia sangat terkejut melihat bunga lily naga, bukankah itu bunga yang biasanya digunakan untuk membalut luka Xiao Bai dan banyak tumbuh di belakang istana yang sering ia abaikan, ia bahkan tidak tahu manfaat dari bunga tersebut hingga membuat semua orang terkejut. Bukankah itu hanya bunga yang digunakan untuk membalut luka? Apakah ada hal yang istimewa?
Sedangkan mahkota dari batu suezhi dia sama sekali tidak pernah mendengarnya.
Tapi tunggu bukankah bunga lily itu berasal dari istana kegelapan di hutan terlarang, apakah 'dia' yang telah menyumbangkan bunga itu sebagai hadiah?
Dengan kaku Gia menolehkan kepalanya ke tempat juri berada dan melihat sosok berpakaian putih dengan topeng perak tengah menyeringai ke arahnya, dan suara wasit mempertegas identitasnya.
"Kedua hadiah tersebut berasal dari Raja Hantu dari hutan terlarang!"
BOOMMMM!!!
Suara ledakan terdengar dalam pikiran semua orang dan dengan gemetar menoleh ke arah tempat juri berada dan melihat sosok berpakaian putih duduk di tengah keempat juri sambil meminum secangkir teh dengan tenang dan mengabaikan semua orang.
"Ra-ra-raja Hantu?!?!?!"
"Dia Raja Hantu???"
"Dia yang telah menghancurkan kota di Kekaisaran Zheng Yi?"
"Iblis berdarah dingin yang membunuh penduduk kota yang tidak bersalah dan menghilang selama beberapa tahun."
"Sial bukankah kemunculan pertamanya dipublik membuat seluruh benua terguncang dan langit tertutupi awan gelap."
"Apa yang dia lakukan di sini?"
"Apa yang direncanakan iblis itu di sini?"
"Apakah dia akan menghancurkan pertandingan ini dengan pertumpahan darah semua orang?"
Komentar buruk terus menghujat Raja Hantu membuah seluruh tempat pertandingan dipenuhi dengan tatapan benci dan takut yang diarahkan pada sosok putih yang terlihat acuh tak acuh dan masih santai menikmati tehnya. Tak ada respon dari sosok itu seolah-olah bukan dialah yang menjadi topik pembicaraan.
Mendengar hujatan itu membuat Gia tidak senang, hidup selama 3 bulan di hutan terlarang bersama Xiuhuan membuatnya yakin dia bukanlah orang seperti itu, apalagi semalam mereka saling menceritakan masa lalu masing-masing dan ada alasan dibalik perbuatannya beberapa tahun yang lalu, itu bukanlah sepenuhnya salahnya. Apalagi dia harus membayar harga terkurung di hutan terlarang sebagai imbalan kekuatan besar yang diterimanya.
Walaupun terkadang dia menjengkelkan dan tidak tahu malu, Xiuhuan bukanlah seperti orang yang digambarkan mereka, dia bukanlah iblis berdarah dingin yang dengan mudah menumpahkan darah manusia, dia hanyalah anak berusia lima tahun yang terpaksa menerima kekuatan besar dan dikendalikan oleh amarah sehingga membuatnya lepas kendali dan membunuh semua penduduk kota itu.
Ingin rasanya Gia berteriak memberitahu mereka bahwa Xiuhuan bukanlah iblis, tetapi adalah manusia dengan sifat eksentrik, tidak tahu malu, dan sedikit menjengkelkan. Tapi Gia tahu dia harus menyembunyikannya agar tidak ada orang yang menemukan kejutan manis di dalam diri Xiuhuan dan hanya dirinya lah yang bisa melihat dan menikmatinya.
Gia menggepalkan tangannya dan menggertak giginya kemudian menyuruh wasit agar memulai pertandingannya. "Wasit bisakah kita memulai pertandingannya?"
Wasit disadarkan oleh suara Gia dan berdehem sejenak untuk membersihkan tenggorokan. "Maafkan aku yang menunda pertandingannya."
Gia mengangguk dan menyiratkan dengan matanya agar segera memulai pertandingannya.
Wasit mengangkat suaranya dan membuat semua penonton diam dan memfokuskan perhatian mereka ke area pertandingan. "Baiklah pertandingan final bulan merah akan di mulai, setiap peserta persiapkan diri kalian!"
Gia dan Yu Ren memasang kuda-kuda mereka dan bersiap bertempur.
"Bersiap!"
"Sedia!"
"Mulai!"
Secara bersamaan Gia dan Yu Ren saling mundur menjauh dan tidak menyerah langsung dengan membabi buta, mereka telah melihat ketrampilan masing-masing dan menyadari bahwa masih memiliki trik di lengan baju yang masing-masing dari mereka belum keluarkan. Seperti pepatah kenali musuhmu kenali dirimu, mereka tidak akan menyerang sebelum dengan pasti mengetahui kemampuan masing-masing.
Siapapun yang menyerang pertama maka dialah yang menunjukan kekuatan dan kelemahannya.
Namun, itu tidak berlaku bagi Gia, jika tidak ada salah satu dari mereka yang bergerak maka pertandingan tidak akan pernah selesai. Dan pengalamannya sebagai agen bayaran adalah bergerak terlebih dahulu untuk mencari informasi lawan agar membuka celah untuk serangan yang dilancarkan, semakin banyak dia mendapatkan informasi semakin aman posisinya.
Gia mengeluarkan pistol besar yang dapat mengeluarkan banyak peluru sekaligus kearah Yu Ren secara acak, tujuannya bukanlah untuk menyerangnya tetapi menilai respon, daya tahan dan kemampuan Yu Ren ketika menghadapi bahaya. Dan Gia bisa menggunakan informasi tersebut untuk membuat berbagai rencana dikepalanya dan menentukan teknik apa saja yang akan dia gunakan.
Sayangnya, Yu Ren dengan cepat membangun perisai es untuk memblokir serangan Gia kemudian membuat kerucut es yang menyerang kearahnya. Elemen es sangat baik dalam pertahanan dan serangan apalagi Yu Ren menambahkan elemen angin yang memperkuat ketajaman serangan esnya. Kombinasi kedua elemen tersebut sudah mencapai harmonisasi dan tidak ada tanda penolakan penggabungan dua elemen berbeda.
Situasi semakin memanas dan mereka bertempur habis-habisan dan membuat semua penonton terkesima melihat pertandingan yang sengit. Sesekali pecahan es terbang kearah Gia dan suara ledakan pistol terdengar memenuhi tempat pertandingan.
Tidak ada satupun dari mereka yang berhenti menyerang, mata dengan awas melihat celah dan menghindari sekaligus melancarkan serangan terhadap lawan. Tak ada yang berani memecah suasana sengit pertarungan kedua gadis tersebut dan mereka fokus melihat pertempuran yang semakin memanas.
"Elemen es – kepingan teratai salju."
Yu Ren mengeluarkan pedangnya kemudian menusukanya ke tanah hingga munculah ratusan teratai es yang mekar kearah Gia dengan embun dingin yang membekukan tulang.
Dengan cepat Gia mengeluarkan pedangnya untuk menghancurkan serangan Yu Ren dengan api yang ia nyalakan dengan pematik kemudian ia perkuat dengan oksigen dan hidrogen. Kedua unsur kimia itu sangat kaya di udara sehingga membuat api semakin kuat apalagi udara di dunia ini di penuhi energi qi yang cukup banyak.
Suara angin di sekitar mereka mulai berhembus kuat, Gia bisa merasakan tekanan yang terkandung dalam angin tersebut dan sadar itu adalah teknik Yu Ren, ternyata serangan tadi hanyalah pengalihan dan serangan sebenarnya adalah hembusan angin tersebut. Gia menggertakan giginya dan mencoba bertahan sambil mengambil alih kendali unsur kimia yang terkandung didalam angin.
Elemen termudah yang bisa ia kendalikan adalah angin karena unsur kimia yang terkandung di dalamnya tidak terikat kuat seperti elemen lainnya. Pengendaliannya terhadap unusr kimia yang terkandung didalamnya sudah mencapai tahap tinggi hingga seolah-olah Gia adalah pengguna elemen angin yang sebenarnya.
Menyadari serangannya tidak berguna dan malah kendali anginnya menghilang, Yu Ren berjalan menuju Gia, awalnya lambat tapi lambat laun ia semakin cepat hingga siluet biru yang terlihat.
Suara detingan pedang terdengar keras dan kilatan pedang biru dan merah bagaikan simbol ying dan yang hingga menciptakan percikan energi ke segala arah. Pedang Gia menangkis serangan Yu Ren dan mengembalikannya untuk menetralkan serangannya.
Dibawah terik sinar matahari mereka betarung dengan gila hingga menghancurkan sekitarnya. Batu-batu terlempar dimana-mana dan debu pasir tersapu oleh angin hingga menghalangi pandangan, bongkahan dan serpihan es memenuhi area pertandingan serta kobaran api yang menyala-nyala berkobar dengan ganas. Namun, itu tidak menghentikan langkah mereka dan terus berjuang untuk menjatuhkan lawan.
Gia memfokuskan energinya pada pedangnya dan berbelok ke samping untuk menghindari pedang Yu Ren kemudian ia menggunakan tangan kanannya sebagai penompang dan berputar ke belakang lalu melancarkan serangannya hingga membuat Yu Ren terpental menabrak dinding.
"Kamu kalah."
-TBC-