Chereads / The King Ghost Wife / Chapter 75 - Chapter 74 - Menciptakan Api

Chapter 75 - Chapter 74 - Menciptakan Api

Babak pertama telah selesai dilaksanakan, dari 100 peserta hanya 50 peserta yang berhasil lolos sehingga membuktikan mereka layak untuk mengikuti pertandingan selanjutnya. Kebanyakan peserta lain masih menyembunyikan kekuatan mereka untuk menjadi kartu as yang bisa menyelamatkan mereka dalam keadaan terdesak.

Rawwww~~~

Xiao Bai meraung rendah sambil mendekati wajah Gia.

Gia tertawa kecil dan mengambil Xiao Bai di tangannya. "Lapar lagi?"

Xiao Bai mengangguk dan menikmati elusan Gia.

"Apakah mastermu tidak memberimu makan selama ini." Gia menyentul kepala Xiao Bai gemas dan mengeluarkan energinya.

Xiao Bai tidak menanggapi Gia dan menikmati energi yang ia berikan.

"Ngomong-ngomong tentang dia." Gia sedikit menjeda sejenak dan menarik tangannya karena Xiao Bai telah selesai memakan energinya. "Apakah kamu tahu dimana dia pergi?"

Xiao Bai berfikir sejenak dan ekornya menunjuk ke arah utara, seandainya ia bisa berbicara dengan Gia dia pasti akan mengatakan keberadaan masternya .

Gia melihat arah yang di tunjukan Xiao Bai. "Utara?" ia mengernyitkankan dahinya bingung karena Xiuhuan pergi ke sana.

"Apa kamu bisa berkomunikasi dengannya? Katakan aku ingin bicara dengannya." Entah mengapa perasaan Gia sejak kemarin tidak enak seolah sesuatu yang besar akan terjadi

Xiao Bai duduk ditangan Gia dan memejamkan matanya untuk mencoba menghubungi masternya, ikatan kontrak antara mereka cukup kuat sehingga memungkinkan telepati langsung.

Xiao Bai membuka matanya dan menggelengkan kepalanya.

"Kamu tidak bisa menghubunginya?" Perasaan Gia semakin kuat.

Xiao Baik mengangguk dia memang tidak bisa menghubungi masternya seolah dia sengaja memutuskan komunikasi sepihak sehingga tidak bisa membuatnya berbicara dengan masternya.

"Sebenarnya sedang apa dia?"

oOo

"Peserta no 13, 14, 15, dan 16, silahkan pergi ke area pertarungan."

Gia memasuki area dan melihat lawannya adalah seorang laki-laki bertubuh tinggi mengenakan pakaian berwarna kuning dengan jas putih bertuliskan sekolah Baiyu

Gia telah membaca dalam buku bahwa sekolah Baiyu adalah sekolah kultivasi yang ada di Kekaisaran Zheng Yi dan merupakan sekolah elit yang hanya menerima siswa berusia antara 12 tahun sampai 18 tahun dan memiliki masa belajar 4 tahun. Siswa dari sekolah ini berasal dari tiga kekaisaran bahkan orang dari benua lain juga ikut belajar di sini.

Sekolah ini cukup terkenal karena membebaskan semua siswanya dari biaya sekolah, namun mereka harus mengambil sebuah misi atau tugas secara berkala agar bisa mendapatkan poin yang bisa mereka tukar dengan fasilitas sekolah. Sekolah Baiyu berkerja sama organisasi mercenaries untuk menyediakan berbagai misi agar siswa-siswanya dapat mandiri dan memiliki pengalaman di dunia kultivasi yang keras.

Gia cukup mengagumi sistem sekolah ini yang tidak melihat latar belakang siswa dan memperlakukan semuanya dengan adil, apalagi dengan pengalaman dalam misi dapat membantu siswa terus berkembang.

Sebenarnya ada saudara Putri Jialin yang bersekolah disana yang bernama Rong Zeming, adik bungsunya yang berbeda ibu karena ibunya hanyalah seorang selir biasa yang bernama Lian Xiahe. Gia tidak terlalu mengenalnya karena selama ia tinggal di istana, mereka tidak pernah saling bertemu.

Pemuda itu menaiki tangga menuju area pertandingan dan menangkupkan tangan ke arah Gia. "Perkenalkan namaku adalah Moran dari sekolah Baiyu."

Gia membalasnya dan sedikit membungkuk. "Namaku Gia dari Kekaisaran Xue Ying."

Gia sudah melihat pertandingan Moran kemarin, dan dia tahu bahwa Moran memiliki elemen petir karena sepanjang pertandingan kemarin dia menggunakan teknik berbasis petir untuk melumpuhkan lawannya. Namun, Gia merasa ada yang janggal pada detik terakhir saat Moran mengalahkan lawannya karena dia yakin yang membuat lawannya kalah bukanlah elemen petir saja.

Wasit berdiri di antara mereka dan bersiap memulai pertandingan. "Aturannya seperti kemarin kalian hanya memiliki waktu 6 batang dupa untuk saling mengalahkan."

"Kami mengerti," ujar mereka bersamaan.

"Kalau begitu, pertandingan dimulai!" Wasit menjauh dari mereka dan berdiri di tepi area.

Moran berlari dengan cepat menuju Gia untuk mencegahnya menggunakan alat musik anehnya, dari pertarungannya kemarin Moran menyimpulkan bahwa sumber serangan Gia berasal dari alat musik itu dan dia harus mencegahnya menggunakannya.

Gia berdecak kesal karena lawannya tidak memberinya waktu mengeluarkan biolanya, dia hanya bisa menangkis serangan pedangnya dengan belati kecil yang selalu ia simpan di sepatunya untuk antisipasi serangan dadakan.

Clang~~ clang~~~ clang~~~

Suara detingan logam yang beradu terdengar dalam pertarungan mereka, suara gesekan kaki terdengar jelas pertanda bahwa mereka saling beradu dengan sengit karena Moran tidak memberikan waktu Gia agar bisa mengeluarkan alat musiknya. Gurunya pernah berkata jangan menyerang lawan yang tidak kau kenal sepenuhnya, dan Moran selalu mengingatnya dalam hati apalagi alat musik Gia yang tidak pernah ia lihat.

Gia melompat ke belakang dengan melentingkan tubuhnya di udara sambil menggerakan unsur kimia yang terkandung dalam udara agar mendorong Moran menjauh dan memberinya sedikit waktu.

Moran tiba-tiba merasakan serangan tak kasat mata yang mengenai dadanya dan membuatnya mundur, ia membelalakan matanya karena tidak menyadari serangan itu padahal dia terus membuat Gia terdesak.

Gia menyeka keringat di dahinya dan akhirnya bisa bernafas lega karena berhasil memukul mundur Moran. Ia menyentuh cincin ruangnya dan mengeluarkan biolanya.

oOo

"Oh dia mengeluarkan alat musik itu lagi," komentar ketua Shi.

"Reaksinya cukup cepat untuk menghindari serangan lawannya," tambah Elder Feng ikut mengomentari.

Pangeran Wenxiao menyenderkan tubuhnya ke kursi dan menompang dagunya. "Serangan tak kasat mata itu juga sudah keluar."

Elder Yu mengambil cangkir tehnya dan menyesapnya pelan. "Sampai sekarang aku belum mengetahui serangan apa itu."

"Kau juga tidak mengetahuinya?" Elder Feng melirik elder Yu karena dia adalah yang tertua dari mereka dan memiliki banyak pengalaman.

Elder Yu mengangguk dan meletakan cangkirnya. "Aku hanya merasakan sedikit energi qi yang ia keluarkan namun tidak tahu secara jelas bagaimana gadis itu menciptakan serangan mengejutkan walaupun dengan sedikit energi." Secara logika setiap serangan memiliki besaran energi qi yang berbeda tergantung seberapa besar serangan yang di keluarkan namun Gia malah kebalikannya karena dia hanya menggunakan sedikit energi qi.

"Seolah-olah energi qi di udara sudah menjadi miliknya," tambah elder Yu.

"Ini tidak mungkin," sanggah Pangeran Wenxiao. "Seberapa hebat pun seorang kultivator mereka tidak bisa mengendalikan energi qi di udara secara langsung tanpa mengolahnya ke dalam tubuh."

"Aku setuju," kata ketua Shi menyetujui pendapatnya.

Memang kultivator tidak bisa menggunakan energi qi di udara secara langsung tanpa mengolahnya terlebih dulu di dalam tubuh, sebab energi qi di udara memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai elemen yang ada. Jika kultivator menggunakan energi qi yang bukan basis elemennya maka akan terjadi kegagalan atau malah tidak bisa digunakan.

Di dalam tubuh manusia terdapat inti energi yang berfungsi sebagai sumber kekuatan sekaligus penyaring agar kultivator bisa menggunakan energi qi yang sesuai elemen mereka. Bagian ini juga menjadi penentu besar apakah seorang kultivator dapat terus berkembang atau tidak sebab semakin kecil inti energi maka kesempatan mereka naik tingkat akan kecil juga.

Ukuran inti energi normal adalah sebesar kepalan tangan kultivator tersebut. Walaupun ada teknik atau pengobatan yang memaksa inti energi membesar tentu saja memiliki resiko yang tak terhindarkan. Oleh karena itu inti energi menjadi hal penting bagi kultivator dan jika hancur maka mereka tidak bisa berkultivasi lagi.

"Aku sangat penasaran bagaimana hasilnya," kata Elder Yu.

oOo

Moran menggeram kesal karena Gia berhasil mengeluarkan alat musiknya, ia mengeluarkan petirnya dan mencoba menulikan pendengarannya agar tidak terpengaruh dengan melodinya.

Gia menggesek biolanya dan keluarlah sulur berwarna-warni yang di hasilkan dari permainan musiknya dan mengarah ke Moran. Ia telah memanipulasi unsur kimia di udara untuk melemahkan serangan petirnya agar memaksanya mengeluarkan teknik yang ia sembunyikan. Gia sangat yakin bahwa Moran menggunakan teknik itu untuk mengalahkan lawannya dan bukan hanya menggunakan teknik elemen petirnya saja.

"Lightning Techniques – Lightning Wall." Moran mengayunkan pedangnya dan membuat penghalang untuk menghalangi serangan Gia, dia tidak tahu jelas sulur cahaya apa itu dan hanya mengandalkan instingnya agar tidak terkena serangan tersebut.

Gia menipiskan bibirnya dan semakin mempercepat gesekannya untuk menciptakan sulur atom lebih banyak, jika serangan tersebut berhasil mengenai Moran maka ia bisa mengendalikan unsur kimia di dalam tubuhnya. Walaupun dia belum pernah mencoba mengendalikan unsur kimia di dalam tubuh makhluk hidup namun ia harus mencobanya untuk membuktikan teorinya.

Moran tidak bisa terus bertahan dalam penghalangnya ia harus mengembalikan keadaan dan sebisa mungkin tidak terkena serangannya. Ia menancapkan pedang ke tanah untuk mendukung penghalang petirnya dan ia meletakan tangannya ke bawah untuk mengeluarkan teknik yang telah ia sembunyikan.

"Wood Techniques – Waves of Trees."

Gia membelalakan matanya dan melihat ke bawah karena dia merasa sebuah goncangan yang menuju ke arahnya. Gia melompat ke atas tepat ketika sebuah pohon yang tiba-tiba muncul menghancurkan area tempat ia berdiri. Ia memasukan biola ke dalam cincin ruang dengan cepat dan menghindari serangan kayu yang terus memaksanya menghindar.

Matanya tanpa sengaja bersirobok dengan Moran karena tidak menyangka bahwa dia adalah seorang kultivator elemen ganda. Pantas saja saat dia mengalahkan lawannya Gia melihat pergerakan di tanah yang ia kira adalah teknik dari lawannya sebab lawannya berelemen tanah. Pasti elemen kayu inilah yang mengganggu teknik lawannya untuk mencegahnya membuat penghalang.

oOo

"Dia terdesak." Elder Feng terkekeh melihat Gia menghindar di udara.

"Jika terus seperti ini maka dia akan kehabisan energi," komentar ketua Shi. "Aku tidak menyangka lawannya adalah kultivator elemen ganda."

"Di pertarungan sebelumnya ia menggunakan elemen kayunya untuk mengganggu konsentrasi tanah dan mencegah lawannya membuat penghalang untuk menghalangi serangan petirnya." Teknik Moran tidak bisa lepas dari mata Pangeran Wenxiao.

"Perpaduan petir dan kayu bisa menjadi senjata tajam untuk elemen tanah walaupun elemen itu bisa menetralkan serangan petir," tambah Elder Yu.

"Pengendalian elemen kayunya juga seimbang dengan elemen petir dan bisa menggunakan kedua elemen tersebut dengan baik." Matanya melihat kedua tangan Moran yang mengeluarkan cahaya berbeda sebagai tanda dia mengendalikan dua elemen sekaligus.

"Sekolah Baiyu memang sesuai dengan reputasinya." Ketua Shi memuji sekolah itu karena mengajar kultivator elemen ganda dengan baik.

"Si Tua Tang memang memiliki banyak siswa hebat dari segala penjuru." Si Tua Tang yang dimaksud elder Feng adalah kepala sekolah dari sekolah Baiyu.

"Aku penasaran bagaimana dia menghadapi kombinasi kedua elemen yang baik itu," ujarnya tertarik.

oOo

Tunggu petir dan kayu?

Jadi itulah elemen lain yang di sembunyikan Moran?

Gia menyeringai tidak menyangka bahwa Moran akan memiliki elemen kayu juga, walaupun di mata orang lain kedua elemen tersebut adalah kombinasi yang bagus tetapi di mata Gia itu adalah kelemahan yang bisa ia gunakan.

Elemen kayu memang bisa mengikat atau menghambat pergerakan lawan sehingga pengguna bisa memanfaatkan waktu untuk melancarkan serangan. Namun, jika dikombinasikan dengan petir itu adalah ide yang buruk jika melawannya.

Gia sengaja menghindari serangan petir Moran agar mengenai elemen kayunya untuk menciptakan reaksi kimia secara alami akibat hantaran petir ke media yang mudah terbakar. Dengan sedikit dorongan darinya ia mengumpulkan oksigen di sekitar serangan Moran untuk memperbesar percikan api yang muncul akibat hantaran petirnya.

Gia sedang menciptakan api.

Walaupun secara harfiah dia tidak bisa menciptakannya namun ia bisa membuatnya dari rekasi kimia yang muncul akibat gesekan petir dan kayu yang menghasilkan panas dan di dukung dengan oksigen yang telah ia kendalikan maka akan terciptalah sebuah api.

Ada tiga hal penting yang harus ada untuk menciptakan api secara alami, yang pertama adalah sumber panas yang bisa berasal dari panas matahari atau panas dari energi listrik. Yang kedua adalah bahan bakar atau media yang digunakan untuk mendukung pembakaran dan kayu adalah hal yang mudah terbakar. Dan yang ketiga adalah oksigen, ini adalah hal paling penting untuk membuat api karena semakin banyak oksigen yang ada maka api yang dihasilkan akan semakin besar.

Dan di ruang terbuka ini oksigen sangatlah melimpah dan bisa ia kendalikan sesuka hati untuk memperbesar api.

Dengan kata lain area ini ada di dalam kekuasaannya.

"Sebaiknya kamu menyerah," kata Gia sambil menyeringai. "Kau tidak bisa memadamkan apiku."

Sayang sekali elemen Moran adalah kayu yang memiliki karakteristik mirip seperti tumbuhan yang menyerap karbondioksida dan mengeluarkan oksigen. Ini menjadi bomerang baginya karena selain menggunakan air untuk memadamkan api, karbondioksida bisa digunakan untuk menekan oksigen agar api mengecil.

Moran menatap kobaran api besar yang tercipta di belakang Gia apalagi sekarang sudah merambat ke seluruh area hingga menghalangi pandangannya. Dia tidak tahu bagaimana dia menciptakan api sebab Moran tidak melihatnya mengeluarkan api dari tubuhnya.

Bagaimana bisa api tersebut tiba-tiba muncul dan terus membesar tak terkendali?

Moran sangat bingung akan hal tersebut dan mencoba membuat penghalang di sekitarnya.

"Percuma saja." Gia mengangkat tangannya dan mengendalikan unsur kimia dalam api ke arah Moran.

Moran membelalakan matanya melihat serangan api yang menuju arahnya, dia tidak memiliki harta pelindung dan kedua elemennya tidak berguna menghalau serangan tersebut. Ia tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa mengangkat tangannya.

"Aku menyerah."

-TBC-

Pojok Pengetahuan

Agar api tercipta secara alami/ilmiah diperlukan 3 bahan yaitu :

1. Panas

2. Bahan Bakar

3. Oksigen

Hal terpenting agar api tercipta adalah oksigen, semakin banyak kandungan oksigen maka api akan membesar.

Sedangkan untuk memadamkan/mengecilkannya bisa memanfaatkan karbondioksida

Elemen kayu cukup mirip dengan tumbuhan yang akan menyerap karbondioksida dan mengeluarkan oksigen

Jadi ini adalah bomerang bagi Moran yang meyerang Gia menggunakan elemen kayu