Chereads / The King Ghost Wife / Chapter 74 - Chapter 73 - Suku Guang

Chapter 74 - Chapter 73 - Suku Guang

Gia berjalan ke luar dari area untuk pergi ke tempat tunggu yang telah di sediakan oleh panitia, dia tidak terburu-buru untuk pergi karena ingin menonton pertandingan orang lain dan mengevaluasi kekuatan mereka yang bisa saja ia hadapi kelak. Mengenal lawanmu sebelum bertempur adalah kunci kemenangan.

Dia menemukan tempat kosong di antara peserta seleksi tambahan dan segera duduk di sana, ia tidak menghiraukan tatapan mereka dan memilih menonton pertarungan berikutnya.

"Peserta no 5, 6, 7, dan 8 silahkan menuju area untuk bertanding."

Suara wasit terdengar mengumumkan pertandingan berikutnya.

Mata Gia menatap peserta yang bertanding dan mengenali salah satu dari mereka, dia adalah Rong Bailin adik tiri dari putri Jialin.

Gia mengerutkan dahinya mengingat gadis itu, dia tidak terlalu ingat orang seperti apa Bailin namun dia merasa Bailin seperti teratai putih. Sifatnya yang lembut dan tenang tidak bisa lepas dari pengamatan Gia karena selama semasa hidupnya ia selalu menangani orang-orang dunia bawah yang selalu tersenyum tetapi di belakangnya menusuk.

(Teratai putih = Orang bermuka dua)

Dan Gia tidak menyukai orang seperti itu.

"Jika ingin menyembunyikan diri seharusnya mengganti namamu."

Gia mendengar suara tidak terlalu jauh darinya dan ia menoleh, ternyata itu adalah Yu Ren yang tengah berjalan ke arahnya.

"Kejutan!" Gia menyeringai menatap Yu Ren.

Yu Ren mendelik kesal dan meninju bahunya. "Dasar aku kira kau tidak datang ke sini." Yu Ren duduk di sebelahnya. "Aku bahkan hampir mengintari bangku penonton untuk menemukanmu."

Gia hanya terkekeh dan menyikut lengannya. "Aku hanya ingin membuat kejutan untukmu, kau pasti tidak menyangka aku akan datang menjadi peserta."

Yu Ren mengangguk dan menatapnya tajam. " Tentu saja aku tidak mengiranya sama sekali, pertandingan ini hanya menerima peserta yang kuat dan kamu... kamu..." Yu Ren merasa tidak enak mengataknnya.

"Tidak punya energi qi," lanjut Gia santai.

"Maaf..." ujar Yu Ren pelan.

"Tidak apa-apa, itu adalah fakta kalau dulu aku tidak memiliki energi qi sehingga tidak bisa berkultivasi." Gia menepuk bahunya pelan agar dia tidak merasa bersalah.

"Maaf aku menyinggungnya tapi bagaimana bisa kamu memiliki energi qi padahal tiga bulan yang lalu aku sangat yakin kamu tidak memilikinya." Inilah alasan yang membuat Yu Ren mendatanginya.

Gia hanya bisa menceritakan garis besarnya kepada Yu Ren karena dia tidak bisa mengatakan mengenai Raja Hantu yang sangat terkenal. "Aku tidak sengaja membantu orang tua dan dia membantuku berlatih karena katanya tubuhku ada sesuatu yang menghambat menyerap energi qi," katanya dengan mata terbuka lebar.

Dia tidak berbohongkan, Gia telah membantu Raja Hantu menghapuskan kutukannya dan dia juga membantunya menghancurkan segelnya, ia rasa tidak ada yang salah dalam ucapan tersiratnya. Lagipula dia juga tidak tahu umur Xiuhuan yang sebenarnya karena legenda tentang Raja Hantu sudah ada sejak lama.

"Aku tahu temanku adalah yang terbaik, kamu bahkan mengikuti jejak leluhurku." Yu Ren merangkul Gia bangga karena pengalamannya sangat mirip dengan leluhurnya.

Gia hanya tertawa canggung menanggapi Yu Ren, jika di bandingkan dengan leluhurnya, Gia tidak bisa menandinginya.

"Oh ya kamu mendapatkan nomor berapa?"

Yu Ren menunjukan tongkat bambunya. "100, aku adalah yang terakhir."

Gia mendecakan lidahnya karena keberuntungan Yu Ren yang mendapatkan nomor terakhir. "Kau sangat beruntung."

"Tentu saja," ujarnya bangga sambil mengangkat dagunya. "Ngomong-ngomong kamu tidak terlalu lama berkultivasi tetapi mengapa kamu mengikuti pertandingan ini?"

"Aku hanya ingin membuktikan diri." Gia sangat benci menjadi lemah dan tidak bisa melawan.

"Kalau begitu saat kita bertemu dalam pertarungan aku akan melawanmu dengan sungguh-sungguh," katanya dengan senyum lebar tidak memperdulikan bahwa Gia bisa menjadi lawannya.

Gia tersenyum melihat temannya. "Tenang saja saat kita bertemu dalam pertempuran aku akan membiarkanmu menang."

Alasannya tidak sepenting Yu Ren jadi lebih baik dia mengalah saja.

oOo

Master Yo telah sampai di kota Zi Yu, ia mengernyitkan dahinya menatap keadaan kota yang sepi bahkan seseorang pun tidak lewat. Seingatnya kota Zi Yu adalah kota yang cukup ramai karena menjadi jalur utama antara Benua Tianzi dan Benua Tianming sehingga selalu penuh dengan kapal di perlabuhan. Namun, saat ini dia tidak melihat satupun kapal yang berlabuh bahkan keadaan kota sangat sepi seolah sengaja di tinggalkan.

"Ada apa ini?"

Ia berjalan menuju tempat ia mendeteksi energi dari dunia lain dan mengecek apakah celah dimensi terlah terbuka. Dia telah mempersiapkan diri untuk melawan mereka walaupun tau bahwa dia pasti tidak bisa mengalahkannya karena jumlah mereka cukup banyak. Tetapi setidaknya bisa memberikan waktu kepada kultivator kuat di benua ini untuk melawan mereka.

Dia berharap kultivator lain dapat bergabung melawan mereka karena tidak ingin benua ini bernasib sama dengan sukunya.

Master Yo melompati batu karang dan memanjat tebing hingga sampai ke pohon besar yang pernah ia datangi dulu. Matanya menangkap laki-laki berambut putih dengan pakaian juga berwarna putih tengah berdiri seolah menunggunya.

"Siapa kau?" tanyanya dengan waspada dan menyentuh pedang di pinggangnya.

Huang Xiuhuan menyeringai menatap satu-satunya anggota suku Guang yang tersisa. "Kau melupakan sesuatu yang sukumu segel di benua ini?"

Master Yo semakin mengeratkan pedangnya dan menatap makhluk yang selama ini di segel sukunya. "Bagaimana kau bisa bebas?" Walaupun dia telah merasakan segel yang ditanam sukunya rusak dia tidak menyangka akan bertemu dengannya secepat ini apalagi waktunya tidak tepat.

Xiuhuan mengelus dagunya seolah berpikir. "Kau pasti tau cara menghancurkan segelnya bukan?"

Master Yo terdiam karena dia memang mengetahuinya, segel yang mengutuknya berasal dari kekuatan spirit dan akan hancur jika kultivator spirit mengaliri kekuatannya ke jantung makhluk itu. Namun, dia tidak menyangka ada kultivator spirit di dunia ini padahal mereka sangat langka.

"Kau tahu aku menemukan 2 orang yang memiliki kekuatan itu." Yang dimaksud tentunya Gia dan Yu Ren. "Dan dia yang membantuku memiliki elemen yang unik." Dia sangat mengagumi elemen Gia karena walaupun terdengar remeh tetapi itu bisa mematikan.

"Siapa yang membantumu menghancurkan segel?" Master Yo tidak menyangka ada orang yang berani membantu makhluk ini menghancurkan segel kutukannya padahal selama ini sukunya telah tinggal di dunia ini untuk menjaga 'benda' itu agar tidak keluar ke dunia.

"Kau pasti tahu cepat atau lambat kutukannya akan hancur setelah sukumu menghilang," ujarnya tajam.

Master Yo mengepalkan tangannya karena mendengar ucapannya, ia sadar setelah sukunya hancur maka tidak ada yang mengawasi dan memperkuat segel pada hutan terlarang. Apalagi dia sendiri tidak bisa memperkuat segel sebab kekuatannya bukan kekuatan spirit.

Sejujurnya dia tidak terlalu jelas mengetahui apa yang di segel sukunya di hutan terlarang. Dia hanya mendengar dari legenda turun-temurun suku Guang bahwa ada benda yang seharusnya tidak ada di dunia ini, namun seseorang menggunakan kekuatan 'benda' itu untuk kejahatan sehingga membuat kekacauan di dunia atas.

Salah satu leluhurnya yang memiliki kekuatan spirit bertarung dengannya dan menyegelnya di dunia bawah untuk menekan kekuatan asli 'benda' itu. Setelah itu ia meminta sukunya untuk menjaga 'benda' itu agar tidak lepas dan memberikan formasi segel agar bisa terus di perbarui. Tak lama kemudian leluhur itu menghilang karena terlalu banyak menggunakan kekuatan spirit yang menyebabkan jiwanya terkikis.

Sejak saat itu sukunya telah tinggal di dunia bawah untuk menjaga 'benda' itu dan tidak berniat naik ke dunia atas lagi.

"Apa kau ingin membalas dendam pada suku Guang?" Karena dia satu-satunya anggota yang tersisa pasti dia ingin balas dendam kepadanya.

"Balas dendam? Tidak, aku tidak tertarik." Xiuhuan mengibaskan tangannya. "Lagipula aku bukanlah pendahulu pertama dan hanya tinggal di hutan terlarang tidak terlalu lama."

"Lalu apa maumu?" Master Yo menyipitkan matanya tidak bisa menebak pikirannya.

Xiuhuan membalikan tubuhnya dan menatap laut. "Orang dari dunia atas akan datang sebentar lagi dan aku akan membantumu melawan mereka."

"Namun dengan imbalan..." Xiuhuan menolehkan kepalanya menatap Master Yo. "Yaitu cara menuju dunia atas."

"Jangan berharap!" ujar Master Yo keras, dia tidak akan membiarkan 'benda' yang di jaga sukunya selama bergenerasi pergi ke dunia atas.

"Jangan terlalu cepat menolak." Xiuhuan membalikan tubuhnya menatap Master Yo. "Aku memiliki kultivator Emperor Realm lain yang akan membantu kita melawan mereka."

Guangli tiba-tiba muncul dan berdiri di dekat Xiuhuan.

Master Yo menatap orang asing yang baru datang dan bisa merasakan kekuatannya sudah mencapai Emperor Realm, mungkinkah dia orang biasa yang ikut terjebak dalam hutan terlarang?

"Bukankah kau sudah bebas? Mengapa mengikuti orang ini?" tunjuknya pada Xiuhuan.

Jika kutukan pada makhluk itu hancur pasti kutukan yang menjerat orang biasa juga ikut hancur dan mereka bebas dari keterikatan. Namun, ia bingung mengapa masih ada yang mengikuti makhluk itu?

"Hubungan kami tidak sedangkal yang anda pikirkan," kata Guangli tegas.

Walaupun sebenarnya mereka sudah bebas namun kebanyakan dari mereka masih tetap setia pada Raja Hantu karena beliau telah membantu mereka hidup. Kebanyakan orang yang datang ke hutan terlarang adalah orang yang di buang atau terpaksa memasuki hutan tersebut untuk berlindung. Dan Raja Hantu menerima mereka dan mengajari cara berkultivasi hingga mereka bisa berdiri sendiri.

Balas budi ini akan mereka balas dengan nyawa!

Master Yo menggertakan giginya kesal karena kesetiaan orang itu. "Mereka bukan orang sembarangan."

Tentu saja mereka bukan orang sembarangan karena berhasil menghancurkan suku yang dapat bertahan selama berabad-abad.

"Aku tahu, orang dari dunia atas pasti berbeda dari kita." Ia telah melihat kenangan dari pendahulu pertamanya mengenai keadaan dunia atas.

"Tetapi jika kita tidak bergabung untuk melawan mereka maka kehancuran benua ini akan terjadi."

-TBC-