Hayden menelan salivanya, hatinya tidak yakin dengan apa yang akan dilakukannya. Apalagi dengan menuruti saran Sheren untuk segera menikahi Viona. Sungguh hal itu sangat berat di lakukannya.
"Aku tidak bisa melakukan hal ini, tapi kalau aku tidak melakukannya bagaimana dengan keluargaku? aku harus bicara dengan Mama tentang hal ini. Aku memerlukan pendapatnya, apakah langkah yang aku ambil ini benar atau salah." ucap Hayden dalam hati ingin bertemu Mamanya secepatnya.
"Sheren, aku berangkat dulu sayang." ucap Hayden seraya mengecup kening Sheren dengan penuh perasaan.
"Hati-hati Hayd. Segera kabari aku kalau kamu sampai di kantor." ucap Sheren dengan sebuah senyuman.
Hayden menganggukkan kepalanya kemudian pergi meninggalkan Sheren yang masih berdiri di tempatnya.
Setelah masuk ke dalam mobilnya Hayden menjalankan mobilnya ke arah rumah sakit di mana Mamanya sedang menunggu Papanya.
Tiba di rumah sakit segera Hayden keluar dari mobil dan berjalan cepat menemui Mamanya.
"Hayden? ada apa Nak? kenapa kamu terlihat sangat tegang? apa ada sesuatu yang terjadi lagi dalam perusahaan kamu?" tanya Selena menemui Hayden di luar kamar.
"Perusahaanku sudah hancur Mama, aku tidak bisa mengembalikan seperti semula selain menerima bantuan dana dari orang lain." ucap Hayden sambil meremas tangannya.
"Lalu apa jalan keluarnya untuk mengatasi hal itu? Papa kamu saat ini sedang sakit dan membutuhkan uang yang banyak. Kalau kita tidak punya uang itu, kita semua akan kehilangan Papa kamu sayang. Dan bagaimana dengan Hanny dan Fanny mereka berdua tidak akan bisa melanjutkan kuliahnya, padahal sebentar lagi kuliah mereka akan selesai." ucap Selena menyandarkan punggungnya di dinding kamar.
"Tidak ada jalan keluar yang baik saat ini Mama. Aku dan Sheren sudah mendapat jalan keluar, tapi jangan keluar itu sangatlah tidak adil buat Sheren." ucap Hayden dengan menundukkan wajahnya.
"Apa jalan keluar kalian berdua? kenapa harus tidak adil bagi Sheren?" tanya Selena dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Ada seseorang yang mau membantuku untuk menutup semua hutang-hutangku yaitu Tuan Abram. Tapi aku harus memenuhi persyaratannya yaitu untuk menikahi anak perempuannya yang bernama Viona." ucap Hayden dengan suara pelan.
"Apa Hayden? kamu harus menikahi wanita lain? ingat Hayden kamu sudah mempunyai istri? kamu tidak bisa melakukan hal ini pada istri kamu?" ucap Selena sambil memegang kedua bahu Hayden.
"Aku sudah menolaknya Mama, dan aku tidak tahu lagi harus mencari jalan keluar apalagi untuk mengembalikan perusahaanku. Dan aku menceritakan semua itu pada Sheren." ucap Hayden dengan mengusap wajahnya.
"Lalu apa pendapat Sheren setelah mendengar semua ceritamu itu?" tanya Selena dengan tatapan penuh.
"Sheren memberikan pendapatnya agar aku menerima bantuan dari Tuan Abram untuk menikahi Fiona." ucap Hayden dengan suara tercekat.
"Ya Tuhan!! apa yang dilakukan Sheren? kenapa Sheren sampai berpikir seperti itu? ini pasti akan menyakiti hati Sheren. Kamu jangan mau melakukannya Hayden. Aku yakin apa yang akan kamu lakukan ini, nantinya akan melukai hati Sheren." ucap Selena sambil menggelengkan kepalanya.
"Aku sudah mengatakan seperti apa yang Mama katakan pada Sheren. Tapi Sheren bersikeras memintaku untuk menerima bantuan Tuan Abram, demi Papa, Hanny dan Fanny." ucap Hayden meremas kedua tangannya.
"Mama tidak tahu harus bicara apa Hayden. yang Mama tahu semua apa yang kalian berdua sepakati, pasti Sheren yang akan merasakan rasa sakit yang begitu dalam. Karena dia adalah istri kamu dan tidak mungkin hidup kalian berdua akan bahagia kalau ada pihak ketiga." ucap Selena dengan kedua matanya berkaca-kaca.
"Iya Mama aku tahu akan hal itu, seandainya aku bisa menutup hutang-hutangku dengan pinjam pada Bank atau pada orang lain pasti aku tidak akan menerima bantuan Tuan Abram." ucap Hayden dengan perasaan bersalah.
"Lalu kenapa kamu tidak melakukan hal itu Hayden? kamu bisa meminjam pada Bank atau pada orang lain. Tanpa menerima bantuan Tuan Abram yang egois yang ingin menikahkan kamu dengan anaknya." ucap Selena dengan tatapan serius.
"Aku sudah melakukan hal itu Mama, semua cara sudah aku coba dan semua tidak ada yang berhasil karena hutangku sudah terlalu banyak." ucap Hayden menyandarkan kepalanya pada dinding kamar rumah sakit.
"Ya Tuhan, kenapa ini harus terjadi pada keluarga kita Hayden. Ujian apa ini? kenapa pernikahan dan kebahagiaan kalian yang harus di pertaruhkan?" tanya Selena dengan perasaan sedih.
"Menurut Mama aku harus bagaimana? apa aku harus memenuhi permintaan Sheren? Mama tahu kan kalau aku sangat mencintai Sheren? sejak pertama kali aku bertemu dengan Sheren, aku hanya ingin menikahi Sheren. Tidak ada lagi wanita lain dalam hidupku, dan sekarang Sheren menginginkan aku untuk menikahi Viona demi kalian semua." ucap Hayden seraya menghela nafas panjang.
"Mama tidak tahu apa yang harus Mama katakan tentang semua ini Hayden. di sisi lain Mama tidak menyetujui keputusan kamu dan Sheren untuk menikahi wanita lain, tapi di sisi lain... saat ini Papa kamu membutuhkan uang yang sangat banyak agar bisa sehat kembali dan kedua adik kamu juga harus menyelesaikan kuliahnya tahun ini. Apa yang bisa Mama jawab sekarang?" ucap Selena menangis lirih.
"Mama hanya bisa mengembalikan keputusan ini pada kamu dan Sheren, Mama tidak akan memaksakan apapun pada kalian berdua untuk membantu Papa kamu atau adik kamu. Mama pasrah sayang." ucap Selena di sela-sela isak tangisnya.
"Mama... sudah, jangan menangis. Aku akan melakukan hal ini demi kalian. Dan aku berjanji padamu untuk tetap mencintai dan menyayangi Sheren selama hidupku." ucap Hayden dengan perasaan sedih.
"Ya Hayden, kamu harus tetap mencintai dan membahagiakan Sheren. Karena Sheren wanita yang berhati mulia." ucap Selena dengan tatapan penuh air mata.
"Ya Mama, aku berjanji padamu. Aku akan selamanya bersama Sheren. Dan tidak akan pernah meninggalkannya." ucap Hayden dengan sungguh-sungguh.
"Ya sudah Hayden, kamu harus melakukannya dengan segera. Karena Papa kamu harus segera mendapatkan penanganan yang cepat." ucap Selena dengan perasaan berat harus menerima semua kenyataan yang ada.
"Ya Mama, doakan aku agar aku dan Sheren bisa menjalani ini semua. Dan kita berdua akan tetap bahagia walau apapun yang terjadi." ucap Hayden sambil menggenggam tangan Selena.
"Doa Mama selalu menyertaimu sayang. Pergilah dan selesaikan dengan baik masalah kamu. Semoga semua akan baik-baik saja." ucap Selena seraya mengusap wajah Hayden.
"Aku pergi dulu Mama." ucap Hayden mengecup kening Selena dengan perasaan sayang.
Dengan langkah gontai, Hayden berjalan keluar dari rumah sakit menuju ke mobilnya.
"Ya Tuhan, semoga apa yang aku lakukan ini nantinya tetap akan bisa membahagiakan keluargaku terutama Sheren istriku. Aku sangat mencintai Sheren, dan akan selamanya seperti itu." ucap Hayden dalam hati, kemudian menjalankan mobilnya menuju ke Perusahaannya.