Chereads / The Fighter . / Chapter 3 - Three

Chapter 3 - Three

Chap kali ini mungkin lumayan panjang tolong para readers memposisikan diri senyaman mungkin, arra?

Happy reading guys~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

The Fighter

.

.

.

.

.

.

.

#Di kelas 12-2

"Berhenti mondar-mandir Yiren. Gue pusing liat lu kayak setrikaan." Ujar seorang namja.

Yang di tegur tiba-tiba berhenti. Namun, setelah beberapa lama seperti menimang sesuatu yang ingin ia katakan. Tapi ia urung. Lalu berjalan seperti setrikaan lagi.

Jujur pria yang bernama Park Jimin ini sudah pusing dengan perilaku teman satu kelasnya ini karena terus-terusan berjalan mondar-mandir seperti sekarang.

Lagipula suasana di dalam kelasnya ini juga sudah sibuk akan diri masing-masing. Bukankah mereka disuruh tenang? Kenapa mereka-mereka ini malah seperti orang yang paling sibuk di dunia ini? Pikir Jimin.

Oh Jimin, heol!!

"gue aja masih bisa tenang, kenapa mereka tidak? Aissh.." gumam Jimin dengan menelungkup muka di antara lengannya.

Yiren berhenti lagi.

"Jim" panggil Yiren.

"Hmm" jengah jimin

"Ah, gak jadi"

"Oh ayolah Min Yiren, lu udah tanya gue kayak gitu berulang kali dan hasilnya ga ada. Mau lu tu paan si Ren?"

Ok. Sekarang Jimin kesal. Yiren bisa menebaknya. Apakah tidak apa jika bicara dengan Jimin? pikir Yiren.

"Oke, fine." Akhir Yiren.

Ia mengambil satu bangku kosong di belakang dan membawanya duduk di hadapan Jimin. Sekarang mereka duduk berhadapan.

"Gue sebenernya gak suka basa-basi Jim." ucap Yiren.

"Lu ngomong paan si Ren. To the point aja kali kayak gak biasanya aja" ucap Jimin malas.

"Jim, gue boleh pinjem ponsel lu?" Tanya Yiren.

Jimin menatap lawan bicaranya ini tidak percaya. What? Cuma mau pinjam ponsel? Dia mondar-mandir selama 1 jam cuma mau pinjam ponsel? Untung Jimin masih melihat orang di depannya ini seorang yeoja.

"Napa lu? Muka lu tambah jelek kalo gitu" ucap Yiren

"Ren... Oh, astaga. Lu mondar-mandir kayak orang nahan buang air selama 1 jam cuma mau minjam ponsel ke gua?? Heol Min Yerin!!" Seru Jimin

"Gue mo mikir dulu, bisa aja lu nya ga mau?" Tanya Yiren.

"Astaga.." kesal Jimin tuh. Mau banting timpuk orang tapi cewek. Untung Jimin udah sering berlatih sabar dari adiknya.

"Gue mau pinjem Jim, ponsel gue lowbat. Gue mau telpon Chaeyeon. Habis dia lama amat beli jajan." jelas Yiren.

"Ya, langsung bilang dari awal aja apa susahnya sih Yiren-a.. bisa aja dia lagi nongki di kelas 12-1. kenapa ga kesana?" geram juga lama-lama Jimin.

"Lu mau liat perang dunia ke-3, Jim?!" Garang Yiren.

"Haaah, heran gue tu. Masalah lu sama geng Irene tu apaan si? Ga selesai-selesai perasaan dari kelas 10.Jungkook juga. Masalah sama Suho paan si? Apa cuma gue yang ketinggalan berita?" Curhat Jimin

"Tau" Rajuk Yiren.

"Gue ngomong panjang x lebar loh Yiren yang terhormat" Ucap Jimin.

"Nanti ajalah Jim, gue mau ke sebelah aja. kali aja dia bener di sana" final Yiren

"Eoh-? Ja-jangan Ren. selain ada zombie di luar gue juga ga mau mati di perang dunia ke-3. pleasee" dramatis Jimin.

"lepas ga jim" kesal Yiren

glup

jika Yiren sudah begini. Jimin pun angkat tangan bisa-bisa dia mati terbunuh dari sang ahli menembak sekolahnya ini. ia akan memikirkan dua kali untuk mati di tangan gadis yang gelagatnya seperti sepupunya -Min Suga- ini.

"o-oke, terserah lu aja Ren. tapi biarin gue ikut." tawar Jimin

Yiren menaikkan satu alisnya.

"ketemu seseorang?" tanya Yiren.

"hehehe.."

"dasar, cepatlah"

Yiren yang memimpin jalan, sedang Jimin di belakangnya. hingga suara deheman dua orang pria membuat Jimin menengok kebelakang.

"EHEM/EHEM"

'mati gue'

Jimin langsung lari dari tatapan maut 2 orang yang memandangnya layaknya mangsa yang empuk.

"Jimin!" Panggil Yiren.

"tu-tunggu Ren" Jimin sabar ya Tuhan.

Setelah kepergian Jimin dan Yiren. Dua pasang mata itu tak lepas dari dua orang yang baru saja keluar. Hingga tak terlihat  lagi barulah mereka bersitatap.

'gue lebih baik dari lu, lebih kaya bahkan gue punya segalanya apalagi buat dapatin hati Yiren. Lu bakal kalah telak, jungkook. Gue bakal ngalahin elu'

'lu mungkin punya segalanya di dunia ini. tapi lu belum ketemu Jungkook yang sebenarnya, Suho. gue gak akan kalah, camkan.'

Beberapa orang melihat tatapan mereka begitu ngeri. Perang dingin seperti ini bukan sekalinya terjadi. Tapi tetap saja bisa membuat orang mati terbunuh dari melihat tatapan mereka saja.

Tak lama kemudian ketua kelas datang setelah rapat yang dilaksanakan mendadak tadi. Dari raut mukanya saja sudah terbaca bahwa ada berita buruk. Namun sesaat setelahnya ia balikkan ke wajah normalnya. Ia tak ingin orang-orangnya ikut khawatir.

"Daniel, jadi bagaimana hasil rapat tadi?"

"Apakah kita akan tetap disini?"

"Aku tak mau mati muda"

" Daniel, jangan katakan kita akan terkurung disini selamanya"

Ucapan terakhir dari salah satu temannya ini membuat yang lain khawatir bukan main. Bahkan ada yang menangis. Astaga.

"Tenang. Hey. Tolong tenang semuanya-

"YAK! TAK BISAKAH KALIAN DIAM. BAHKAN DIA BELUM SELESAI BICARA" Bentak Suho

"Setidaknya beri dia ruang untuk bernapas, duduklah." Sambung Jungkook.

"mereka benar, ayo duduk dulu semuanya"saut salah satu orang di kerumunan.

Daniel menatap bangga dengan rekan-rekannya itu. Walaupun mereka sering bertengkar dan saling pula merendahkan satu sama lain. Tapi mereka memiliki jiwa kepemimpinan yang bagus hingga bisa satu kepemikiran dalam mengatur sesuatu.

Setelah semuanya duduk dengan rapi dan tenang. tiba-tiba pintu terbuka.

"Mian Dan, biasa. Hehe" ucap Jimin.

Jimin menunjukkan senyum maklumnya. Tapi, berbeda dengan Yiren ia tampak tegang.

"Yiren, kau kenapa?" tanya Daniel.

"Eoh, kami dari kelas 12-1 untuk mencari Chaeyeon. tapi dia tidak disana. Dan anak ini tiba-tiba begini." jelas Jimin

"Yiren?" Tanya Daniel

"Chae- Chaeyeon..." ucap Yiren terbata.

"Chaeyeon kenapa Ren?" Tanya Daniel lagi.

semua atensi satu kelas menuju kepada Yiren yang masih mempertahankan wajah tegangnya.

"dia ti-tidak ijin kepadamu ta-tadi, Dan?..."

"Dia diluar.. dan di- diluar sana a-ada..-

DEG

Semuanya nampak diam untuk beberapa detik. Mencerna tiap kata yang keluar dari mulut Yiren.

Chaeyeon - DILUAR

- Hah! .. gak mungkin.. Jim, ponsel lu Jim

CEPET!!" teriak Yiren.

"Sialan, makhluk sialan!!" Raung Suho.

Jimin dengan cepat memberikan ponselnya pada Yiren. terlihat dengan Yiren dengan gusar mengutak-atik ponsel Jimin dan menempelkan ketelinganya.

Tut

Tut

Tut

tersambung?

"Gi-gimana Ren? Yiren.." tanya Jimin

Mata Yerin nampak membola, dengan tangan bergetar ia menekan tombol loudspeaker di touchscreen. Hinga terdengar suara.

"Raaaaaghhhh...arrrghhhhhhh"

"Raaaaaawwggghhhhhh"

"Arrrghhhhhhh to-TOLOOONG arrrghhhhhhh"

piip

telepon mati secara tiba-tiba. mungkin tak sengaja di hancurkan dari seberang sana. Membuat seisi kelas hening. Semuanya shock bukan main. Terlebih Yiren. Air matanya jatuh tanpa ijin.

"Chae- ... Chaeyeon... di- dia" Yiren duduk terjatuh di atas lantai yang dingin. air matanya jatuh tanpa ijin. pupil bergetar . air mukanya nampak gusar. ia menutup mulutnya dengan satu tangan dan tangan satu untuk menopang tubuhnya. ia menangis.

"Oh, astaga. Yiren!" Jimin langsung memeluk Yerin yang masih menangis, memberi usapan hangat di punggungnya. serta memberi kalimat penenang.

"Aiss, sialan" marah Suho

BRAK

pukul Suho di mejanya. Semuanya tampak khawatir dan berpikir tidak ingin keluar dari kelas ini. Tak hayal suara bising kembali terjadi.

Daniel shock juga. Ia juga merasa bersalah akan hal ini. Kenapa ia membiarkan Chaeyeon keluar? Kenapa ia mengizinkannya? Kenapa kenapa kenapa itu yang Daniel pikirkan saat ini.

Melihat ini, jungkook mau tak mau ikut campur tangan sekarang.

Jungkook maju ke depan, menepuk bahu Daniel. Dan berkata "ini bukan kesalahan lo, Dan. Jangan dipikirin, fokus dengan apa yang mau lu sampaiin. Kesampingkan urusan pribadi lu dulu. Ayo Dan lu bisa." Daniel yang merasa setuju mengangguk mantap. Dua kali tepukan ia layangkan kembali pada bahu Daniel.

"Perhatian semua.."

Suasana langsung diam. Memang aura seorang Jungkook begitu mendominasi.

"Gue tau kita udah kehilangan 1 orang teman kita. Maaf kalau gue agak kasar ngomongnya Yiren-

Tangis Yiren sudah bisa di kontrol. Sekarang ia lebih tenang. Walau ia masih sangat terpukul. Yerin mengangguk tanda  tak apa. Jungkook mengerti dan mulai melanjutkan.

-Sekarang bukan waktunya buat kita nyerah dengan keadaan. sekarang adalah waktu kita buat bangkit. Jangan biarin mereka (zombie) ngambil alih dunia kita. Rumah. Teman. Dan keluarga kita. kita masih punya kekuatan. Dan jangan jadiin ketakutan menguasai kita sendiri jadi orang yang lemah. kita bisa dan gue yakin pasti ada jalan keluar dari masalah ini. tolong semuanya jangan putus harapan" terang Jungkook

"Bener kata Jeon. Jangan buang-buang tenaga buat ngerasa takut sama teriak-teriak gaje. jaga satu sama lain gue rasa ga terlalu buruk" sambung Suho dengan gaya angkuhnya menatap Jungkook. yang di tatap memutar bola matanya malas.

"haaah, mereka bener. tolong semuanya tetap tenang dan selalu waspada. Buat kejadian ini Ren, gue pastiin gak bakal lakuin kesalahan yang sama lagi. maafin gue Ren-

Yiren hanya bisa menggeleng pada Daniel. memang ini bukan salah Daniel. ia juga teledor menjaga sahabatnya. ia kembali menyesal. Namun Jimin terus mengelus bahu Yiren sambil berucap tidak apa. dan itu sedikit mengembalikan kekuatan Yiren, untuk sekarang.

-jadi gue mau ngumumin hasil rapat tadi. ketika rapat pak Dongho kasih tahu kalau sebagian masyarakat yang belum terinfeksi udah di amanin ke distrik C. yang telah mempersiapkan perlindungan yang aman untuk distrik lain, termasuk distrik Y. jadi beliau mengusulkan kita untuk mempersiapkan diri menempuh perjalanan ke distrik C dengan Bus sekolah-

Daniel memberi jeda.

-dan disini beliau menyarankan untuk siswa-siswi yang memiliki kemampuan atau bakat khusus dalam ekstrakurikuler nya bisa berguna dalam operasi darurat ini. Tentunya akan ada bantuan keamanan yang akan datang membantu. selagi menunggu bantuan kita harus tetap tenang di kelas masing-masing" jelas Daniel.

"Jungkook..Suho-

panggil Daniel. Keduanya menengok ke arah Daniel.

-kita juga perlu bantuan kalian berdua."

.

.

.

.

.

.

#disisi lain

"A-APA?! ZO-ZOMBIE?! LO GILA? INI BUKAN LELUCON BODOH!!" teriak tak tanggung-tanggung dari Rose.

"gausah memperburuk suasana deh rose. Datang si tukang tikung tadi aja udah buat mood gue anjlok" kesal Irene.

"ya, seperti yang lu denger rose. bahkan pak Dongho yang ngumumin sendiri. tolong terima kenyataan rose" ucap ketua kelas 12-1.

"pak Yohan yang terhormat. kejadian kayak gini masalah cuma khayalan Lo tau?! Cuma ada di film-film dan itu gak nyata!" tak terima Rose.

sang ketua kelas memijit pangkal hidungnya. memang benar yang dikatakan Rose. tapi ini benar-benar terjadi. NYATA. dan sepertinya akan susah membuat rose percaya.

"jangan di pikirin kata-kata rose, Han. Sarap emang tu anak. jadi orang-orang gimana yang elu maksud tadi?" tanya seorang namja perawakan Tinggi.

"APA LU BILANG GUE SARAP. NGACA CHAN. NGACA!!" protes Rose

saat ini Jennie yang setengah mati menahan rose agar tak kelepasan. sungguh rose terlihat menyebalkan jika sudah kesal seperti ini.

"hmm.. kayak anak eskul panah, tembak, sama bela diri lain? katanya cukup. Jatah 1 jam buat ngumpulin anak-anak ini di Gedung Olahraga. tapi tentu geng legend kita pasti ikut andil dalam operasi kayak gini. ya gak Chan?" seringai Yohan

"huh, gue ragu kalo enggak. bro." balas Bang Chan dengan seringai kecil di akhir kalimat.

.

.

.

.

.

"hosh... hosh... hosh ka-kalian ga papa kan?" ucap seorang namja pada ketiga adik kelasnya.

"gak apa-apa bang Bobby...hosh hosh.. aman... hosh" ucap salah seorang namja.

"bagus" ucap Bobby

"tapi bang, kenapa Abang tiba-tiba ada disana? Wony gak nyangka" ucap Wony

"iya bang, hosh.. makasih sekali lagi bang udah nolongin gue. kalau gak ada Abang mungkin gue udah jadi kayak kak Chaeyeon" ucap Hayeon.

"gue sebenernya juga gak sengaja lewat. Jadi tadi tu-

*flashback on

Bobby keluar dari kelas setelah berhasil mengerjai teman sekelasnya -june-. senang dia tuh. dan lagi memang rencananya ia ingin pergi menemui Suho. karena ada berita penting yang ingin ia sampaikan.

namun, ia kira Suho lagi sibuk. karena sekarang Suho tengah berbicara dengan Hanbin. dan sepertinya penting. jadi ia urung untuk sesaat. mungkin mengisi perut dulu tak masalah pikir Bobby.

ketika ia sampai di kantin terdengar suara speaker sekolah. tapi Bobby tak menanggapi begitu serius. karena memang ia sudah tau beberapa hari yang lalu setelah di beri kabar keluarganya di distrik C yang merupakan benteng tebaik untuk saat ini. Entah kenapa ketika Bobby di ajak keluarga untuk ke distrik C ia menolak. katanya 'gimana kalo tiba-tiba diserang pas di jalan? mending tunggu bantuan aja' dan tidak ada yang bisa membujuk lagi si kepala batunya Bobby jika kambuh.

Terlihat orang-orang nampak sepi. tak seperti biasa. cuma ada beberapa yang mengantri dan setelah pergi. mungkin ke kelas. ketika gilirannya antri. bukannya langsung memesan ia malah bertanya pada ibu kantin.

"eh! kak Jihyo? Bu Boa kemana?" tanya Bobby

"oh, kamu Bobb. katanya sih gak enak badan, jadi kakak yang sementara gantiin. emang kenapa Bobb?" jawab Jihyo.

"Yah, padahal gue kangen masakan nasi goreng Bu Boa. pantes aja kantin sepi, malah banyak yang jajan keluar lagi tuh" ucap Bobby

"oh, jadi kalau kakak yang jaga kantin. masakannya gak enak gitu? jadi orangnya dikit yg datang." tanya Jihyo.

"Eoh?! ya maksudnya gak gitu juga kali kak..

tapi iya juga sih" ucap Bobby

puk

satu sendok melayang mengenai kepala Bobby.

"A-daw!"

"kamu ngomong lagi kakak lempar panci gosong ini ya!" ancam Jihyo

"canda kak. dih, gak gue kasih nomernya Daniel loh ye" ancam Bobby

"oh, sekarang ngancam kamu. ha?"

"gak kak enggak. aduh salah ngomong kan" ucapnya sambil menampar pelan mulutnya.

"udahlah Bobb, balik sana. bikin rusak mood kakak aja"

"a elah kak, badmood-an emang. langsung gue kirim dah nomornya ke kakak nih"

"boleh juga tuh Bobb"

"tapi ada syaratnya kak, enak aja gratisan"

"kakak udah duga. apaan emang?"

"makanan kasih free dong, hehe"

"yeu~ dasar. iya deh"

"eoh, beneran? padahal cuma becanda loh kak"

"kamu tuh bilang becanda Mulu, kapan dapat pacar kalau gaya becandaan Mulu?"

"jangan gitu dong kak, sakit nih :( "

"jijik Bobb, ya udah..nih makanan kamu"

"hehe, tau aja kakak makanan favorit gue"

"kamu mesennya nasgor Mulu. gimana gak."

"oke kakak cantik nanti langsung gue kirim Yo"

"iyain Bobb"

akhirnya Bobby balik ke kelas dengan makanan di tangannya. males dia kalau makan sendirian. udah jomblo lagi. aduh.

namun, saat akan memasuki lorong toilet terdengar suara aneh dan ada beberapa berteriak.

"HAYEON!! SETIDAKNYA JAWAB AK-"

BRUK

BRUK

"ARRGHHHH..... RAAAAAAAAGGHHHH"

"Wony lari!!"

"HAYEON/HAYEON"

'Gawat'

Bobby berlari menuju ke sumber suara. dan tidak sengaja kantong nasgornya jatuh kebelakang saat berlari. tapi sekarang itu bukan prioritasnya sekarang. terlihat ada zombie yang memakai pakaian sekolah mereka yang keluar dari pintu toilet wanita yang menatap tajam wanita di depannya.

"raaaaaaghhhhh..."

"to-toloooong" suaranya mengecil.

zombie itu terus berjalan maju dengan kepalanya bergerak tak tentu arah serta rambut panjangnya acakan. sedangkan Hayeon yang sudah terduduk karena kaget ia pun berjalan mundur dengan posisinya.

"raaaawwwwhhh... AAAAARRRRRHHH-"

"AAA!!"

zombie itu terlihat ingin menerkam Hayeon. namun ada tendangan dari arah lain yang mengenai kepala zombie tersebut. hingga ia jatuh terlempar.

"lo gak apa apa?" ucap Bobby

"e-eoh? bang Bobby!" hayeon saking leganya hingga memeluk orang di depannya.

DEG

"makasih bang, makasih"

"iya yang penting lu gak kenap-"

"YEONJUN DIA KESINI!!!"

"ke belakang gue wony"

BUGH

BUGH

"RAAAAAAAAAGHHHH!!!!"

Bobby kembali berdiri dan memukul kepala zombie tersebut dengan balok kayu yang ada di bawah pot tanaman.

terlihat zombie itu tak bergerak.

"di-dia mati?" tanya wonyoung

JRENG

mata zombie itu terbuka. ia berdiri dengan tertatih. kepalanya berdarah. mata berwarna putih terbuka lebar. melirik empat orang di depannya. dan meraung keras.

"LARIII !!!!" seru Bobby

mereka berlari sekuat tenaga. sesekali melihat kebelakang ternyata zombie tersebut masih mengejar. hingga di perempatan lorong mereka berbelok dan bersembunyi di gudang penyimpanan alat kebersihan.

#flashback end

"nasgor gue" :(

"a elah bang. masih ingat begituan gak sadar udah mau mati apa?"

"lu ye bocil. gue belum makan tau gak? malah di kejar makhluk kek gitu lagi" keluh Bobby

"hahaha.. sabar ya bang Bobb" tawa wonyoung

"serah"

"hehehe...oh iya bang. gue masih punya roti nih mau kagak? seenggaknya Abang ada sarapan" tawar Hayeon.

"bener nih? thanks ya"

"itung-itung udah nolongin gue tadi bang"

"ah elu mah, biasa aja kali. btw, lu adiknya si bantet kan?"

"eh? bantet?" tanya Yeonjun.

"haha, iya bang. gue adiknya park bantet jimin"

"adik idaman sekali elu Hayeon" ucap wonyoung

Mereka semua tertawa. tanpa sadar mengundang dua makhluk lain ke arah mereka.

"hahaha- eh, sssttt.. kayak ada yang datang. diem-diem" ucap Wonyoung

mereka semua diam dan kembali tegang. benar ada yang datang. terdengar dari suara langkah kaki yang semula samar perlahan mendekat dan semakin dekat.

BRAK

BRAK

Semuanya terkejut dengan menutup mulut. takut suara mereka terdengar.

BRAK

BRAK

"eoh? perasaan gue tadi dengar suara ketawa dari arah sini deh, kas. kok gak ada kedengaran lagi ya?" ucap seseorang.

"udah gue bilang telinga tu sering di bersihin. kan salah denger." jawab temannya.

"sialan lu"

terdengar suara samar-samar dari luar.

"eoh, itu Lucas sama Lia!"

"lu yakin?"

"ya kali, bang. zombie bisa bikin humor receh"

"hahaha lucu lu Jun"

Yeonjun memutar bola matanya malas.

ceklek

"Lucas .. Lia.." bisik wonyoung ketika membuka pintu gudang

"eoh! WON-"

"diem Bambang, lu mau mancing ntu makhluk kesini apa?"

"ish.. udahlah masuk-masuk"

"Yo, bang Bobb what's up bro" panggil Lucas ketika masuk

"Baek kalo itu 3 jam yang lalu"

"heh! orang lagi tegang juga malah di bencandain."

"ya maap neng Lia, ih lucu deh"

"jijik kulkas jelek, sumpah"

"hadeuh, tolong kerjasamanya guys. kalau kita gini terus zombie bakal datang kesini" ucap Hayeon

"bener juga" titah Bobby

"jadi apa rencananya?"

"kita ke gudang olahraga" tuntas Hayeon.

.

.

.

.

.

.

.

#di gedung olahraga

"WHAT?!! CHAEYEON UDAH JADI ZOMBIE!!! CHAEYEON YANG KELAS 12-2 KAN?!" ucap salah seorang namja.

"duh gue takut sumpah, gimana kalau selanjutnya tuh elu June. huhuhu~"

"elah tukang palak. kenapa jadi gue" ucap june sambil menoyor kepala seorang yeoja

"nanti elu malah balik ngejar gue gegara sering nagih duit kas" jawab yeoja tersebut.

"jadi kita disini cuma mau bahas utang june nih? Hayyi .. June?" ucap seseorang.

"sorry Sug/ maap Yoong"

"perhatian..-

semua atensi seluruh siswa si gedung olahraga teralihkan ke sumber suara.

- terimakasih atas kedatangannya. saya Kim Namjoon selaku ketua operasi darurat ini ingin menyampaikan beribu ucapan terimakasih kembali atas partisipasi semuanya.

seperti yang telah kalian dengar dengan situasi sekarang yang mengharuskan kita untuk bertindak sebagai perlawanan. saya sendiri sebagai ketua yang telah di tunjuk sendiri oleh kepala sekolah yang terhormat dan di setujui pula oleh para dewan guru.

Disini kami menekankan kepada kalian siswa-siswi yang bisa di andalkan dalam situasi ini darurat ini untuk menjadi garda terdepan untuk teman-teman kalian. karena kami sebagai guru kalian tidak memiliki kekuatan cukup untuk menjaga kalian. saling melindungi ialah suatu hal yang kami harapkan disini.

kami harapkan partisipasi kalian semuanya disini,

apakah kalian bersedia?" tanya Namjoon

"YA PAK!!" jawab siswa serentak.

"baiklah, dengan begitu Z Operation kita mulai"

TBC

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖