Chereads / The Fighter . / Chapter 5 - five

Chapter 5 - five

happy reading~

..

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

the fighter

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"...."

"siap ya, disini komandan distrik P"

"...."

"kondisi disini tetap sama seperti sebelumnya pak, entah kenapa jumlah mereka jadi bertambah. ini cukup memprihatinkan pak"

"...."

"baik pak, akan saya diskusikan dalam rapat dengan yang lain"

"...."

piip

"kenapa situasi mendadak serunyam ini" ucap komandan sambil memijit pangkal hidungnya.

BRAKK

"KOMANDAN KIM !! GAWAT! GERBANG DISTRIK P TELAH DI HANCURKAN OLEH ZOMBIE DAN SEKARANG MASUK KE DAERAH PEMUKIMAN!! "

"SIAL!!"

BUGH

"ko-komandan.."

"apa ada kabar dari kondisi masyarakat yang ingin berangkat ke distrik C?" tanya sang komandan dengan kepala menghadap kebawah sambil mengepalkan tangannya di meja.

"me-mereka.."

"JAWAB DENGAN BENAR KIM JINHWAN!!" jeongin

"ma-maaf komandan. mereka telah di serang oleh segerombolan zombie yang masuk tadi" jinhwan

"haaaaaah... sudah tak tersisa ya?" jeongin

"ya komandan?"

Jeongin berjalan kebelakang menghadap jendela besar di ruangannya.

"ini kah akhirnya?" gumam jeongin

"jaga bicaramu komandan, sialan"

"eoh? komandan Taehyung? sejak kapan kau disini?" jeongin

"baru saja, shotgun yang aku dapatkan dari kakek-kakek yang kau bicarakan kemarin memang berguna" ucap Taehyung berjalan ke arah jeongin.

puk

"dengar, ini bukan waktunya untuk mengalah kau tahu? berhenti menjadi lemah kai itu tak cocok untukmu" Taehyung

"bahkan kau tidak memanggilku komandan lagi, V." Kai

"Hei, berhenti memanggilku dengan huruf bodoh itu, sialan. !" V

"hahaha.. huh, setidaknya kedatangan kau kesini sedikit banyak bisa aku manfaatkan, benar?" kai

"sialan kau!! karena aku sedang berbaik hati aku akan menolongmu dalam misi ini, dan jangan lupa imbalannya tuan Kim Sialan Jeongin" V

setelah mengucapkan itu Taehyung keluar dari ruangan dan berpapasan dengan Jinhwan dan berkata "Nani-ah, jaga dia agar tidak gila, arraso?" jinhwan a.k.a Nani terkekeh kecil mendengar ucapan sahabat atasannya ini dan menggangguk setuju.

"YAK! AKU MENDENGAR TAEHYUNG!!" kai

segera Taehyung bergegas lari dari ruangan tersebut.

"dasar anak itu, dan kau!" kai

"y-ya?!" Jinan

"berhenti tertawa, sekarang pergilah mengecek kondisi di luar dan beritahu aku segera apa yang terjadi" kai

"maaf komandan, saya permisi" Jinan

setelah kepergian Jinan, Kai kembali merenung menatap lurus kearah jendela. Cara lain seperti apa yang menyelamatkan distriknya. bagaimanapun kepercayaan yang ia tanggung adalah kewajibannya dan ia wajib berperilaku adil. tapi apa yang harus ia lakukan? Sesuatu yang bisa menyelamatkan mereka semua namun bisa membunuh zombie-zombie itu dengan cepat, sesuatu-

"terbang.."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

#disekolah

"semuanya... tetap bersama oke?" ucap Namjoon

saat ini mereka mulai menjalankan misi untuk keluar dari sekolah menuju distrik C. Operasi ini melibatkan semua pihak karena semua ikut andil dalam operasi ini.

murid-murid yang telah di tugaskan dalan operasi ini berpencar menjalankan tugas yang di suruh.

Grup 1, Nancy. bertugas membawa anak kelas 10-1 dan 10-2 ke bus 3.

Grup 2, Daniel. bertugas menjaga Grup 1 atau menjadi bantuan tambahan dari para zombie.

"oke. Grup 1 grup 2, sudah lengkapkah anggota kalian?"

"sudah pak/sudah pak"

"baik, bawa walkie talkie ini. dan berhati-hatilah"

"terimakasih pak" nancy

"kami akan berhati-hati. baik semuanya, ayo jalan" Daniel

Grup 1 dan 2 telah pergi menjalankan misi. selanjutnya grup lain yang akan berangkat. namun sebelum itu demi keamanan mereka harus mendengar langsung kabar dari grup sebelumnya yang telah berjalan.

setelah 1 jam berlalu belum ada tanda dari Daniel maupun Nancy.

"pak, bukannya ini sudah terlalu lama? mereka tidak mati kan?" rose

"Rose, jaga ucapanmu" Wendy

"maaf Bu, tapi mere-" rose

"... Pos utama, masuk..." bunyi walkie Namjoon berbunyi.

"Pos utama disini, bagaimana keadaannya? ganti.." Namjoon

"..."

semuanya menunggu dengan tegang.

"...Daniel, ganti.."

"...Pak Namjoon, kami telah membawa seluruh murid kelas 10, ganti..."

"lalu? apa ada masalah?..."

"ada zombie aneh di lorong UKS, ganti.."

glup

"a-apa katanya? zombie lain lagi?" Rose

"diamlah rose" Jennie

"zombie seperti apa itu, ganti.."

"...zombie yang berukuran besar, mungkin tak bisa aku sebut dengan zombie karena tak mirip dengan manusia..."

"apa ada makhluk lain seperti itu?" Jimin

"...apa kau menghindarinya Daniel?"

"...Ya, kami menghindarinya. tapi beberapa orang terkena serangan dan menjadi zombie pak.."

"... Berhati-hatilah Dan, jaga yang tersisa. ganti.."

"... dimengerti, aku akan laporkan setelah kami sampai..."

"sekarang bagaimana pak?" June

"bukankah kita tunggu kabar dari Daniel dulu?"Irene

"kita harus cepat keluar dari sini, pak" Jungkook

"heh, lu apa-apaan sih Jungkook. lu gak tau di luar sana bahaya?!" irene

"malah kita lama-lama disini yang bahaya. kita gak bakal tahu kapan para zombie lain atau monster itu nemuin kita." Bobby

"sudah anak-anak. kita harus fokus sekarang. jangan berdebat." Wendy

suasana makin runyam. semua berpikir keras untuk memecahkan masalah ini. bagaimanapun juga mereka harus memikirkan sebaik-baiknya jalan keluar dari masalah ini.

"...pos utama, ganti..."

semua kaget. suara panggilan walkie talkie dari Daniel kembali berbunyi.

"ini pos utama, ada apa Daniel.." Namjoon

"...saya ada kabar baik dan buruk pak..."

"apa-apaan tuh, dia mau becanda hah?! di situasi kayak gini? hell !!" Rose

"... katakan lebih dulu kabar buruknya, ganti"

"... kabar buruknya, grup 1 menghilang beserta anak kelas 10-2, kami membuat rencana untuk berpencar tapi malah tidak bertemu sampai sekarang. ganti..."

"seharusnya kalian tetap bersama, Dan!!"

"... maaf pak, karena jumlah kami yang terlampau banyak kami memutuskan untuk berpencar dan bertemu di parkiran..." Daniel

"huh.. akan ku coba hubungi Grup 1. Dan katakan kabar baiknya"

"... ka....baik..nya.... bantuan..... data-.." terjadi gangguan dari suara walkie talkie.

"Daniel, Daniel? suaramu tak terdengar jelas, ganti.."

"....

....

...

.

pos utama, ganti..."

't-tunggu, suara ini?!'

senang bertemu kembali Namjoonie"

.

.

.

.

.

.

.

.

"udah gue bilang gak usah berpencar segala, kan kita jadi misah gini"

"udahlah, kan udah di kasih tau tujuannya apa. terima aja kali"

"gue takut dong"

"tenang ada gue"

"bucin kuadrat emang"

"udah nih ngomongnya? bisa fokus gak sih?!"

"eh, kok ribut. diem woy"

tiba-tiba orang terdepan dalam barisan tersebut berhenti yang membuat di belakangnya ikut berhenti.

"ke-kenapa kak nancy?"

"akh-"

nancy jatuh terduduk dengan memegang bahu kirinya.

"kak.. kak.. kakak gak apa-apa?!"

"shhhh... akh-"

"kak, kakak kenap-"

ucapan salah satu orang terputus melihat darah yang keluar dari bahu kiri nancy, dengan berani ia mendekat dan menggulung lengan baju nancy.

Dengan tangan bergetar ia menutup kembali lengan baju nancy. Nancy yang terus menerus menahan teriakan lama kelamaan meringis kesakitan yang sangat.

namja yang menggulung lengan nancy pun menyuruh teman-temannya untuk menjauhi nancy.

"hyunjun, kak nancy kenapa?! kok kamu ketakutan gitu?" yena

"Jun! Hyunjun!" Dongpyo

"ka-kak nancy... lengannya..." hyunjun

"lengan kak nancy kenapa Jun, ngomong yang jelas" geram jungmoo

"a-ada bekas gi-gitan di lengan kak nancy" hyunjun

"gigitan? nyamuk? jangan bercanda, Jun" Dohyun

hyunjun menggelengkan kepalanya. merasa jengah dengan tingkah laku hyunjun. Dongpyo kembali menggoyangkan bahu Hyunjun agar ia fokus dengan apa yang ingin ia katakan.

"Hyunjun! please, fokus. bicara yang bener biar kami tahu" dongpyo

Hyunjun menatap dongpyo dengan pupil bergetar. dan kembali melihat Nancy yang merintih kesakitan.

"mo- monster Pyo... ka-kak nancy kena gigitan monster tadi"

"APA?!!" seru mereka

setelah hyunjun memberitahu mereka, semuanya paham kenapa hyunjun begitu takut. mereka sekarang merasa kalut. suasana mencekam tiba-tiba menderu. tidak ada yang berani bergerak karena saking ketakutannya.

"akhhh... mmm Hyun- Hyunjun-ah....shhh" Nancy

deg

tak ada yang berani mendekat Nancy, begitupula yang di panggil.

"A-AAKKHHH... Hyun-jun a, cepat kem- mari shhhhh " Nancy

"a-aku.." hyunjun

puk

"Jun, Lo pasti bisa. gue yakin sama Lo gak usah takut, gue bakal temanin elu kok" Dongpyo

"dongpyo..." hyunjun

"yuk.." Dongpyo

dengan sisa keberanian mereka mendekat dengan posisi hyunjun di depan dongpyo. dengan perlahan mereka mendekat. sampai di depan mereka berlutut dengan kaki yang gemetaran.

"i-iya kak" Hyunjun

dongpyo terkejut bukan main, wajah dan tubuh nancy sudah berubah. darah yang keluar dari beberapa bagian kulitnya mengalir. tubuhnya pun terlihat sedikit membiru. dan mata sebelah kirinya mulai memutih. tercium bau busuk. Dan, ia masih memegang bahu kirinya sambil menahan sakit.

setelah datang Hyunjun, nancy dengan segala kekuatannya merogoh sesuatu dalam pouchnya. Dan keluar lah walkie talkie yang ia serahkan pada Hyunjun.

"a-ambil..." nancy

ucap nancy dengan memberikan senyum pada adik kelasnya itu, berharap di sisa-sisa terakhir hidupnya ia tidak mengecewaka siapa pun.

dengan tangan bergetar hyunjun menerima walkie talkie itu. sebenarnya Hyunjun sudah ingin berdiri dan berlari sekencang mungkin. namun, senyuman Nancy membuat ia sadar bahwa wanita ini sudah sangat berjuang untuk timnya. Dan ia merasa sedikit emosional sekarang.

"Bo- boleh aku a-aakhhh... minta sa- satu hal la-lagi Jun- ah shhhhhh" nancy

"hiks... tentu kak" hyunjun

Dongpyo yang mendengar hyunjun menangis terlihat heran. Dan apa ini Hyunjun menerima permintaan Nancy? yang sebentar lgi akan jadi zombie?!!

"jangan Jun, apa-apaan lu. entar elu yang kena"bisik dongpyo

"to- aakhhhh.. tolong bukain shhhh... pintu gu-gudang i-tu.. cepet A-AAAKHHHHH" nancy

Tanpa pikir panjang dengan cepat hyunjun membuka pintu itu. Dan dengan perlahan Nancy menggeser tubuhnya ke arah pintu. Dan setelah masuk sepenuhnya ia menyuruh Hyunjun mengunci dari luar pintu tersebut.

"kunci jun-ah" nancy

"kak...." Hyunjun

"CEPAAT AAKKKHHHH!!!"

"JUN!!.. Aishhh" Dongpyo

Dengan cepat dongpyo menutup dan mengunci pintu tersebut dan menjauh dari pintu. namun langkahnya terhenti melihat Hyunjun yang masih berdiri di depan pintu gudang itu.

"PYO, JUN.. LARI BURUAN!!" dohyun

"Hyunjun, kenapa elu bengong disana. ayok!" teriak dongpyo

"RAAAWWWWHHHHHH.... AAARGGHHHHHH"

Hyunjun yang ketakutan berjalan mundur setelah mendengar teriakan dari arah gudang. Dengan cepat dongpyo menarik tangan Hyunjun dan berlari bersamaan dengan teman-temannya yang sudah di depan.

dengan erat Hyunjun menggenggam walkie talkie yang di berikan nancy. sungguh ia takkan melupakan jasa kakak kelasnya itu. mungkin teman-teman sekelasnya hanya mengganggap remeh hal ini, tapi berbeda dengan Hyunjun yang begitu menghargai kakak kelasnya. mungkin lebih kearah mengagumi? ya hanya mengagumi. Dan ia takkan pernah melupakannya.

.

.

.

.

.

.

.

"kita harus bergerak cepat, sebelum para zombie ini semakin banyak"

"baik/baik"

"hey, kau anak baru!"

"e-eh? ya?"

Pemuda yang lebih tua berjalan mendekati pemuda yang lebih muda.

"kau kenapa? takut?" seringai yang lebih tua.

"aku... tidak!"

"kau iya. Hey, dengar seorang bocah brengsek pernah bilang kepada ku-

jeda pria lebih tua tersebut mensejajarkan tubuhnya dengan pria muda.

-sesuatu yang terjadi bukan kehendak kita, kau tidak perlu menyesalinya yang perlu kau ubah bukan keadaan tapi dirimu, arra?"

pria muda tersebut menatap lama pria di depannya ini. entah kenapa kata-kata itu tidak asing baginya. tapi, dimana ia pernah dengar?

"hei, kau melamun lagi" ucap pria tua

pria itu bangun dan mengusap kasar kepala yang lebih muda.

"aiisssh, kurasa otakmu perlu cukup lama mengartikan kata-kata tadi rupanya. tak apa, aku juga. Kenapa aku jadi merindukan bocah brengsek itu, hahaha"

"kau salah tuan-"

pria lebih tua itu seketika menghentikan tawanya, dan melihat bocah di depannya sekarang. ia merasakan aura yang berbeda dari sebelumnya. sorot mata tajam, tangan mengepal, dan terlihat menggertak giginya (?) ada apa dengan perubahan mendadak anak ini?

"-aku memahaminya, sangat." dengan seringaian di akhir kalimat

"oh, kau cukup cepat dalam memahami sesuatu ternyata. hmmm...menarik

kalau begitu, siap untuk bertarung eoh?"

"..."

pria yang lebih tua tersebut mengambil salah satu Shotgun miliknya dan memberi pada bocah itu.

"ambillah, ini pasti berguna"

Ucap pria tua tersebut dengan senyum terukir di wajahnya dan berbalik meninggalkan bocah tersebut dengan banyak pikiran yang berkecamuk di kepalanya tentang pria tua yang tengah berbicara dengan temannya itu.

kemudian ia kembali menatap benda yang di pegang nya ini lamat. jujur. ia tak suka benda ini. benda yang membunuh kedua orangtuanya tepat di depan matanya. benci.

ia kemudian mengangkat benda itu memposisikan menembak. di depan. tepat di salah satu orang yang berbicara di depannya. matanya tertutup satu guna memfokuskan bidikannya. tepat. sudah tepat posisi. kepala.

ia kemudian menarik pelatuk. Dan.

DOR

"ARRRGHHHH"

"YAK! JINWOO APA YANG KAU LAKUKAN!!"

"BOS!! BOS SIWON"

TBC

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Note :

mau ucapin makasih untuk para readers yang masih baca ff ku T^T

SARANGEEE 🤧💜💜

see u next chap guys~

annyeong 💕