Azmya masuk ke dalam satu ruangan ICU, di mana Jun dirawat. Hatinya sangat terpukul begitu melihat kondisi Jun. Banyak alat medis yang menempel di seluruh tubuhnya. Azmya bisa melihat kalau tubuh Jun juga dipasang alat bantu pernapasan.
"Jun, aku datang!" lirih Amya sambil terisak. Dia mendekati tubuh Jun. Azmya harus memakai baju khusus dan sarung tangan untuk menyentuh Jun.
Jun tidak bergerak. Kedua matanya terpejam. Hanya terdengar suara napas Jun dan suara alat oksigen.
"Sayang, cepat bangun! Apa kau tidak ingin melihat putri kita!" tangis Azmya memeluk lengan Jun.
"Kenapa kamu harus berulang kali mengalami seperti ini. Sayang, cepat sadarlah!"
Azmya kemudian mengusap wajah Jun dengan kedua tangannya. Mengecup kening Jun sambil menangis.
"Kalau kamu sadar, kita harus hidup bahagia dan damai Jun. Bagaimana kalau kita tinggal di Bandung saja! Kita mulai dari awal lagi hidup kita di sana! Aku sudah lelah dengan kehidupan mu yang sering dipenuhi dengan marabahaya!"