Chereads / Love Me or Leave Me (Indonesia) / Chapter 4 - Your Beautiful Dimple

Chapter 4 - Your Beautiful Dimple

Braaaaak.

Tiba-tiba ada suara meja digebrak oleh seseorang membuat Azmya terperanjat dan langsung bangun, dan tambah kaget saat dia terbangun kepalanya menyentuh tangan Jun yang kala itu memang sedang menghalangi sinar matahari yang masuk ke jendela dekatnya supaya tidak membuat Azmya kepanasan. Rasa terkejut Azmya pun bertambah saat tahu siapa yang menggebrak meja adalah Yan cs yang kini sudah berdiri melipat kedua tangannya di hadapannya.

"Ternyata kalian ada disini rupanya, pantes saja di cari sampai ke pojok belakang sekolah pun nggak ketemu!" labrak Yan kesal.

"Hehehe, ada apa sih, ko kalian repot-repot nyari gue, emang ada perlu apa kalian?"tanya Azmya pura-pura bego.

"Loe lupa atau sengaja ngehindar dari gue?" tanya Yan kembali.

"Ngehindar apa maksudnya, emangnya loe rentenir atau abang abang bank keliling pake gue takut segala karena nggak bayar hutang!" jawab Azmya pelan.

"Loe kan punya janji khusus ke gue.,"sambung Yan.

"Ohh, yang itu, gue nggak lupa kok, ayoo kita ngobrolnya di luar aja, ini kan perpustakaan ga boleh berisik!"ajak Azmya mengajak mereka dengan merangkulnya bersamaan untuk berjalan meninggalkan perpustakaan. Azmya pun mengajak Yan cs keluar perpustakaan dan meminta Jun untuk tetap di sana.

Azmya mengajak ketiganya ke belakang sekolah. Di sana dia kemudian mencoba memegang kendali Yan cs.

"Gue kasih tau kalian ya,gue bukan tipe orang yang suka ngabisin waktu sama orang-orang yang nggak penting. Jadi anggap aja gue udah barter sama kalian. Sebagai balasan supaya kalian nggak ganggu kehidupan sekolah gue disini gue kasih ini"kata Azmya sambil melemparkan sebuah kartu ATM.

"Isinya cukup beli HP baru buat kalian bertiga!" sambung Azmya. Yan cs pun melongo tidak percaya. Mereka yakin kalo Azmya cuma tukang tipu.

"Pinnya adalah tanggal HUT RI,"sambung Azmya lagi.

"Gimana ?" Apakah harga segitu sudah cukup biar gue nggak punya urusan lagi sama kalian?"tanya Azmya.

"Gue nggak habis pikir. Kenapa loe mau bayar mahal buat jadiin seorang Jun jadi pesuruh loe?"tanya Fadil.

"Gue ngasih ATM itu bukan buat Jun,"jawab Azmya.

"Terus. Maksud loe apa, ngasih kita ATM kalo bukan itu?"tanya Yan.

"Itu supaya loe bisa tutup mulut, dan berhenti cari-cari gue,"jawab Azmya.

"Terus, Jun gimana?tanya Opick.

"Jangan ganggu dia lagi, karena dia udah jadi temen gue, dan kalo kalian berani macam-macam lagi sama Jun, loe akan berhadapan sama gue"kata Azmya sambil menepuk bahu Yan dengan kedua tangannya.

"Apa loe masih inget kata kata yang dulu pernah gue bisikin ke loe, Yan?"tanya Azmya.

"Jangan konyol dan jangan bikin gue ketawa kalau gue ingat itu"ucap Yan.

"Apa-apa, hhahaha jangan-jangan loe nggak pernah nanya siapa gue ke bokap loe?"tanya Azmya menepuk dada Yan dengan santai.

Tapi reflek Yan menepisnya dan mendorong Azmya ke tembok dan menahan pundak Azmya dan memojokkannya ke tembok. Sekejap Azmya sedikit takut karena Yan keterlaluan membuatnya terpojok seperti ini.

Walau bagaimanapun dia seorang anak perempuan kalau dalam posisi seperti ini sama saja Yan mau melecehkannya. Baru saja Azmya hendak memelintir tangan Yan dengan jurus karatenya. Tiba-tiba ada suara.

"Hentikan Yan!" suara Jun tiba-tiba mengagetkan. Ternyata Jun sudah ada di belakang mereka. Entah sudah berapa lama Jun di situ memperhatikan mereka.

"Apa loe, loe berani ikut campur?"tanya Fadil.

"Harusnya kalian malu, kenapa sampe berani melawan seorang cewek!"lawan Jun dengan lantang. Baru kali ini Azmya mendengar suara Jun selantang ini di depan Yan cs.

"Hahahahahhaaaha," Yan melepaskan cengkramannya dari Azmya sambil tertawa terbahak-bahak.

"Terus loe berani sama kita?"tanya Yan lagi. Kali ini dia menghampiri Jun dan mendorong dada Jun dengan telunjuknya.

"Habisin aja Yan!"umpat Opick.

"Gue rasa cunguk ini mulai berani, karena merasa ada cewek yang melindunginya!"ejek Fadil.

Yan yang merasa tersulut. Akhirnya meninju wajah Jun dengan keras. Azmya pun berteriak mencoba menghentikan Yan yang membabi buta memukul Jun. Sementara Fadil dan Opick hanya tertawa menontonnya.

Karena sudah tidak tahan lagi dengan keadaan itu, Azmya menarik kerah baju Yan dari belakang yang sedang terus memukul Jun. Kemudian dia memilintir tangan kanan Yan sehingga Yan merasa kesakitan, lantas dia mencoba menampar Azmya dengan tangan kirinya, tapi Azmya dengan cekatan menahan tangan kiri Yan dengan sekuat tenaga kemudian membalikkan badan Yan sambil memelintir kedua tangan Yan ke belakang.

Tak tinggal diam Opick dan Fadil hendak membantu. Opick menarik tangan Azmya dan menjambak rambut Azmya dengan kasar. Tapi Azmya kemudian menyikut dada Opcik sekeras mungkin dan kemudian dia membenturkan kepalanya ke arah hidung Opick dengan keras. Alhasil hidung Opick pun berdarah. Sementara Fadil mencoba mendorong Azmya ke tanah dan berhasil membuat Azmya terjatuh ke tanah dan lututnya membentur batu. Setelah itu dia mencoba membantu Yan yang kesakitan kedua tangannya. Tapi kemudian Azmya bangkit dengan penuh kekuatan dari menonjok wajah Fadil sebelah kanan. Kemudian dia melihat Opick hendak mendorong badannya. Tapi…

"Stop!" bentak Azmya.

"Kalau kalian nggak mau terluka parah, lebih baik sudah hentikan ini, gue bisa aja kirim kalian langsung ke rumah sakit!"ungkap Azmya menunjukkan sisi heroiknya.

Mendengar itu ketiganya hanya terdiam. Mereka sadar kalau Azmya jago bela diri. Terutama Yan yang memang sempat dibisiki saat itu. Waktu pertama kali mereka bertemu.

"Gue karateka bersabuk hitam, macam macam sama gue, gue bisa bikin copot gigi loe!" kurang lebih seperti itulah kata kata yang Azmya bisikkan ke telinga Yan waktu mereka pertama kali bertemu itu. Kalau mereka nekat, bisa jadi omongan Azmya benar kalau dia bisa saja mengirimkan mereka ke rumah sakit dalam keadaan luka parah.

Karena mereka hanya menjawab dengan diam. Dengan langkah sedikit tertatih Azmya menghampiri Jun yang terduduk sambil memegangi wajahnya yang babak belur. Kemudian dia menarik Jun supaya berdiri. Tapi Jun dengan cepat melepaskan tangannya. Dia melihat wajah Azmya yang terlihat cemas. Jun merasa malu, karena dia dipecundangi di depan seorang cewek. Apalagi di depan cewek yang dia ingin coba lindungi.

Malah kebalikannya, cewek itu yang melindunginya. Kemudian dia melihat lutut Azmya lecet dan berdarah. Jun merasa bersalah kemudian menarik tangan Azmya untuk pergi meninggalkan tempat itu. Azmya tanpa menolak membiarkan Jun menarik tangannya dan berjalan tergesa-gesa mengikuti langkah kaki Jun yang panjang dan cepat. Dia melihat wajah Jun yang lebam akibat dipukul Yan. Dalam hati Azmya mengutuk Yan yang sudah membuat wajah berharga Jun menjadi memar dan lebam.

Azmya tersenyum simpul karena tangannya dipegang Jun. Dia merasa cukup bahagia yang dirasakan saat ini. Seumur umur dia belum pernah berpegangan tangan dengan seorang laki-laki.

Tapi kali ini dia merasakan sesuatu yang meledak di dadanya. Seperti ada kembang api yang dinyalakan dari ujung kakinya dan pelan pelan kembang api itu meledak di dadanya.

Ternyata Azmya di bawa ke dalam studio musik yang letaknya tak jauh dari kelasnya. Kenapa Jun membawanya kesini. Jun menyuruh Azmya duduk di kursi. Azmya hanya menurut. Dia pun duduk di kursi. Berbagai macam hal yang berkecamuk muncul di benaknya.

Setelah dia duduk, Jun pun menghampiri sebuah loker tak jauh dari tempat dia duduk. Kemudian dia membuka loker itu dan tampak dia sedang mencari cari sesuatu. Tak lama kemudian dia kembali sambil membawa sebuah kotak. Ternyata itu adalah kotak P3k. Entah kenapa bisa ada kotak P3k di ruangan studio musik itu. Jun pun duduk berjongkok di hadapan Azmya, dia hendak mengobati luka di lutut Azmya. Dia membasahi sebuah kapas dengan cairan alcohol kemudian dia membersihkan luka dan darah Azmya dengan kapas itu. Azmya sedikit meringis

karena perih. Jun berhenti dan menoleh ke arahnya.

"Tahan sebentar, ini nggak bakal lama kok!"seru Jun sambil terus membersihkan luka Azmya. Setelah itu dia kemudian mengambil cutton bad dan memberinya obat merah dan mengoleskannya di lutut Azmya. Azmya pun membiarkan Jun mengobati lukanya.

"Jun, terima kasih, tapi muka kamu juga terluka, itu ada darah juga di situ!"seru Azmya melihat tetesan darah di sudut bibir Jun.

"Tak apa-apa, kalau cowok sudah biasa benyok, babak belur seperti ini,yang aneh kan cewek kayak loe kalo yang babak belur!"kata Jun sambil membereskan kotak P3k nya.

"Tunggu dulu!"pinta Azmya.

Kemudian dia merebut kotak P3k nya. Azmya pun mengambil cutton bad dan mengoleskannya dengan alcohol. Kemudian masih dalam keadaan duduk Azmya mengahadap Jun yang dalam masih keadaan berlutut di hadapannya. Dengan pelan-pelan dia mencoba membersihkan darah yang menetes dan luka di sudut bibir Jun. Jun pun meringis perih.

Saat itulah Azmya melihat lesung pipit Jun yang sampai saat ini dia ingin sekali melihatnya kali ini tampak jelasnya wajah Jun dengan lesung pipitnya yang indah membuatnya sedikit terpana dan terbawa suasana. Reflek Azmya meniupi luka di bibir Jun yang membuat Jun sedikit kaget dan tambah kikuk. Untuk beberapa saat kedua mata mereka bertemu dan saling tatap. Keduanya bersamaan pun tenggelam dengan perasaan dan pikiran yang campur aduk. Kemudian Jun yang pertama kali memalingkan mukanya dan mencoba mengendalikan rasa malunya.

"Sebaiknya kita cepat kembali ke kelas, sudah setengah jam yang lalu bel masuk bunyi!"sambung Jun.

Kemudian dia berdiri dan tanpa menunggu jawaban Azmya. Jun berjalan keluar duluan. Azmya ditinggalkannya begitu saja. Setelah Jun menjauh, Azmya membuang napasnya, sepertinya dari tadi dia menahan napas saat bertatapan dengan Jun.

Jantungnya berdetak cepat sekali. Azmya merasa kali ini dia tidak bisa lagimenyembunyikan perasaannya kepada Jun. Kenapa saat dia sedang berhadapan denganJun jantungnya seakan-akan sedang menari nari di dalam dadanya. Tapi sayang sekali mungkin Jun tidak menganggapnya sebagai cewek tulen.

Dia mungkin tadi melihat dia saat berkelahi dengan Yan cs. Pasti dia menilai dirinya cewek yang suka berantem , suka cari masalah, pokoknya kesan cewek yang tidak ada sama sekali sisi feminimnya. Kalau nggak gitu, dia nggak bakal ninggalin dia sendirian disini. Dan kalau Jun menyukainya, dia nggak mungkin menyia-nyiakan kesempatan ini. Secara disini tidak ada orang.

Tapi terlepas Jun suka atau tidak suka dengannya. Azmya hari ini cukup puas, karena dia bisa melihat sesuatu yang sejak kali pertama dengan Jun. Hari ini dia bisa melihat wajah berlesung pipit itu dari jarak yang sangat dekat. Dia tidak peduli dengan keadaan kakinya yang lecet dan terluka.

Dia tidak peduli resiko apa yang akan terjadi di hadapannya setelah kejadian perkelahian dirinya dengan Yan cs. Hariini sudah mengalami hal yang tak mungkin dia dapat lupakan karena dia dapati wajah teduh yang berlesung pipit yang menatapnya. Bahagianya sangat sederhana karena sebuah lesung pipi yang indah manis menghiasi wajah orang yang dia sukai. Beutiful dimple.