Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Choose Your Boy

biia
--
chs / week
--
NOT RATINGS
10.9k
Views
Synopsis
Gimana rasanya jadi jomblo bertahun tahun sekali pancing dapet empat? Kalau kalian jadi Lyanne.. pilih: tetangga dari orok, kating anggota BEM, teman kelas, atau mahasiswa fakultas bisnis yang konglomerat?
VIEW MORE

Chapter 1 - ONE

Lyanne Aurora Hadid. Ya, nama gadis penyandang gelar 'si biasa saja' di buku kelulusan sekolah menengah pertamanya. Awalnya ia mengganggap hal tersebut sebagai lelucon angkatan, namun ia perlahan menyadari kalau itu bukan lelucon; hidupnya benar benar terasa biasa saja semenjak sahabatnya melontarkan kalimat menampar,

 "kapan mau punya pacar sih Lyn? Jangan terlalu nyaman sama hidup yang biasa aja dong bentar lagi kita mau lulus nih, nyesel nanti nggak ada bahan cerita yang menarik buat diceritain ke anak cucu loh,"

Benar juga ya?  Pergi sekolah, belajar, istirahat, makan, belajar, dan pulang adalah kegiatan yang selalu diulang ulang, paling berkesan mungkin ketika ia bermain bersama sahabatnya. Tak ada pria yang mencoba mendekatinya—kecuali tetangga dari oroknya,

Jazziel Sungkar Albirru.

Teman pria yang paling susah diajak bicara baginya. Wajahnya yang kelewat manis tidak bisa disetarakan dengan perilakunya yang jauh dari kata manis. Jarang mengucapkan salam kalau mampir ke rumah Lyanne dengan maksud menitipkan perintilan Anna—tokoh princess favoritnya di kamar Lyanne dengan embel-embel "nyokap nggak suka gue beli yang kayak gini,"  sambil melempari susu rasa taro dan snack singkong.

Lyanne tentu pusing dengan perilaku kawan dari oroknya yang sedikit menyeleneh itu, tiap kali Lyanne mencoba menasehatinya, Jazziel selalu tidak mau menerima. "gue benci sama orang yang mindsetnya masih membedakan hal hal dari gender. Kolot lo."  walaupun tak dipungkiri kalau Lyanne sempat menyukainya, hanya sekadar suka, dan kemudian perasaan itu hilang ketika melihat Jazziel pulang menaiki motor vespa metiknya dengan perempuan cantik dibelakangnya. Hilang rasanya pun tanpa ada adengan menangis sehari semalam, benar benar biasa saja.

Setelahnya Lyanne tak bisa mewujudkan keinginan temannya untuk berpacaran saat SMA dan kembali pula ia menjadi penyandang gelar 'si biasa saja' di buku kelulusan SMA-nya.

di hari kelulusannya Lyanne tentu ingin kembali tampil biasa berkedok apa adanya, hanya saja bundanya dan teman temannya mendesak untuk membantu memilih kebaya yang cocok dan memanggilkan MUA di kotanya.

"Lyn sumpah ya, lo tuh nggak biasa aja percaya sama gue, lo cantik tapi tetep gue top globalnya sih. Sebelum ospek kuliah gue sama yang lain kerumah mau bantu rombak lo jadi the real princess Aurora!"  Carla yang berbicara diselingi makan dessert kelulusannya tampak sungguh sungguh.

Janji Carla benar ditepati, kini sahabatnya—Viona, Nanda, dan tentunya Carla, sudah berdiri dihadapan Lyanne yang dengan enggan membuka matanya karena masih terlalu pagi untuk bangun dihari libur.

"Bangun, mandi, ganti baju cepet, kita pergi belanja sekarang!" Berakhir dengan Lyanne yang bolak balik ruang pas dan ketiga sahabatnya berdebat masalah style yang cocok untuk Lyanne sampai menarik perhatian pengunjung lain.

Waktu menunjukan setengah delapan malam ketika mereka sampai  di kamar Lyanne, mereka tampak berbaring di kasur Lyanne setelah melempar asal paper bag hasil belanjaan untuk Lyanne—menggunakan debit Lynne tentunya.

"besok giliran ajarin skincare routine ya guys!" Viona berceloteh yang langsung dibantah Nanda, "make up dulu dong penting itu, kasian si Lilin liptint aja kagak paham!" Malam itu berakhir dengan mereka yang berdebat.

Masa  Ospek kuliah dilalui Lyanne dengan perasan berkecamuknya—gugup, canggung, malu, senang dan takut. Berkat pembelajaran dari sahabatnya, wajah yang dipoles ringan tampak lebih segar mulai meraih keberhasilan; banyak laki laki mulai dari anggota BEM sampai seangkatannya mencoba mendekatinya, tak terkecuali para perempuan. Dari belasan pria yang mendatangi, anggota BEM salah satunya yang menarik perhatiannya;

Mark Arkananta

Awalnya ketika para maba—mahasiswa baru kelelahan mengelilingi area kampus, tentunya Lyanne yang tak biasa berjogging mulai haus ketika melihat yang lain meneguk air botol masing masing dan hanya ia yang telah habis di tengah perjalanan, kini Lyanne hanya bisa menelan ludah. Kegiatan bodohnya terhenti ketika merasakan sesuatu menyentuh pipinya, "nih buat mengganti ion yang hilang."  Saat itu Lyanne bepikir:

pria jutek jauh lebih manis.

Selanjutnya kehidupan 'biasa saja' Lyanne kembali sebentar dan berubah lagi setelah ia bertemu pria teman sekelasnya yang selalu menebarkan senyuman;

Azema Malik Nugroho.

"Azema Malik Nugroho, kembaran Dilan. Panggil aja Jem," sambil senyum kelinci ia menyodorkan tangannya. Lyanne yang tampak kaget segera mencabut airpodnya waktu itu, "e-eh? oh iya hehe." sambil memasukan permen karetnya ke mulut, "namanya Lyanne Aurora Hadid ya?"  Sontak Lyanne kaget dengan wajah dongonya "loh kok tau?" Ia-Azema terkekeh dengan senyuman mautnya, "kata peramal kemarin," Lyanne berpikir sejenak, "nanya apa sampai nyebutin nama aku?" Azema terdiam dengan wajah manisnya.

"Habis nanya jodohku namanya siapa," Lyanne berusaha memecahkan kecanggungan,"bercandanya ya ampun haha, orang Bandung ya?"

sambil terus menampilkan senyum kelincinya, "ketebak banget ya, dasar cogan." Lyanne mulai merasa pria disampingnya sangat percaya diri—tapi Lyanne akui dia memang tampan,  

"bercandaan yang tadi dijadiin doa paling serius ya sama aku."

Ya ampun kuatkan hati Lyanne sekarang.

Jika ada jadwal senggang, Lyanne dan kedua saudara kembar--Chenle dan Cheara yang kini menjadi teman dekatnya selalu memilih diam di kantin kampus dan membeli jus jeruk bu Mita. saat itu, saat mereka bertiga sibuk menggosipi dosen killer yang tak sengaja ketahuan perang hebat dengan sang istri perihal selingkuh didepan parkiran dosen, perhatian Lyanne teralihkan keseorang pria yang selalu terdiam dipojok kantin dengan airpodnya yang juga menatap tajam Lyanne, Jeno namanya.

"Woi lyan! kenapa lo?" Chenle menjentikan jarinya didepan wajah Lyanne, "Ly lo pengen tau siapa cowok pojok sana ya?"  Cheara tersenyum jahat—jiwa lambe turahnya muncul, "lo tau perusahaan real estate MRVT Group? Dia ahli warisnya,"  tentu Lyanne dan Chenle kaget, tapi Lyanne makin kaget ketika Chenle berujar,

"saingan perusahaan kita dong?!"

Setelahnya Lyanne sadar ternyata mereka—Chenle Ciputranagara dan Cheara Ciputranagara yang selalu mengambil cemilan Lyanne adalah cucu termuda dari seorang pengusaha konglomerat nomor satu di bidang perusahaan Real Estate.

Astaga.

Minggu itu, Lyanne menunggu Viona dan Carla—tidak untuk Nanda karena ia kuliah di Yogyakarta- di Starbucks. Sambil  melihat snapgram orang, perhatiannya kini kembali teralihkan pada pria yang baru masuk dengan baju formalnya,

Jeno Alvino Tjandra.

Ia tampak kaget sedetik kemudian wajahnya kembali flat ketika seorang gadis cantik berhenti tepat dibelakangnya sambil terengah engah,

"Jen kamu kok kesini sih pembahasan pertu—

"gue belum bilang ya alasan gue nolak acara kolot ini?" hampir semua orang yang ada disana memilih terdiam. Mereka seakan tokoh utama di acara pementasan. Jantung Lyanne perlahan tak karuan ketika Jeno berjalan tegap dan meraihi lengannya "gue udah punya pacar." tegasnya sambil menarik Lyanne keluar.

sesampai di basement mobil, Jeno menyuruh Lyanne untuk masuk kedalam mobil Audi R8 hitamnya,"sorry gue bawa bawa lo," sambil membuka dompet dan memberikan Lyanne cek kosong,"isi yang berapa lo mau sebagai permintaan makasih gue," Lyanne hanya terdiam menatap tak percaya cek kosong yang kini jadi miliknya, "lo satu kampus sama gue kan?" Lyanne mengangguk cepat, 

"lo ada janjian di sini?" Lyanne tersadarkan dan segera mengecek pesan dari kedua temannya yang mengatakan mereka hampir sampai,

"suruh mereka ke starbucks Senayan, gue tanggung biaya pergi sama starbucksnya."

Apa orang kaya semudah itu untuk berucap?

Mendapatkan pesan untuk berpindah tempat tentu membuat Carla dan Viona kaget. Dan tentunya semakin kaget ketika melihat Lyanne tak sendirian disana.

Lo hutang penjelasan sama kita lyn! tapi alhamdulillah lo udh dapet gaetan, ganteng pula! satu Kampus sama kita ya? aduh gemas perjuangan kita nggak sia sia!

Kurang lebih itu tatapan yang dilontarkan Carla dan Viona.

besoknya—tepatnya hari ini, jadwal kuliah yang padat dan di isi dosen killer membuatnya ingin segera pulang karena otaknya terasa sakit, tapi..

ting..ting..ting..ting..

Line | Azemaa.

•km dimana? udah turun ya? mau pulang bareng ga?

Line | Cung🌚

•lo udah balik? gue tunggu di parkiran. skrng.

Line | Mark Ar.

•Kamu kan yang waktu itu ilang cincin? 

•sent photo.

•ditunggu di  gedung FH y

Line | Jen.

•orang tua gue lagi cari identitas lo. Gue mau ngomong.

•lo dmn?

Otak Lyanne semakin sakit melihat notif di layar handphonenya, tremor menjalar dikedua tangannya balas yang mana dulu gusti  batinnya.

Ya tuhan, kenapa harus jomblo bertahun tahun sekali pancing dapat empat?

kenapa nggak dicicil aja ya gusti :(

TBC💫

Cerita pertama di web novel yeay!

Bantu support cerita ini yu dan jangan lupa share ke teman ya!