Chereads / Legacy Falls / Chapter 73 - Great War Arc - Chartaphilus

Chapter 73 - Great War Arc - Chartaphilus

(POV Antara)

"Tidur mu nyenyak pangeran?," Ucap Marco yang sedang duduk di dekat jendela.

Aku bangun dan melihat sekitar. Sial, bisa-bisanya aku dibuat pingsan oleh Lana—Ah tidak, maksudku Allain.

"Marco bukannya kau sudah dimakan oleh Kirin?".

"Jahatnya. Aku adalah ular jadi aku tidak bisa mati semudah itu."

Ular katanya… aku memiliki banyak sekali pertanyaan sekarang tapi ada yang harus aku pastikan.

….

"Marco, dimana para Earthmate?".

"Sedang bekumpul di kuil. Mereka sedang mengadakan rapat penting."

Rapat kah? Rapat tanpa diriku itu rasanya aku bukan bagian dari Earthmate. Mah, aku juga tidak tahu apa diriku sebenarnya. Manusia? Mutan? Atau orang yang dipilih oleh dewa mata angin Earthmate? Tidak ada satupun yang dapat kupastikan, tapi ada satu yang aku yakini yaitu… yaitu.…

"Kau adalah manusia, Antara," Ucap Marco dan dia tersenyum kepadaku.

"Apa kau—".

"Mungkin apa yang terjadi sekarang ini terjadi secara tiba-tiba namun ketika kau melihat kebenarannya baru kau bisa mengerti. Kau adalah manusia. Manusia yang disayangi dan dibenci oleh ufuk."

Marco berdiri dan dia memegang pundak ku. "Cepat pergi ke kuil, mereka menunggumu."

Manusia yang disayangi dan dibenci oleh ufuk? Apa maksudnya. Mah itu tidak penting sekarang, kata-katanya yang menyebut kalau aku adalah manusia sudah membuatku bahagia.

Pedang disita, kekuatan Laskara diambil oleh Allain, dan sekarang hanya kekuatan Byakko saja yang bisa kuandalkan.

***

Aku memasuki kuil dan melihat Sieg, Iffy, Phonse yang berdiri di altar mereka masing-masing. Kirin juga berdiri ditengah-tengah altar sebagai pemimpin Earthmate. Aku berjalan menuju altar ku dan kekuatan Byakko langsung mengisi tubuhku. Memang altar ini bisa membuat kekuatan Earthmate terisi kembali.

"Baiklah kita semua berkumpul. Sekarang mari kita mulai Festival Berkah nya!".

Api putih muncul melingkari altar Byakko, api biru melingkari altar Genbu, api hijau melingkari altar Seiryu, dan api merah melingkari altar Suzaku.

"Loh, katanya mau rapat penting?," tanyaku.

"Sudah selesai. Dan hasilnya adalah Festival Berkah."

Sebelum aku pulang latihan di Agartha, aku diberi tahu oleh Iffy jika ada sebuah Festival yang membuat para Dewa Mata Angin berevolusi menjadi Dewa Penguasa Element dan Festival itu disebut Festival Berkah. Sesuai dengan namanya, para Dewa Mata Angin mendapatkan berkah dari ras yang mereka pimpin. Seperti Byakko yang menjadi dewa para ras Cindaku dan Byakko akan mendapatkan berkah dari ras Cindaku.

"Perang akan terjadi sebentar lagi. Para Earthmate! Gunakan berkah yang kalian dapatkan dari mahluk yang kalian cintai!," Ucap Kirin dengan suara yang sangat bijaksana.

Api putih yang melingkari altar Byakko tiba-tiba terserap kedalam tubuhku. Aku langsung merasakan kekuatan yang sangat dahsyat saat api itu masuk kedalam tubuhku.

(Aku Dewa Penguasa Element Petir Raijin akan memberikan semua kekuatanku kepada dirimu, Earthmate paling baik Antara Adagium.)

Saat menjadi Dewa Penguasa Element Petir, Byakko akan berubah menjadi Raijin. Dia bukan lagi harimau putih, melainkan Dewa Petir yang sangat mengerikan.

Dengan berevolusi Byakko menjadi Raijin, aku juga mendapatkan Armor khusus bernama 'Raiga' dan Pedang khusus bernama 'Thanher'.

Lalu Dewa Mata Angin lainnya juga ikut berubah. Suzaku berubah menjadi Dewa Penguasa Element Api Hephaestus, Seiryu berubah menjadi Dewa Penguasa Element Angin Enlil, dan Genbu berubah menjadi Dewa Penguasa Element Air Okeanos.

Setelah berevolusi, kami diperintahkan untuk istirahat dan mengumpulkan banyak Element sekitar sebelum pergi ke medan perang. Menurut informasi yang disampaikan oleh Marco yang pergi ke permukaan, para mutan mulai menginvasi benua Eropa dan Amerika. Negara-negara adidaya dikedua benua itu hampir dikuasai oleh para mutan yang dipimpin oleh mutan Rook dan Bishop.

Para mutan sedang menginvasi negara-negara yang memiliki kekuatan militer paling kuat, namun menurut informasi dari Marco para mutan tidak dibantu oleh anggota Baratayudha. Bahkan pasukan Baratayudha keberadaan tidak diketahui sekarang ini.

Saat ini aku sedang bersama Marco didepan kuil sambil memandangi api unggun.

"Marco bagaimana dengan Chimera yang dibuat aliansi Dystopia?," Tanyaku.

"Itu juga keanehannya. Para Chimera juga tidak ada dalam invasi besar-besaran itu."

Semua ini semakin membuatku penasaran. Aku yakin jika Chimera adalah senjata terkuat para aliansi Dystopia. Tunggu, mungkin saja yang bisa mengendalikan para Chimera hanyalah orang-orang Baratayudha karena para mutan tidak memiliki kecerdasan yang tinggi untuk mengendalikan mahluk mengerikan itu.

Tidak, tidak! Ada mutan kelas S yang memiliki kepintaran yang melebihi manusia karena itu tidak mungkin jika mutan tidak bisa mengendalikan Chimera.

"Marco bukankah kau adalah pemimpin Baratayudha?," Tanyaku.

"Itu semua cuman sandiwara. Aku menggunakan kekuatanku untuk mengubah penampilan ku menjadi salah satu pemimpin Baratayudha agar aku bisa mengorek satu-dua informasi di Baratayudha."

"Sebentar, kalau begitu penampilan mu sekarang ini penampilan salah satu pemimpin Baratayudha?!!".

Marco tertawa keras lalu dia menepuk-nepuk pundakku. "Ini adalah wujudku yang sebenarnya. Gimana? Ganteng kan?".

Ada yang janggal.

"Kalau ini wujudmu yang sebenarnya, kenapa GARUDA menangkapmu dan menuduhku sebagai pengkhianat?".

"Itu semua rencana Kario."

PANTAS SAJA ADA YANG JANGGAL! DASAR ORANG TUA ITU ADA-ADA SAJA BIKIN SUSAH ORANG LAIN.

"Jadi apa sebenarnya rencana paman Kario?".

Marco menceritakan semua rencana paman Kario dari awal sampai akhir. Keberangkatan ku ke Kediri itu juga rencana paman Kario agar aku bertemu dengan Marco dan pergi ke Agartha agar bisa bertemu dengan Earthmate. Bahkan paman Kario tau tentang Earthmate… SEMUA INI TERJADI SECARA TIBA-TIBA!! ARGH KEPALAKU!!!

"Sekarang kau bisa menanyakan hal yang menjanggal dihati mu Antara."

Marco mengambil ranting kayu yang dia kumpulkan tadi dan melempar ranting itu ke api unggun agar apinya dapat bertahan lama.

"Siapa sebenarnya dirimu Marco?".

Marco tersenyum. "Aku adalah ular yang mengamati dunia dan alam semesta. Namaku Ophiuchus, salam kenal ya Chartaphilus."

Nama itu lagi. "Lalu apa itu Chartaphilus?".

Marco melihat kearah ku. "Heh? Kau tidak tertarik dengan ku? Aku ini bukan manusia loh! Seharusnya kau kaget atau menjauhiku!".

Wah menyebalkan, dia adalah tipe om-om yang pengen dapat perhatian dari anak muda. "Sudahlah jawab saja apa itu Chartaphilus."

Marco terlihat murung. Dia memainkan arang yang ada diapi unggun. "Dingin, Antara kamu dingin banget."

Bukannya dingin sih, yah memang agak mengejutkan jika dia bukan manusia. Hari ini sudah banyak kejadian yang terjadi secara tiba-tiba jadi kalau ada hal yang sama jadi biasa saja.

"Baiklah akan ku beritahu apa itu Chartaphilus. Tapi berjanjilah Antara, setelah mendengar penjelasan ku kau harus mengikuti apa yang aku katakan."

Wajah Marco menunjukkan keseriusan. "Baiklah."

Lalu Marco menjelaskan ku semua tentang Chartaphilus.

Chartaphilus adalah nama seorang raja yang hidup di jaman dimana perbudakan masih berlaku. Raja Chartaphilus memerintah negara kecil bernama Illhabab yang berada ditengah-tengah benua Asia dan Afrika. Raja Chartaphilus terkenal dengan kekejamannya dan dia tidak segan membunuh orang yang menentangnya. Karena kekejaman nya Raja Chartaphilus sangat ditakuti oleh rakyatnya dan tidak ada satupun yang mengeluh akan kepemerintahan Raja Chartaphilus. Walaupun kejam dan tak punya hati, Raja Chartaphilus sangat mencintai rakyatnya. Dia tidak pernah menerapkan pajak yang tinggi kepada rakyatnya dan dia selalu membagikan hasil bumi kepada rakyatnya setiap bulan. Negara Illhabab menjadi negara yang makmur dibawah kepemerintahan Raja Chartaphilus.

Namun kemakmuran negara Illhabab itu terganggu saat seorang dari negara Persia membunuh anak Raja Chartaphilus. Melihat anaknya terbunuh, Raja Chartaphilus murka dan mendeklarasikan perang kepada negara Persia. Rakyatnya juga ikut murka dan mendukung penuh perang ini. Hasilnya Illhabab menang dan berhasil mengglengser kan tahta Raja Persia yang ternyata dia adalah orang yang membunuh anak Raja Chartaphilus.

Setelah perang berakhir, Raja Chartaphilus menjadi aneh dan sifat kejam nya semakin parah. Setiap hari dia meminta tentara kerajaan membawakan satu budak lalu membunuhnya. Saat ditanya penasehatnya kenapa dia melakukan hal kejam seperti itu, Raja Chartaphilus menjawab "Aku bosan. Karena bosan biarkan aku membunuh budak daripada aku mendeklarasikan perang kepada negara lain". Penasehatnya tidak bisa berkata apa-apa dan membiarkan kebiasaan Raja Chartaphilus yang mengerikan ini.

Hari demi hari banyak budak yang dia bunuh sampai dia berhenti membunuh budak karena rakyatnya mengetahui perbuatannya. Namun setelah dia berhenti melakukan perbuatan keji itu, Raja Chartaphilus malah mendeklarasikan perang kepada negara lain. Di setiap peperang, Raja Chartaphilus langsung terjun ke medan perang membunuh semua tentara musuh dengan mudahnya. Raja Chartaphilus sudah menjadi orang yang haus akan darah. Dia sudah dikenal sebagai "Black King" oleh semua orang di dunia karena kengeriannya.

Kisah haus darah Raja Chartaphilus berakhir saat dia bertemu dengan orang-orang yang dipilih oleh para dewa. Benar, Raja Chartaphilus bertemu dengan Earthmate generasi pertama. Tugas Earthmate saat itu adalah menghukum Raja Chartaphilus atas pertumpahan darah yang dia buat. Earthmate telah memberi peringatan kepada Raja Chartaphilus agar sadar dan menghentikan peperangan yang dia buat dimana-mana. Namun Raja Chartaphilus tidak mendengarkan dan dia menyerang Earthmate bersama pasukannya.

Sayangnya perlawanan Raja Chartaphilus sia-sia, pasukannya habis dibunuh oleh Earthmate dan dia sudah terluka parah. Karena perbuatannya yang merusak kedamaian dunia, Earthmate memutuskan untuk mengutuk Raja Chartaphilus. Kutukan itu adalah kutukan keabadian yang tidak akan hilang jika dia tidak berhasil menemukan perdamaian di dunia. Awalnya Raja Chartaphilus senang atas kutukan keabadian yang dia dapat, namun lama kelamaan dia merasakan keanehan ditubuhnya. Dia tidak bisa merasakan rasa makanan, tubuhnya akan terasa sangat sakit jika disentuh orang lain, dan dia dihantu-hantui oleh jiwa yang dia bunuh. Raja Chartaphilus merasa jika kutukannya akan hilang jika dia berbuat baik kepada rakyatnya dan dia memutuskan untuk kembali ke negaranya, Illhabab. Namun kenyataan pahit menerpanya, negara yang dia cintai hancur lebur oleh pasukan kekaisaran Romawi.

Raja Chartaphilus menyesal atas perbuatannya dan dia memutuskan untuk berkeliling dunia untuk mencari kedamaian di dunia agar kutukannya diangkat oleh Earthmate.

"Jadi… identitas asliku adalah Raja Chartaphilus?," Tanyaku kepada Marco.

"Setengah benar dan setengah salah," balas Marco.

Marco mengambil ikan yang dia pancing tadi dan membakarnya di api unggun.

"Maksudnya?".

Marco menuangkan teh hijau yang dia buat sebelum kesini. "Chartaphilus memang dikutuk menjadi abadi namun kutukan itu bisa dipindahkan kepada orang lain."

"Jangan bilang kalau ada yang memindahkan kutukan Chartaphilus kepadaku?!".

"Benar. Raja Chartaphilus memindahkan kutukannya kepada seseorang yang mengerti kondisinya. Setelah memindahkan kutukannya, Raja Chartaphilus meninggal dan penerus Raja Chartaphilus terus menerus meneruskan kutukannya kepada seseorang yang dianggap pantas memiliki kutukan itu," ucap Marco lalu dia memakan ikan yang dia bakar.

Lalu Raijin meneruskan ucapan Marco tadi.

Raijin menjelaskan kalau kutukan Chartaphilus malah menjadi kekuatan misterius yang penuh kebaikan dan kebijaksanaan. Kata Raijin aku adalah Chartaphilus generasi 5 dan kekuatan Chartaphilus dari pendahuluku telah menjalar keseluruh tubuhku. Keabadian Chartaphilus tetap ada tapi bisikan jiwa yang mati, menghilang rasa makanan, dan rasa sakit jika disentuh sudah hilang akibat dari pendahulu Chartaphilus yang berbuat kebaikan.

Raijin mengatakan kalau kutukan Chartaphilus sudah menjadi berkah. Namun Raijin mengatakan kalau kutukan Chartaphilus harus cepat diakhiri karena keabadian adalah sesuatu yang mengerikan.

Pantas saja aku masih selamat setelah menggunakan kekuatan Detonate waktu di desa Kerinci karena aku abadi. (Chapter 25 >_<)

"Sudah puas mendengar Chartaphilus?," Tanya Marco.

"Untuk sekarang iya. Pertanyaan yang lain juga masih ada tapi… aku harus memastikan terlebih dahulu sebelum mengetahui kebenarannya," balasku.

Lalu aku dan Marco kembali ke desa penampungan mutan yang kembali jadi manusia dan beristirahat sebelum berangkat besok ke medan perang.

***

Pagi menjelang, matahari pagi menyinari wajahku dan aku bangun dalam kondisi fit.

Setelah bangun tidur aku langsung pergi ke sungai dan mencuci mukaku. Sehari disini tidak berarti di permukaan karena satu bulan disini baru berarti.

"Antara, apa kabar."

Tiba-tiba aku mendengar suara dari arah belakang yang tidak asing ditelinga ku. Aku mengerikan wajahku yang basah dan melihat kearah belakang.

"Paman… Kario?…."

___

to be continued-